😩 unofficially enganged

5.5K 632 125
                                    

"Ya udah kalian ke atas aja, pasti gak mau kan dengerin Papa sama Om Jihoon ngomongin kerjaan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya udah kalian ke atas aja, pasti gak mau kan dengerin Papa sama Om Jihoon ngomongin kerjaan?"

Sana yang dari tadi sudah menampakkan senyum termanis sedunia, melepaskan tawa bahagia ketika papanya mempersilakan ia dan Wonwoo untuk hengkang dari meja bundar itu. Dari tadi sebenarnya ia sudah melempar kode ke papanya dengan memberikan tendangan kecil pada betis kanan papanya, tapi hanya dibalas lirikan gemas oleh pria itu.

"Eh, iya-iya. Wonwoo katanya juga mau ngerjain skripsi, sampai bawa laptop ke sini. Kalau ngerjain sama Sana idenya ngalir, katanya," ayah Wonwoo, Om Jihoon, menambahkan. Hal itu disambut baik oleh kedua orang tua Sana, melihat keduanya melemparkan tatapan kaget namun bahagia ke arah cowok yang jadi perbincangan. "Biasa lah, anak muda," lanjut Om Jihoon. Ketiga orang tua itu pun larut dalam tawa, tak mempedulikan kedua muda-mudi yang ingin segera kabur dari tempat itu.

"Wonwoo semester tujuh juga, kan, sama kaya Sana?" Jessica menyempatkan diri bertanya ketika Sana sudah hampir berdiri dari kursinya. Sana hanya bisa memaki mamanya dalam diam, yang hanya bisa diutarakan dengan memutar kedua bola matanya berkedok berkali-kali berkedip.

"Iya, Tante," reaksi Wonwoo jauh lebih kalem dari Sana. Cowok itu beberapa kali memperhatikan Sana yang sangat kentara sekali ingin pergi, lalu tersenyum miring mendapati si cewek bertingkah seperti itu.

"Gimana, sih, Ma. Mereka kan masuknya bareng, jurusannya juga sama," Taecyeon mengingatkan.

"Oh, iya?" Jessica tampak kaget sungguhan. "Habisnya kalau kuliah nggak ada acara terima rapor kayak di SMA dulu. Kalau dulu kan Tante sering ketemu sama Wonwoo di sekolah, ya?" 

Wonwoo cuma menanggapi dengan tawa renyah. 

"Bagus, lah, nanti berarti kerja duluan daripada Sana," Taecyeon ikut nimbrung ke dalam bahasan yang tidak jelas intinya ini.

"Iya, bagusnya kan gitu, cowoknya yang lebih mapan duluan," Om Jihoon ikut-ikutan membuat Sana pusing. Ini sebenarnya mereka lagi ngomongin apa, sih? Dari skripsi kenapa sekarang malah mapan-mapanan?

"Yang penting sih nanti selain Wonwoo, Sananya juga lulus dulu lah. Nikahnya kapanpun boleh setelah Sana juga lulus. Tuh San, Wonwoo kan sekarang udah skripsi. Kamu kapan skripsinya?" Jessica menoel lengan Sana. 

Kan. 

Sudah Sana duga bakal merembet ke sini.

"Ma," Sana mejawab setenang mungkin. "Ada leluhur yang bilang orang-orang yang nanyain skripsi tuh dosanya lebih besar dari orang-orang yang nanya 'kapan nikah?' tau!" Iya, awalnya saja yang tenang. Selanjutnya Sana melanjutkan kalimatnya dengan menggebu-gebu seperti biasa.

"Ngaco, kamu!" 

Sana melempar pandangan kesal sebagai respon untuk mamanya. Padahal beberapa waktu lalu mamanya ikut melihat Sana mengisi Kartu Rencana Studi untuk semester ini, dan mengangguk-angguk saja ketika Sana bilang cewek itu baru bisa mengambil tugas akhir di semester depan. Tidak disangka ternyata mamanya menusuk Sana dari belakang seperti ini.

✅️ Katalis || Wonwoo x SanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang