Part 9 "belajar untuk terbiasa"

7.7K 1.1K 53
                                    

Sebelum kalian baca, tolong hargai apa yang sudah di tulis. Cukup dengan vote ataupun komen bakalan bikin seneng dan pasti bakalan up terus.

Itu gak susah sama sekali kok, cukup tekan aja bintang di bawah pojok, udah selesai.

' menghargai adalah menghormati keberadaan, harkat, dan martabat orang lain. Menghormati hasil karya orang lain artinya menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain '

Enjoy!

.

"Kumohon, tinggalkan aku sendiri Mino!"

Jennie meremas kasar rambutnya tak memperdulikan Mino yang kini menatapnya tak percaya, sungguh dia tak peduli.

"Tidak! Sebelum kau menjelaskan semuanya!" Kata Mino dengan kasar membuat Jennie mengerang kesal mendudukkan dirinya di sofa dengan kasar.

"Katakan padaku apa yang harus ku jelaskan padamu? Semuanya sudah hancur sekarang!" Kata Jennie dengan nada tinggi membuat Mino mengeraskan rahangnya.

"Aku hanya ingin kau jujur padaku kenapa harus berbohong seperti ini?!"  Mino berteriak membuat Jennie memejamkan matanya.

"Karena aku tidak ingin karir ku hancur seperti dulu lagi Mino! Kau tau itu bahwa aku sudah memimpikan ini sedari dulu" Mino memijat keningnya dengan kasar, menunduk sambil memegang ujung meja kerjanya dengan nafas berat.

"Selama ini kita memang tidak pernah akur, bersikap dingin dan cuek satu sama lain, aku hanya lelah karena kau sama sekali seperti tidak menganggap ku kekasih mu. Nyatanya aku dapat jawabannya sekarang, semua kau lakukan hingga saat ini hanya untuk karir mu, dan itu terlalu jahat untukku Jennie Kim"

Kata Mino berusaha mengatur emosinya, Jennie hanya terdiam tak menjawab perkataan pria itu sama sekali. Dia bahkan lebih memilih untuk memejamkan matanya sambil menenangkan pikirannya.

"Aku hanya takut" lirih Jennie dengan tatapan kosong ke arah jendela besar ruangan tersebut, Mino berbalik menatapnya menunggu apa yang akan di katakan oleh wanita itu.

"Takut aku tak akan pernah di terima di agensi manapun, bahwa aku sudah menikah dan mempunyai anak membuat ku takut dengan komentar orang orang, aku terlalu takut untuk mengakui keberadaan mereka di sisi ku, aku tau aku terlalu pecundang maka ku biarkan diriku untuk meninggalkan mereka dan memilih karir ku"

Brakk

Mino menendang kursi dengan keras hingga membuat kursi itu terjatuh sehingga menghasilkan suara yang keras, bahkan Jennie pun sempat terkejut karenanya.

"Kau mengatakan omong kosong, aku lelah mendengarnya" ujar Mino tak kuasa menahan panas dalam dirinya kala mendengar ucapan Jennie, wanita yang sangat ia cintai!

"Bukankah kita harus mengorbankan   sesuatu untuk bisa mendapatkan keinginan kita? Maka yang aku lakukan adalah mengorbankan mereka" lanjut Jennie lagi dengan tatapan mata yang tak bisa Mino baca lagi.

"Kau benar benar" Mino menelan ludahnya kasar kala dirinya tak bisa menahan gejolak amarah di dalam tubuhnya.

"Karena aku tak ingin lebih menyakitinya, dan salah satu caranya dengan aku yang seperti ini, kau takkan pernah mengerti Song Mino" desis Jennie membuat Mino menaruh kedua tangannya di pinggang nya sambil menundukkan wajahnya, setelahnya dia kembali mendongak dan menatap Jennie.

"Jadi, sekarang kau mau apa?" Tanya Mino setelah beberapa saat menahan agar tidak meledakkan emosinya pada Jennie.

"Tetap seperti ini anggaplah tak pernah terjadi pertengkaran ini di antara kita, dan anggaplah kau tidak mengetahui bahwa aku sudah menikah dan memiliki anak, aku pergi"

MOMMY! I need you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang