14. Bayangan Mengintai

114 20 0
                                    

Rindou berdiri seraya memegang peta kecil di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang serpihan batu bersinar sebagai penerangan. Peta yang didapat dari bangsawan yang akan ia bunuh sangat berguna, letak tempat tinggal serta nama bangsawan itu sudah tertata.

Jika Rindou menyebut salah satu nama dari para bangsawan yang ada di Kota Yuvin. Gambar peta hilang dengan sekejap namun digantikan dengan informasi mengenai bangsawan tersebut serta letak di mana pusaka keluarga disembunyikan.

   “Terdapat tujuh bangsawan di Kota Yuvin ini, berarti sisanya enam karena pengecualian untuk Pak Tua gemuk berotot yang memberiku peta ini.”

Setelah Rindou memutuskan salah satu targetnya yang tidak jauh dari posisinya saat ini. Wujudnya masih berupa Werewolf, malam masih panjang dan Rindou berniat untuk melakukan semuanya sekaligus dalam semalam.

Sesampainya di pekarangan rumah mewah target Rindou selanjutnya, peta yang dibawa olehnya menunjukkan letak kamar bangsawan tersebut tinggal. Rindou hanya harus melompat beberapa kali hingga sampai di lantai tiga, ia memasuki sebuah ruangan dengan cara mengukir kaca menggunakan cakarnya yang tajam lalu membuka kenop kunci jendela amat mudah.

Rindou mengatur napas terus menerus seraya hawa keberadaannya diperlemah dan langkah kakinya diperlambat. Menghampiri seorang bangsawan laki-laki yang tengah tidur dengan istrinya, Rindou membunuh mereka berdua dengan sekejap tanpa berlama-lama.

Cakarnya mengenai sesuatu ketika menyayat urat nadi serta arteri di leher. Tidak sengaja ia mencakar sebuah kunci yang dikalungkan di lehernya, Rindou mengecek petanya untuk mencari pusaka keluarga milik bangsawan di tempat ini.

Karena kunci tersebut mencurigakan, Rindou membawanya seraya pergi menuju letak peta yang merupakan ruangan kerja yang dipenuhi oleh buku-buku. Di sebuah rak buku, Rindou menyadari keganjilannya berupa dua buku yang menyembul keluar dari barisan yang rapi.

Ia pun membenarkan posisinya, dalam beberapa terdapat sesuatu yang bergerak di sekitarnya. Rindou berbalik badan lalu dikejutkan oleh tembok yang tiba-tiba munculnya sebuah peti dari dalam tembok yang tadi seharusnya rata.

Rindou mengambil peti tersebut dan mencocokkan kunci yang dibawa olehnya. Memang benar, kunci tersebut cocok dan peti yang disembunyikan dapat dibuka dengan mudahnya.

Rindou tidak mengerti dengan isi peti tersebut, terdapat jantung manusia yang masih berdetak layaknya jantung tersebut berfungsi meskipun ada di luar tubuh manusia. Karena jantung tersebut merupakan salah satu dari pusaka keluarga, maka Rindou mau tidak mau membawa jantung tersebut seraya pergi dari rumah ini kemudian pergi ke penginapan untuk menyimpan jantung yang dibawa olehnya.

   “Target kedua ... Keluarga Juvnis, jaraknya ... tidak terlalu jauh.”

Rindou memasukkan peta tersebut ke dalam saku celananya, ia melewati jalanan sepi karena tempat tinggal Keluarga Juvnis memiliki lahan yang besar hingga rumah para penduduk pun tergusur.

Menaiki pagar tinggi menggunakan cakar-cakarnya dengan cepat lalu melihat keadaannya terlebih dahulu. Rindou mengecek lagi kamar Juvnis, ia harus memutar terlebih dahulu karena ruangannya berada di lantai satu berbeda dengan yang lainnya di lantai paling tinggi.

Mengendap-endap di balik bayangan, Rindou mencium bau daging yang baru saja masak dengan cara dibakar. Mengintip melalui sela-sela cela, tidak ada penjagaan sama sekali dan Juvnis hanya seorang diri menikmati daging bakar ditemani dengan anggur merah.

Agar lebih cepat, Rindou mengecek terlebih dahulu di mana letak harta Keluarga Juvnis yang tersimpan. Ketika ia mengecek lagi, tidak salah lagi benda tersebut tepat di bawahnya ia berdiri saat ini dengan kata lain terkubur dalam tanah.

The Cursed One: CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang