Chapter 6

12 3 0
                                    

"Viona, ada hal penting yang perlu Bapak bicarakan denganmu." Saat semua siswa kelas 11 IPA 2 keluar kelas dan kebetulan Viona paling akhir keluar kelas.

Viona menoleh ke arah Aslan, dia berhenti melangkah tepat di depan pintu kelas. "Ada apa, Pak Anwar? Apa urusannya sangat penting?" tanyanya.

"Iya, mari kita duduk dulu di dalam!"

Gadis nan lugu itu masuk ke dalam kelas, dia mengambil kursi di depan dan menghadap Aslan. Sekali lagi pria yang tengah menyamar jadi guru kembali mewawancarai terkait masalah kasus bullying yang menimpa Sella. Viona menjawab pertanyaan yang sama diajukan ketika dipanggil olehnya bersama Romi dan Ryzki. Walaupun berasa gugup layaknya orang yang diinvestigasi mendadak, ia jauh lebih berani mengungkapkan kebenaran.

Sambil menjelaskan kejadian perkara, Viona membeberkan sebuah video asli terkait kasus bullying yang menimpa Sella. Dia merekam secara jelas bagaimana para pelaku menghajar tubuh mugil gadis kecil masih SMP dengan senjata tajam. Sabetan pisau, mistar, juga hantaman kayu membuat Viona yang merekamnya ngilu sendiri. Sayangnya ia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mempunyai kemampuan bela diri. Lebih baik mendapatkan barang bukti agar bisa melapor pada polisi di saat yang tepat.

"Jadi, Pak. Saya ini memang merekam demi kebaikan semua orang. Memang salah saya tidak melerai, karena saya tahu jika para pelaku bullying membawa senjata tajam. Saya tidak punya keahlian bela diri dan takut jadi sasaran teman saya waktu itu," bebel Viona.

"Lalu, kamu kan sedang pulang bersama Romi dan Ryzki. Kenapa kedua siswa itu tidak ikut melerai juga?" tanya Aslan.

"Ah, sebenarnya di kelas saya, mereka berdua ini biang rusuh. Mereka suka ngambil kesimpulan sendiri buat membuktikan jika mereka paling benar dan hebat. Suka sekali menyalahkan orang lain. Padahal mereka sendiri diam saja ketika berada di tempat kejadian perkara." Viona memaklumi karakter kedua teman sekelasnya suka bertindak gegabah dan menyeret orang seperti dirinya ikut terjebak dalam konspirasi.

Aslan mengangguk paham, rupanya penuturan Romi dan Ryzki kemarin belum tentu benar. Apa yang dilihat dari video yang direkam siswi itu dengan yang diucapkan teman sekelasnya ada kesamaan. Terdapat pula barang bukti mistar yang sama percis seperti yang ditemukan Steven. Dan sekarang ia juga baru menemukan pisau hasil temuan Marcel tadi pagi di pinggiran selokan menuju jalan ke sekolah.

Tanpa berlama-lama lagi, Aslan menunjukkan pisau ke hadapan Viona. Mata gadis itu hampir keluar saat melihat pisau berkarat yang ditunjukkan oleh sang guru. Dia mengingat-ngingat kembali seseorang yang memegang senjata tajam saat pembullyan Sella. Barang tersebut sama persis seperti yang terekam dalam video tersebut.

"Pak, kalau tidak salah...." Viona berpikir keras mengingat nama-nama orang yang terlibat dalam pembullyan siswi SMP. "Rey yang pegang, Pak!" ujarnya memelankan suara.

Tak sengaja saat Viona mengatakan pelaku yang memegang pisau pada kejadian bullying, ia melihat segerombolan siswa kelas 11 IPS 3 melintas. Kontan saja tubuh gadis itu gemetaran, takut jika pengakuan kasus tersebut pada Aslan sampai ketahuan oleh mantan kekasihnya. Bisa saja teman sekelas Rey akan memberitahu saat dirinya diwawancara terkait kasus yang menyeret nama baiknya. Nanti jika pulang dari sekolah, pasti Rey, Antonio, dan Seno akan melabraknya di luar sekolah.

Aslan menengok ke arah orang-orang yang dituju oleh Viona, tahu bahwa gerombolan kelas 11 IPS 3 kebetulan melontas di depan kelas. "Stt... Saya tahu pasti mereka akan merencanakan sesuatu padamu. Saya berjanji pada kamu, setiap pulang sekolah kita akan pulang dari sini sama-sama. Asalkan kamu mau bekerja sama dengan saya untuk menjadi saksi dalam kasus ini."

Viona menatap ragu pada sang guru matematika, apakah niatnya baik atau tidak demi terbebas dari jeratan kasus bullying? Gadis itu berpikir, jika tidak menerima tawaran Aslan, dia pasti akan terbully juga. Jika menerima tawarannya, bisa saja ada gosip tak enak yang menerpa. Lalu gadis lugu itu terkenal hingga seantero sekolah lantaran gosip tengah dekat dengan seorang guru yang umurnya berbeda hampir puluhan tahun.

Mission Attack (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang