Yoongi being Himself

2K 245 7
                                    

Usai bekerja pada senja yang mulai beranjak memperlihatkan bintang dilangit yang mulai menggelap. Jungkook menghempaskan tubuhnya begitu saja disofa ruang tamu. Rumah yang dia tempati kecil jadi dia tidak punya tempat lain untuk beristirahat selain disofa tersebut dan kasur kamarnya.

Sedang nikmat-nikmatnya mengistirahatkan punggung lelahnya, Jungkook dikejutkan oleh kedatangan kakaknya Yoongi yang membawa barang belanjaan. Jungkook maau tidak mau harua mendekat padanya dan memperhatikan dengan baik raut wajah sampai dengan penampilan Yoong. Tak ada yang aneh kecuali tali sepatu yang tak terikat.

Jungkook tidak kesal. Dia justru memeluk kakaknya dan mengambil lengan Yoongi untuk dia tarik agar kakaknya itu bisa duduk disofa. Si sulung tentu hanya bisa diam dan terus memperhatikan adiknya yang sedang melepas sepatunya dan meletakan dirak sepatu selanjutnya Jungkook membawa barang belanjaan untuk dia bawa dalam kulkas dan kembali pada Yoongi untuk menggantungkan jaket kakaknya ke kamar.

"Dari mana saja tadi Kak?" tanya Jungkook setelah selesai melakukan semua tugasnya.

"Hanya belanja" jawab Yoongi sambil mengusap puncak kepala Jungkook.

"Malam ini kita mau makan apa Kak?"

Yoongi sedikit berfikir untuk menjawab pertanyaan Jungkook. "Hotdog yuk, Dek"

"Terus belanjaan kakak?"

Yoongi menggeleng dan kembali mengusap puncak kepala Jungkook. "Besok saja biar kakak siapkan sarapan untukmu. Lebih baik sekarang kau mandi dan jangan lupa bawa obatmu"

Lelah dan letih yang dirasa Jungkook sebelummya langsung hilang begitu mendengar ajakan kakaknya untuk pergi keluar. Baginya tak masalah jika uang tabungannya habis, Jungkook bisa mencarinya lagi tapi kebersamaan dengan Yoongi tak ingim dia lewatkan. Apalagi suatu saat kakaknya akan melupakannya jadi Jungkook harus membuat banyak momen bahagia bersama Jungkook.

Yoongi dan Jungkook pergi ke kamar masing-masing dan bersiap keluar. Walaupun cuma makan hotdog berdua dan dengan makanan sederhana serta murah mereka tetap menikmatinya.

Setengah jam kemudian Jungkook mengetuk pintu kamar Yoongi. Pada ketukan kedua dia urung melanjutkan karena mendengar suara orang memasak. Tentu saja itu kakaknya, yang ada di rumah ini.

Jungkook berdiri mematung melihat kakaknya yang justru tersenyum sambil memasak bahan makanana yang sudah dia iris dan tinggal dimatangkan saja.

Alzheimer hanya bisa dikendalikan saja, Nak. Jika penderita tidak bisa mengendalikannya maka keluarga yang harus melawannya. Ini tidak seperti penyakit kronis yanf bida dioperasi dan memiliki obat penyembuh. Alzheimer semacam penyakit saraf yang sayangnya kakakmu teramat muda untuk mengidapnya.

Jungkook menjatuhkan satu tetes air mata dari salah sudut mata kanannya saat mengingat lagi ucapan Dokter Ahli yang menangani kakaknya. Cepat-cepat Jungkook mengusap air mata itu kasar dan menghela nafas agar bisa mengatur ekspresi wajahnya. Jungkook tak ingin kakaknya mengira ada yang salah.

Sebagaimana untuk melawan lupa, sering-seringlah mengajak kakakmu untuk mengingat masa lalu atau kenangan bahagia kalian. Saya yakin kakakmu juga akan berusaha mengingat siapa dirinya saat dia lupa. Jangan kesal atau marah saat dia sedang mempermainkanmu.

Sekali lagi Jungkook menghela nafasnya. Pada helaan keduanya Yoongi menolehkan kepala untuk memperhatikan adiknya.

"Kau baru pulang, Jungkook? Kenapa terlambat sekali? Apa kau lembur lagi?"

"E-iya Kak" Jungkook belum selesai menyiapkan raut wajah baik-baik saja dan harus dikagetkan karena Yoongi yang memanggilnya.

"Kakak baru saja memasak makan malam, kakak tertidur tadi. Maaf ya.."

Jungkook melepas tas selempang kecil dari bahu kirinya yang awalnya akan menjadi tentengan untuk dia pergi bersama Yoongi malam ini.

"Aku tau masakan kakak selalu enak. Aku bebersih dulu ya kak"

Tanpa menunggu lagi Jungkook melangkah ke kamar untuk ganti baju yang lebih santai dan pantas untuk dipakai di rumah. Tak apa tidak jadi pergi malam ini yang penting kakaknya tidak jauh-jauh darinya.

Tidak sampai sepuluh menit Jungkook menuju dapur dengan kaos putih dan celana biru panjangnya. Lalu tanpa diperintah atau disuruh dia membersihkan sampah dari bahan makanan yang kakaknya masak.

Jungkook itu berlainan dengan Yoongi. Meski dia lebih dekat dengan ibunya tapi Jungkook tak terlalu pandai melakukan pekerjaan rumah. Sedangkan Yoongi yang lebih dekat dengan ayahnya justru sangat mahir memasak dan melakukan pekerjaan rumah.

Yoongi tersadar akan sesuatu. Tangan kanannya berhenti sejenak. Raut wajahnya terlihat berfikir dan juga berusaha mengingat hal apa yang mungkin dia lupakan. Lalu saat Yoongi tak mengingatnya. Dia putuskan untuk berlari menuju kamar mencari buku hariannya.

Jungkook yang sedang meletakan nasi putih hangat keatas meja melihat kakaknya dengan seksama. Tapi dia enggan untuk memperdulikan. Jungkook lebih memilih untuk menuju dapur.

Kompor yang masih menyala dengan minyak goreng yang memanas. Jungkook mematikan kompor yang sebentar lagi akan membakar dapurnya lalu berlari cepat ke kamar kakaknya.

"Kakak! Kak Yoongi buka pintunya! Kak"

Pada ketukan yang kesembilan barulah pintu itu terbuka dengan memperlihatkan Yoongi yang sudah memakai topi.

"Katanya makan hotdog dek?"

Jika bisa menggeleng maka Jungkook akan melakukannya. Tapi otot lehernya itu langsung terasa kaku dengan alis yang berkerut dalam. Alasan. Alasan. Jungkook harus cepat memikirkan dan menemukannya.

"Dek" suara panggilan singkat Yoongi terdengar menakutkan. Tapi Jungkook sudah menemukan alasan, dia menjawab "Kak, ini sudah malam dan juga aku sudah memasak. Tadi kakak tidur pulas sekali"

"Benarkah? Bagaimana kakak bisa setega itu? Kamu bekerja sementara kakak hanya bisa tidur. Untuk membuatkan makanan untukmu saja kakak tidak bisa"

"Tidak Kak Yoongi tidak boleh berkata seperti itu. Kak Yoongi kakakku jadi aku yang harus merawat kakak"

Sampai kapan?

Entah. Pertanyaan ini langsung bergelantungan dalam fikiran Jungkook.

"Kita makan dulu kak nanti kakak bisa istirahat lagi"

Kedua saudara itu menyantap makan malam mereka dengan gembira. Apalagi Yoongi yang berulang kali memuji masakan Jungkook. Jungkook hanya tersenyum tipis dan sesekali mencuri pandang pada Yoongi yang tengah mengunyah.

Jungkook, perhatikan juga dirimu. Namjoon bilang kau baru saja operasi. Merawat seseorang dengan alzheimer tak mudah. Sekarang mungkin kau bisa tapi kau tetap butuh memperhatikan dirimu sendiri.

Perawatan Yoongi di kota memang sangat memadai, ditambah dokternya yang sangat memperhatikan pasien dan keluarganya. Membuat fikiran Jungkook terbuka untuk mencari setidaknya perawat atau siapa saja yang bisa menjaga Yoongi selagi dia bekerja di kota yang besar ini. Seoul.

Tapi dia takut. Yoongi itu kakaknya. Yoongi hanya butuh dia untuk melawan alzheimernya. Jika Yoongi tau kalau Jungkook menyewa perawat maka bagaimana kecewanya Yoongi saat itu ditambah dengan kemampuan mencari uangnya yang tak seberapa.

Baiklah, Jungkook kini tau bahwa untuk sekedar merawat Yoongi itu tidak mudah.

Remember [ Yoongi Jungkook] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang