Mencari dan terus berharap ditemukannya kebenaran adalah salah satu tujuan sejati dari setiap manusia yang masih hidup. Oleh karenanya ber ikhtiar dalam mencari kebenaran itu, perlu kehati-hatian dan ketelitian. Jangan sampai 'hal-hal yang salah' menjadi keyakinan yang kita anggap benar, dan sebaliknya justru 'hal-hal yang benar' kita yakini sebagai informasi yang salah.
Penelaahan saya seputar Flat Earth (FE) terus berlanjut. Pandangan objektif mengenai perbandingan FE dan Globe Earth (GE) terus saya kedepankan. Oleh karenanya saya tidak tutup mata terhadap pendapat-pendapat yang menyangkal FE. Logika berpikir terus saya bandingkan dengan fakta yang ada. Jangan sampai fanatisme terhadap FE justru membuat kita membenarkan hal-hal yang sebenarnya 'salah presepsi' di kalangan FE itu sendiri.
Salah Presepsi Awan Dibalik Matahari
Contoh salah presepsi yang belakangan ini saya perhatikan adalah fenomena terlihatnya awan dibalik matahari. Berikut video nya :
Beberapa kalangan FE mengklaim hal diatas sebagai penanda bahwa matahari tidak sejauh seperti yang kalangan GE asumsikan yakni sekitar 149,6 juta km. Namun di sisi lain, saya menilai fenomena awan dibalik matahari tersebut sebenarnya juga tidak dapat membenarkan asumsi jarak matahari yang kalangan FE klaim, yakni sekitar 4.159 km.
Dalam hal ini saya korelasikan dengan catatan jarak awan tertinggi, yakni awan Noctilucent (Noctilucent Clouds) yang hanya berada di ketinggian 76 - 85 km (Area Mesosfir). Jadi, dari fakta awan tertinggi tersebut, seharusnya matahari versi pemahaman FE juga tetap berada di belakang awan.
(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Noctilucent_cloud)Dari logika berpikir tersebut, saya menjadi lebih terdorong untuk menjawab apa yang sebenarnya terjadi pada fenomena tersebut. Hasilnya, fenomena awan dibalik matahari sebenarnya adalah ilusi yang terjadi secara alamiah. Dengan kata lain, sebenarnya awan tersebut tetap berada di depan matahari atau tetap lebih rendah dari matahari.
Awan Noctilucent
Seperti yang kita tahu, elemen awan di dominasi oleh air dan gas. Oleh karena itu, sifat awan sangatlah mirip dengan air atau pun gas. Salah satu sifat dari Air dan gas adalah transparant. Maka dari itu, awan yang tipis akan terlihat transparant jika terkena sinar matahari yang melintas di belakangnya.
Sinar matahari yang begitu terang membuat fokus kita melihat awan tersebut menjadi bias. Cahaya matahari akan terlihat lebih dominan dari awan tipis yang berada di depannya dan menyisakan terlihatnya bagian awan yang berada di luar lingkaran matahari. Inilah sebab mengapa awan terlihat seolah berada di belakang matahari. Namun jika awan yang berada didepan matahari adalah awan yang tebal, maka sejatinya anda akan tetap melihat awan itu di depan matahari. Perpaduan awan tebal dan tipis yang ada di depan matahari akan memunculkan fenomena matahari berada ditengah-tengah awan.
Pembuktian Awan Didepan Matahari
Experiment pada video dibawah ini akan bisa menjelaskan apa yang saya maksudkan :
Video diatas menjelaskan, jika kita melihat fenomena tersebut dengan mata telanjang, maka akan terlihat awan tipis seolah berada di balik matahari. Namun ketika kita melihat fenomena tersebut dengan menggunakan filter cahaya, maka akan terlihat awan yang di duga ada di belakang matahari sejatinya tetap berada di depan.
Seorang youtuber bernama Mick West juga berusaha menjelaskan fenomena tersebut secara logis. Lewat eksperimen rumahan, ia coba mensimulasikan proses terjadinya fenomena terlihatnya awan di balik matahari.
Video yang berdurasi hanya 2:58 tersebut cukup memberikan penjelasan yang masuk akal. Di terangkan bahwa benda yang tidak transparan pun bisa menjadi hilang fokusnya di karenakan latar belakang sinar matahari yang begitu terang. Selanjutnya filmstrip yang ditaruh didepan sumber cahaya, cukup mewakili sifat awan (tipis / tebal), seperti yang telah saya jelaskan.
Kesimpulannya, fenomena awan di balik matahari, bukan berarti menguatkan pemahaman FE, terkait dengan ukuran matahari yang lebih kecil dan berjarak lebih dekat jika di bandingkan pemahaman GE.
Nah, jangan sampai salah paham dalam mencari kebenaran!
Just keep smart and Keep on seeking the truth!
Salam People Power !
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITAS FLAT EARTH
No FicciónBagaimana kalau ternyata bumi adalah pusat alam semesta? Bagaimana jika ternyata bumi ini datar? Bagaimana jika ternyata semua sistem yang telah diterapkan di dunia selama ini salah? Bagaimana jika ternyata semua kejadian besar di dunia ini adalah H...