11

2.7K 99 1
                                    

Sesampainya di kantor, segera Pak Amin membuka pintu kantor. Bersama Tarjo dan satpam yang menunggu diluar kantor mereka masuk bersama dan menyalakan lampu kembali. Tak sampai 10 menit, Pram sampai dan disusul oleh Rika dan suaminya.

Mereka langsung menuju ruangan Ani. Terlihat handphone yang tergeletak dimeja depan computer dan kondiri meja yang cukup menandakan bahwa sang empunya sedang melakukan membaca dan mereview dokumen. Namun tak terlihat keberadaan Ani.

Pram kemudian merain handphone Ani. Dia melihat lebih dari 100 panggilan tak terjawab. Panggilan darinya, Tarjo dan bu Rika. Rupanya Rika beberapa kali juga mencoba menghubungi Ani.

Rika kemudian mengajak seluruhnya ke ruangannya untuk melihat cctv. Setelah memperhatikan, tidak ada yang aneh terjadi kecuali Ani terlihat keluar ruangan pada pukul 18.34 namun tak kebali lagi. CCTV di ruangan Rika hanya menyimpan kegiatan yang ada didalam kantor. Sehingga untuk melihat kemana Ani pergi, harus meminta keamanan gedung untuk mencarinya. Namun harusnya Ani tak jauh, karena Ani hanya mengenakan sandal jepitnya saat melintasi kamera cctv. Rika yakin kalau Ani menuju toilet yang berada di luar kantor.

Mereka kemudian menghubungi bagian keamanan gedung untuk mencari keberadaan Ani. Setelah menunggu beberapa saat, mereka menuju lantai 11 untuk melihat apa yang terjadi melalui cctv gedung. Di jam 18.41 terlihat beberapa pria mencurigakan yang berbadan kuat masuk ke lift. Namun nahasnya, cctv yang mengarah ke toilet error dan tak dapat diputar untuk melihat apa yang terjadi di sekitar pintu keluar kantor Ani.

Pram kemudian meminta untuk dapat melihat cctv basemen. Dia melihat bahwa pria yang mencurigakan tersebut datang dari basemen. Siapa tahu dapat melihat apa yang dilakukan mereka. Petugas keamanan mencari file yang dimaksud. Namun beberapa kamera dengan anehnya juga error dan menunjukan bahwa tidak ada hasil yang direkam sekitar jam tersebut. Tak putus asa petugas kemudian mengeluarkan seluruh rekaman cctv yang ada di basement. Disalah satu kamera, terlihat 3 orang pria membawa seorang wanita yang tak sadar lewat sisi timur. Sanget jelas terlihat seragam kuning yang dikenakan Ani dan wanita yang tak sadar itu memang Ani. Melihat gambar cctv, kemungkinan mereka tidak memperkirakan bahwa ada cctv di tempat tersebut yang merekam kegiatan tersebut.

Pram lemas. Dia bingung mengapa ada orang yang menculik istrinya. Ingatannya kembali kemasa lalu. Dia mencurigai Ani sudah tak setia sehingga dia bermain dibelakangnya dengan atasannya di kantor. Rasa curiga itu yang membuat Pram mendesak Ani untuk pindah kantor agar hubungan mereka tak lagi bisa dilanjutkan. Namun aneh, saat ini pria yang dicurigainya sudah menduduki jabatan tinggi, sehingga agak mustahil bila dia menyuruh orang untuk menculik istrinya. Masih banyak gadis yang lebih baik dari istrinya yang gemuk itu.

Dari hasil tangkapan kamera, Rika kemudian melaporkan kejadian penculikan ke kepolisian setempat. Hingga Pram dan yang lainnya diminta kembali dan menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian setempat.

***

Orang suruhan yang membawa Ani menuju luar kota. Setelah sampai villa yang dituju, mereka bersiap untuk kembali membawa wanita yang diculiknya untuk diserahkan kepada bosnya.

Seorang pria yang terlihat berkuasa keluar dari Villa dan berjalan mendekati mobil. Langsung tangannya menampar ketiga pria besar dihadapannya. Ketiganya kaget karena tak mengenal pria ini yang datang langsung menampar mereka. Ketiganya bukan orang biasa. Mereka cukup berkuasa dengan anak buah yang terhitung banyak. Penamparan tersebut membuat mereka berang.

Plok plok... mereka tersentak melihat seorang pria tua yang menjadi panutan mereka menghampiri sambil menggeleng mencegah kemarahan mereka.

Deni, pria yang menampar ketiga suruhannya segera mendekati mobil dan membopong Ani ke dalam villa. "ughhh gila nih cewe.. berat banget!!!!" runtuknya dalam hati. Namun dia tak rela bisa gadisnya disentuh pria lain. Membayangkan mereka membawa Ani ke mobil saja sudah membuatnya marah. Jadi walau berat, dia tetap membopong di lengannya Ani yang terkulai lemas.

Pak Roni, pria tua yang menyusul dibelakangnya segera naik ke mobil sambil mangayunkan jarinya ke ketiga anak buahnya. Dengan geram ketiganya masuk. Pak Roni kemudian meminta supir untuk menjalankan mobilnya meninggalkan villa tersebut.

