😯 sebuah diskusi

2.9K 416 130
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Sewa kendaraan pribadi. Hmmm...."

Sore itu setelah kelas sore Sana buru-buru mengirimkan pesan kepada Wonwoo, menanyakan keberadaan cowok itu. Bukan hal yang mudah, karena seperti biasa Wonwoo ogah-ogah memberikan informasi cuma-cuma untuk Sana. Namun karena skill cewek itu, kini ia berada di sini, di kafe dekat kampus yang sepengetahuannya memiliki jam kerja seharian penuh, mengingat mahasiswa kampus Sana banyak yang sering membagikan momen mereka mengerjakan tugas hingga dini hari di kafe ini.

Wonwoo, seperti biasa, tengah mengerjakan tugas akhirnya. Kali ini bukannya ditemani dengan beberapa buku tebal seperti hari kemarin, di sekitar laptop cowok itu tersebar dua jilid tugas akhir milik orang—kemungkinan kenalannya yang memiliki topik mirip-mirip dengan cowok itu—serta sebuah buku tulis dengan banyak coretan di dalamnya. Tangan kanan cowok itu disibukkan dengan sebuah pena yang tak pernah terlepas dari genggamannya, di atas sederetan tulisan berbaris dengan banyak coretan setelah Wonwoo membaca beberapa jurnal yang ditampilkan sebuah layar laptop di depannya. 

"Jangan," mata cowok itu tak lepas dari jurnal yang dibacanya ketika ia berinisiatif untuk merespon cewek yang menolak untk mencari inspirasi sendirian di sampingnya. 

Katanya, selain butuh ide kreatif dari Hoshi, ia juga butuh otak Wonwoo untuk merealisasikan ide-ide yang mungkin bermunculan. 

"Hmm, iya bener jangan," Sana mengetuk-ngetuk dagunya dengan satu telunjuk. "Kalau ketauan papa sama mama ribet urusannya," ujarnya kemudian.

Di satu waktu yang sama, Wonwoo melepaskan pena di tangannya dan mulai meregangkan badan setelah selesai membaca jurnal yang harus ia baca. Cowok itu menutup matanya rapat-rapat, membukanya, menutupnya lagi, kemudian lanjut membuka matanya berkali-kali. Setelahnya Wonwoo menggerakkan bola matanya ke segala arah secara bergantian, meregangkan otot matanya yang mulai terasa kaku akibat terlalu lama fokus dengan layar yang menyala.

"Mau mesen gak?" tanyanya sembari menoleh ke arah Sana.

Yang dilihat rupanya sedang menunduk, kedua tangan meremas kanan-kiri rambutnya, sambil membaca satu-satu daftar kegiatan yang bisa dilakukannya dalam rangka mencari uang tambahan yang dia kumpulkan beberapa hari lalu di rumah Wonwoo.

"Oit," merasa tidak direspon, Wonwoo menarik ujung belakang rambut Sana.

"Ihhh!"

Berhasil.

Cewek itu menghadap Wonwoo sekarang. Dengan muka garang dan mulut mencebik seperti bebek. Rambutnya berantakan seperti tidak disisir selama berbulan-bulan dan Wonwoo hanya bisa menatapnya miris sambil geleng-geleng kepala tanpa memberitahu Sana... kalau cewek itu agak terlihat seperti Simba. Atau... Mufasa?

✅️ Katalis || Wonwoo x SanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang