“Woi goblok! Bantu!”
Seorang pemuda pemegang pedang yang berhadapan dengan goblin dilengkapi dengan belati. Dia kesulitan hanya membunuh satu goblin saja, apalagi tersisa empat lagi yang dia hadapi.
Satu party petualang pemula ini tidak tahu betapa menakutkannya para goblin. Bagi pemula mungkin apa yang dipikirkan oleh mereka adalah membunuh goblin yang lemah dari mereka pastinya gampang, namun beda lagi jika diri sendiri dibutakan oleh pemikiran seperti itu.
“Ma-maaf!”
Seorang penyihir perempuan yang berada di garis belakang menyerang dengan sihir bola api dan diluncurkan ke satu goblin yang dihadapi. Namun serangannya tidak terlalu kuat dan hanya membakar sebagian tangan goblin tersebut.
Mereka berniat kabur, namun seorang pemuda lainnya yang menjadi tank terluka cukup parah dan dia tengah disembuhkan oleh healer di garis belakang.
“Sialan, mereka tidak berguna sama sekali.”
Pikir pemuda yang tengah menghalau beberapa goblin. Dia bersusah payah mengarahkan pedangnya agar para goblin takut, namun ia juga takut jika saja ia mati konyol oleh goblin yang dianggapnya lemah.
Terdapat dua manusia, yang satunya perempuan dan yang satunya lagi laki-laki. Mereka berdua kembali dari hutan seraya merasa kecewa akan suatu hal, apalagi yang laki-laki tengah memikirkan sesuatu dengan dalam.
“Dua orang itu sepertinya kuat apalagi datang dari arah hutan.”
Pikir pemuda pemegang pedang ini, ia pun berteriak meminta tolong kepada dua orang yang datang dari arah hutan hingga para goblin langsung menoleh ke belakang dan menyadari dua sosok manusia menghampiri mereka.
“Rindou, sepertinya mereka kesulitan melawan beberapa goblin itu. Aku akan membantunya.”
“Goblin?”
Tanya Rindou seraya melihat sosok kerdil berwarna hijau dengan persenjataan yang dapat membunuh manusia dengan mudah. Rindou membuang napasnya, ia menghentikan Liese yang tengah merapal sihir dan ia menyuruh Liese untuk diam dan melihat saja.
Rindou berjalan dengan santainya, para goblin kini terfokus kepada sosok yang berjalan menghampiri mereka. Mereka semua mengangkat senjata mereka, kini satu orang melawan beberapa goblin.
“Berlutut.”
Hanya dengan ucapan itu, para goblin terlibat ketakutan dan mereka langsung menuruti perkataan Rindou. Setelah itu, Rindou memerintahkan mereka untuk pergi dari sini sebelum terbunuh olehnya.
Party yang melihat kejadian tadi terbingungkan, mereka pikir Rindou dapat mengendalikan goblin dan derajat Rindou langsung naik drastis. Liese tahu kenapa Rindou dapat memerintah para goblin, karena dia adalah utusan Raja Iblis yang dipanggil dari dunia lain maka sisa aura dan keberadaan Raja Iblis tertinggal di tubuh Rindou.
Bisa dibilang, Rindou saat ini adalah bayangan dari Raja Iblis sendiri.
Setelah itu, Rindou memanggil Liese lalu mereka pergi menuju arah di mana Kota Benteng Yuvin berada. Mereka pergi begitu saja, party pemula tadi berterima kasih kepada Rindou meskipun dia menghiraukannya.
“Kau dapat mengendalikan para goblin. Bukankah kekuatanmu meningkat?”
“Entahlah, kekuatanku yang sebenarnya masih belum kuketahui. Lagipula Raja Iblis lenyap begitu saja setelah memanggilku.”
“Mungkin ada penyebabnya, sebelum kau dipanggil ke dunia ini apa yang kau lakukan di dunia yang sebelumnya?”
“Dunia sebelumnya? Saat itu aku sedang di kamar lalu melepas bajuku. Sebelum mandi, aku berniat untuk push up beberapa dan tiba-tiba saja aku pindah tempat yang berupa gua. Saat pertama kali itu sulit, datang ke dunia ini hanya dengan celana hitam tanpa pakaian sama sekali memang mengesankan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed One: Companion
FantasyPemuda yang dipanggil oleh Raja Iblis untuk memenuhi ambisinya yang pupus. Pemuda yang menerima ambisinya, diberi perintah untuk membawa kekacauan dan menghancurkan para Pahlawan. Dunia permulaan yang baru baginya, namun kehidupan yang ia miliki tid...