Deni membawa Ani masuk ke kamar utama. Disana dengan perlahan dia membaringkan tubuh tambun Ani. Dia memandang Ani yang terpejam. Sambil menyentuh dan mengelus dahinya, dia menyingkirkan rambut-rambut halus yang berserakan di dahi Ani.

Perasaannya membuncah. Sungguh rindu yang dirasakannya begitu besar sehingga tanpa sadar dia mengecup bibir dan merangkum bibir Ani dengan mulutnya. Mencoba memeluknya, perasaan pulang ke tempat yang sangat nyaman dirasakannya. Sungguh... harapannya atas kondisi Ani sekarang tidak berbuah hasil yang diharapkan. Dia berharap wanita yang sekarang bukan lagi tipenya ini dapat membuat dirinya kembali normal kekehidupannya bersama Nenden dan wanita-wanitanya. Pikirannya menolak bila dia jatuh ke wanita yang tak jelas bentuknya ini.

Dia melepaskan pagutannya. Ani masih belum sadar. Deni berdiri agar dapat melihatnya dengan lebih jelas. Dimatanya Ani sudah bukan gadis kecilnya. Berkali-kali Deni mensugesti dirinya.

Ani yang terbaring di ranjangnya berambut hitam. Namun sudah tak jatuh Indah seperti dulu. Tubuhnya dulu yang proposional telah berubah gendut. Sekarang dadanyapun masih penuh. Namun lipatan pada perutnya menunjukan bahwa dia tidak merawat dengan telaten tubuhnya. Tubuh rampingnya dan perut ratanya telah berganti menjadi timbunan lemak berlipat dua. Seperti dulu Nenden sebelum membuang lemaknya dengan operasi di Korea. Perut akibat lemak semasa hamil anak mereka dahulu. Namun Nenden secara teratur membuang lemaknya sehingga saat ini tubuhnya masih Indah seperti gadis.

Tak tahan Deni bergegas keluar memanggil pembantunya. Bi Asih merupakan pembantunya yang setia. Dulu dia adalah penjaga ibunya kala masih hidup. Sekarang Bi Asih masih berbadan berisi namun tak lagi bertugas menjaga keluarganya. Sekarang Deni telah memilihnya untuk dapat menjaga Ani yang akan menjadi kekasihnya.

"Bi, tolong gantikan pakaian Nyonya dengan baju yang telah saya siapkan. Sekaligus tolong dilap supaya tidurnya lebih lelap."

"baik Den..."

Bi Asih sudah lama ikut keluarga Deni. Sehingga sepak terjang keluarga itu bukanlah hal yang aneh baginya. Dulu ibu Deni adalah gadis yang diculik dari Pakistan. Ibunya saat itu masih belia diculik dan disetubuhi oleh ayah Deni yang telah berumur. Ibu Deni kemudian melahirkan kakak Deni dan Deni. Namun favoritnya adalah Deni yang memiliki rupa rupawan tanpa sinar kejam dimatanya.

Deni mengikuti Bi Asih. Bi Asih menyiapkan air hangat, waslap dan handuk guna menyeka tubuh Ani. Saat Bi Asih telah siap dan hendak membuka pakaian Ani, Deni tetap bergeming sambil memandang tubuh Ani. Melihat Deni yang diam dan menatap, dia melanjutkan tangannya membuka pakaian satu persatu. Saat tangannya hendak membuka penutup dada Ani, bi Asih kembali memandang Deni. "lanjutkan!" perintahnya.

Bi Asih kemudian melanjutkan untuk melucuti pakaian kerja Ani dan termasuk pakaian dalamnya. Deni memandangi tubuh Ani. Tubuh berisi yang sangat berbeda dengan istri dan wanitanya. Rupanya setelah busana kantornya dilepas, masih menunjukan sisa-sisa bentuk badan indah. Dengan perut bulat yang berlipat, masih ada lekukan pinggang tepat dibawah payudaranya. Bagian punggungnya pun masih berbentuk Indah. Namun pakaian yang kedodoran, menyembunyikan badan sintal Ani sehingga yang terlihat hanyalah tubuhnya yang tambun.

Selesai menyeka, bi Asih memakaikan pakaian tidur satin berwarna krem salem yang disediakan Deni. Deni tidak menyediakan pakaian dalam untuk Ani. Jadi yang menutupi tubuhnya hanyalah daster satin tipis yang mencetak secara jelas tubuhnya.

Bi Asih kemudian pamit meninggalkan Deni yang masih memandangi Ani kekasihnya. Hatinya bahagia memandangi kekasihnya ini. Sesungguhnya dia masih tak percaya bahwa hatinya masih memuja gadis nya ini. Bentuk badan dan perubahan Ani tetap membuat hatinya membuncah dan mendamba untuk menyayangi.

Perlahan Deni mendekati Ani yang masih berbaring. Dia membaringkan tubuhnya disebelah tubuh Ani dan memeluk sambil sebelah tangannya menopang kepalanya agar dapat terus memandangi wajah Ani. Dia kemudian menarik kepala Ani dan menempatkan leher Ani di atas lengannya. Kemudian kepalanya ditarik menindih dadanya dan memeluk sayang. Perlahan Deni memejamkan matanya sambil memeluk Ani. Tak lama Deni terlelap dengan posisi yang sama.

First ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang