2

5K 187 0
                                    

"Ani saat ini bekerja di PT. Asuransi Milik Bersama sebagai Finance GM. Ha ha... ga nyangka juga ya, cewe culun kaya gitu bisa jadi GM sekarang." Seringai Iil.

Deni hanya menatap kosong sambil berpikir.

"Lu yakin? Anak nya udah 2 loh. Sekarang dia genduuuut!!! Kalo ga karena matanya, gue aja ngga ngenalin dia."

Deni masih menatap kosong. Kemudian dia bangkit berdiri dan melangkah meninggalkan kantor Iil sambil membawa kertas dokumen yang berisi informasi tentang Ani ditangannya.

Sudah lama dia mencari keberadaan Ani. Mungkin karena perubahannya yang cukup drastis, maka penyidik yang disewanya tidak berhasil menemukan keberadaan Ani. Atau mungkin penyidik yang disewanya tidak memprioritaskan pencariannya. Deni pun tidak terlalu mendesak jauh. Hanya kadang-kadang menanyakan hasil pencariannya itu. Tidak sengaja, Deni mengatakan tentang Ani yang dicarinya saat dia bertemu dengan penyelidik di hotel. Sebenarnya Deni hanya menanyakan sambil lalu saat penyidiknya melaporkan hasil penyidikan yang lain. Namun mungkin hal itu diingat oleh Iil, sehingga kemarin dia menghubunginya.

Saat Iil mengabarinya, Deni langsung berangkat menuju hotel tempay Iil bekerja. Dia memandangi Ani dari jauh. Dia memang terlihat berbeda. Namun, dimatanya Ani tetap sama. Pada dasarnya dari dulu Ani tidak pernah memperhatikan penampilannya. Hanya karena Ani kecil selalu bersih dan sopan, rambut lurusnya selalu tergerai jatuh ditempat yang sama, maka dalam kenangannya Ani selalu begitu rapi. Melihatnya dengan sosok yang berbeda tidak membuatnya memalingkan pandangan. Deni berusaha meyakinkan dirinya bahwa Ani yang dulu sudah berubah. Namun hasilnya, baginya Ani tetap Ani. Gadis pertama yang mengisi hatinya dan enggan berganti dengan yang lain. Mungkin bila dihitung, Ani tetap memenuhi setengah hatinya.

Setiap bertemu dengan wanita lain, Deni selalu mencari wanita bermata sipit, berkulit putih dengan rambut hitam yang jatuh indah. Dia tidak memungkiri bahwa dibalik pernikahannya yang bahagia, dia masih mencari sosok Ani di wanita-wanita malam yang secara teratur dikunjunginya. Langganannya paling kerap dikunjungi adalah di Volar, di Hongkong. Dimana gambaran Ani banyak dimiliki oleh wanita-wanita disana. Namun kerinduannya tidak dapat terpuaskan. Hingga kemudian matanya melihat Ani dengan wujud yang berbeda.

Dia meyakinkan hatinya bahwa Ani sudah tidak ada. Sudah tak relevan dengan kenangannya. Namun entah mengapa, Ani yang baru sudah menempati pikirannya dan sulit untuk dilupakan. "Aaaaaarggghhhhhhh............!!!!" Deni berteriak frustasi. Dia merutuki kepalanya. Mencoba mensugesti bahwa Ani sudah tidak nyata. Gadis kecilnya yang dulu telah berubah menjadi wanita berkeluarga, dengan 2 anak, dengan tubuh tambun, bulat, tebal dan mandiri. Dari pandangannya mencerminkan bahwa Ani percaya diri dengan kondisinya sekarang. Wanita karir yang berhasil dan terus akan meningkat dengan karir dari interaksi dengan tim, rekan dan atasannya. Hal itu dikonfirmasi dengan catatan yang diterima dari hasil penyelidikan bawahannya.

Deni memijit keningnya. Mencoba melupakan dan mengenyahkan bayangannya. Dia berharap perjalanan bisnisnya ke Saudi Arabia yang disambung dengan liburan ke Dubai dengan istri dan anak-anaknya dapat membuatnya lupa dengan bayangan baru yang menempati bagian lain di hatinya.


First ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang