EPILOG 1

2.9K 65 0
                                    

Enam tahun berlalu.

Kini Deni, Ani dan gadis kecil Clara, tinggal di Metropolitan Ave, Boston. Selain karena Ren dan Didi kini sudah bersekolah di sana, bisnis Deni mengharuskan dirinya stay lebih lama di negara paman Sam itu. Jadi dari pada akhirnya mereka bulak-balik Singapore – Jakarta – Dubai – Boston, akhirnya mereka sepakat untuk tinggal di Boston.

Selain itu, dengan tinggal di Boston, Adi dan Didi kini tinggal bersama mereka. Ken kini telah menikah dengan Randy, assisten daddynya. Mereka kini tinggal di Jakarta. Raja kini membantu daddynya yang malas dengan menjadi pimpinan perusahaan di Boston. Namun dia tinggal di apartment terpisah. Ren telah mendirikan sebuah perusahaan applikasi dan juga tinggal terpisah dari mama dan daddynya.

Adi kini kuliah di Harvard dan Didi berkuliah di Suffolk University. Mereka belum ingin berpisah dengan orangtuanya dan sangat menyayangi adik kecil mereka, Clara.

Clara, buah cinta Deni dan Ani kini tumbuh menjadi gadis kecil yang manis dan sedikit tomboy. Tak heran, kasih sayang seluruh keluarga tercurah kepadanya. Namun Clara bukan anak yang manja, namun menjadi mandiri dan selalu ingin mengerjakan segala hal sendiri.

Seperti hari ini, dia berlari-lari dengan membawa Bion anjing kecilnya sambil membawa bungkusan yang berisi kue dan bekal makan siang yang dibuat mamanya. Tujuannya adalah kantor kakaknya yang berada di lantai 21. Dia kangen kepada Kak Raja yang sibuk sehingga tak dapat menyempatkan diri mengunjunginya di rumah.

Segera dia memasuki gedung dan menyapa satpam dan resepsionist yang telah mengenalnya. Tanpa sungkan dia masuk ke lift khusus yang diperuntukkan bagi direksi dan pemilik. Daddynya yang memberi akses baginya untuk dapat bebas datang dan mengunjungi mereka di kantor. Segera dia memencet lantai 21, dimana ruang kantor Raja berada.

Saat pintu lift hendak menutup, dia melihat beberapa satpam menghadang seorang wanita untuk menerobos masuk ke lift yang dinaikinya. Tangan wanita itu telah menyentuh sensor sehingga lift kembali terbuka. Mata indahnya memperhatikan seorang wanita cantik seumur mamanya yang berusaha masuk ke dalam lift.

"Maaf non Clara. Kami akan membawa ibu ini keluar." Kata Mr. Andy mencoba menarik dan menarik tangan wanita itu.

"Tidak! Aku hanya ingin menemui anakku. Tak ada yang dapat mengusirku. Aku adalah ibu dari direktur kalian. Kalian akan dipecat bila mencegahku." Wanita tersebut berkata-kata menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa mamanya.

"Ibu ingin bertemu dengan siapa?" tanya Clara dengan sopan.

"Cih... anak kecil tak sopan! Akan saya adukan kalian memperbolehkan anjing masuk ke kantor ini. Sana keluar, jangan menggangguku." Sahutnya sambil mendorong Clara keluar dari lift. Bion menggonggong tak senang melihat majikannya didorong dengan tak sopan. Beruntung Clara tak terdorong jatuh mengingat posisinya yang berada di depan papan tombol lift, namun roti dan bekal yang dibawanya terjatuh.

Tak menjawab, Mr. Andy segera menarik wanita itu untuk keluar lift dan kemudian menekan tombol agar lift kembali tertutup dan membawanya ke kantor Kak Raja.

***

"Woww... ternyata ada gadis cantik yang datang mengunjungi Kakak..." Raja masuk ke ruangannya didampingi sekertarisnya yang mengikutinya untuk menaruh beberapa dokumen di meja kerjanya. "Dick... tolong ajak Bion dan berikan biscuit yang aku belikan kemarin!" Kata Raja kemudian kepada Dicky, sekertarisnya. Jangan pikir sekertaris Raj adalah gadis cantik yang seksi. Seperti ayahnya, dia lebih suka mencari sekretaris yang merangkap personal assistance yang dapat diajaknya ke proyek sehingga dia lebih nyaman dengan sekertaris pria.

Dicky kemudian melirik Clara sedang berusaha memperbaiki bekal makan siang kakaknya yang jatuh di lift tadi. "Ara... kenapa cemberut gitu?" Katanya kemudian sambil menghampirinya untuk mengambil tali Bion. "Loh... kok bisa berantakan begitu?"

First ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang