5. Pesta Kecil

149 23 0
                                    

Kini, Rindou mengajak dua budak yang bersamanya memasuki kota dengan menyembunyikan identitas mereka berdua menggunakan jubah yang ia pakai dan Adiknya mengenakan mantel milik Rindou sehingga mereka berdua tidak terlalu menarik perhatian.

Karena acaranya sebentar lagi akan dimulai. Rindou menyuruh dua budak yang ikut bersamanya untuk memilih baju sesuai dengan selera mereka yang disukai.

Setelah cukup lama menunggu. Sang Kakak mengenakan gaun putih dan sang Adik pun mengenakan gaun yang sama seperti sang Kakak. Mereka berdua memperlihatkannya kepada Rindou yang tengah makan buah apel.

   “Selera kalian bagus juga. Kakak beradik kembar yang cantik.”

Ucap Rindou seraya melihat penampilan mereka berdua. Sang Adik malu sedangkan sang Kakak mulai membanggakan dirinya. Setelah itu, Rindou meminta izin kepada pemilik toko pakaian agar mereka berdua diizinkan untuk menggunakan kamar mandi.

Sebagai tambahan, Rindou menghabiskan seluruh uang yang ia miliki. Uang bukan masalah baginya, karena di dunia ini uang didapat dengan berbagai cara yang penting ada jalan.

Sebelum mereka berdua pergi, Rindou menanyakan nama mereka berdua agar mudah dipanggil.

   “Namaku Fiona, sedangkan Adikku Maron. Ngomong-ngomong, siapa namamu?”

Tanya Fiona kepada Rindou, ia pun memberitahukan namanya kepada mereka berdua. Rindou memikirkan wajah mereka, namun ia bingung karena mereka berdua benar-benar mirip.

   “Aku tidak bisa membedakan kalian berdua, mana yang Kakak mana yang Adik. Coba kalian ubah gaya rambut, jika digerai maka kalian amat kembar.”

Ucap Rindou seraya menunjuk Fiona lalu Maron. Fiona dan Maron saling bertatapan, sang Kakak merubah gaya rambutnya dengan cara rambut yang digerai di kedepankan. Sedangkan sang Adik, ia mengubah sedikit gaya rambutnya dengan cara mengikatnya dengan gaya pony tail.

   “Bagaimana? Dengan ini kau bisa mengenali kami?”

   “Lumayan, cepatlah mandi. Bau kalian tidak sedap.”

Ucapan Rindou yang pedas membuat Fiona marah, ia berbalik badan lalu menarik lengan Maron yang akan membungkuk kepada Rindou.

Tugas Rindou memang membuat kekacauan dan mengalahkan Pahlawan. Tetapi akan percuma jika Pahlawan dan para Pemimpinnya ampas seperti game gacha yang ia mainkan. Karena itu, ia berniat memusnahkan para hama penindas yang lemah.

Beberapa menit berlalu, Rindou yang tengah bersantai seraya ingin merokok dikejutkan oleh kehadiran Fiona dan Maron yang baru saja selesai mandi. Mereka berdua tidak seperti budak lagi, namun mereka seperti anak bangsawan yang amat cantik.

   “Aku tidak akan menanyakan kalian kenapa kalian menjadi budak. Tetapi ... hari ini adalah hari terakhir kalian menjadi budak. Ikuti aku.”

Ucap Rindou seraya menyuruh mereka mengikutinya. Di setiap jalan, Rindou selalu dilirik karena diikuti oleh dua perempuan cantik kembar yang membuat para pria iri akan kehadirannya.

Sesampainya, Rindou sampai di tempat pelelangan yang cukup tersembunyi. Di depannya memang seperti rumah biasa, namun terdapat penjaga bertubuh besar yang menjagai pintu depan.

Rindou memperkenalkan bahwa salah satu dari mereka merupakan budak yang akan dijual. Penjaga tersebut mengerti lalu menyuruh Rindou untuk masuk ke dalam untuk melihat hasilnya, ia pergi bersama dengan Maron ke dalam.

Mereka berdua berjalan di lorong yang agak gelap. Membuka pintu pintu yang didorong, terdapat banyak orang yang sudah berkumpul dengan banyak perhiasan maupun gaya bangsawan yang memenuhi ruangan besar ini.

The Cursed One: CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang