Mission Attack (Complete)

Chapter 18

"Kamu jahat, Alex!" gertak Angel setelah sampai di dalam apartemen.

"Maaf, masalah mantan agen rahasia ini aku perlu menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan. Apalagi terkait dengan keluargamu. Kalau aku jujur dari dulu, mungkin saja nyawaku jadi ancaman. Makanya dulu aku pernah menjaga jarak demi kebaikan bersama." Sudah Alex duga, cepat atau lambat rahasia ini akan segera terbongkar.

Perbedaan pandangan hidup kedua insan ini memang terletak pada pihak mana mereka mendukung. Jika dulunya Alex pernah berada di pihak pembuat kerusuhan. Tetapi sekarang berubah jadi orang yang mengembang tanggung jawab sebagai bagian aparatur negara. Lain halnya dengan keluarga Angel yang berada di pihak bersebrangan. Kemungkinan berpikir jika mereka tidak bisa bersama walaupun saling mencintai terbantahkan.

Alex pernah berpikir untuk menjauh secara perlahan dari hidup Angel. Tapi nyatanya malah membuat gadis itu terus termenung sampai bersedih. Terbukti waktu kejadian ia sengaja membawa wanita penghibur ke tempat gadis itu bekerja. Niatan menjauh malah makin membuatnya merasa iba, sampai-sampai menolak untuk kembali lagi pada wanita lain. Terbukti jika salah satu kelemahannya selain mudah pesimis, dia paling tidak tegaan melihat orang yang disayangi sakit karenanya.

Selain itu, berkat kehadiran Angel membuat Alex memberanikan diri menjalin hubungan serius. Padahal dia sudah tahu walaupun hanya mencintai gadis cantik itu sama dengan mempertaruhkan nyawa pada musuh. Bukan hanya sekedar menjalin kasih sebagai pasangan kekasih, melainkan menjadi pasangan suami istri untuk selamanya.

"Ya sudah, Angel! Jika kamu mau menarik keputusanmu untuk menikah denganku, maka aku tidak akan melarangmu. Tapi, lupakan obrolan tadi dengan ketua tim dan anggap saja kita orang asing." Kali ini Alex memilih pasrah melihat kekecewaan yang terpancar dari mata Angel.

Tentu saja Angel makin dibuat terkejut dengan ucapan pria yang sangat dicintainya. "Aku tidak suka kalau kamu sampai ngomong begitu lagi padaku! Melihat kamu yang berubah dingin padaku waktu bareng Stella saja aku tidak tahan. Apalagi kita pura-pura tidak saling kenal. Walaupun kamu detektif pun, aku tetap akan menerimamu!"

"Kamu harus pikirkan baik-baik, Angel! Jangan bodoh karena terlalu cinta padaku! Jika kamu tetap menerimaku menjadi calon suamimu, berarti kamu harus menyanggupi semua permintaanku."

"Aku bodoh karenamu, Alex! Namun sikapku yang bodoh ini beralasan." Gadis itu menghampiri pemuda tadi dan memeluknya erat. "Bahkan jika perlu, aku akan memberikan jiwa dan ragaku saat ini juga. Asalkan kamu tetap ada di sampingku untuk selamanya."

"Untuk sekarang aku tidak membutuhkan apa yang kamu bilang. Tapi.... Apakah kamu sanggup menjaga rahasiaku sebagai agen rahasia dari semua orang termasuk keluargamu dan selalu berada di pihakku jika ada sesuatu yang bersebrangan dengan ide keluargamu?" Alex melepaskan pelukan yang dilakukan oleh Angel dan memegang bahunya.

"Aku akan jaga rahasiamu dan berada di pihakmu. Bukankah aku pernah bilang kalau aku ini baik? Aku mengerti jika memberitahumu yang sebenarnya pada keluargaku sama saja dengan mempertaruhkan nyawa. Ini pasti berat untukmu," jawab Angel sudah memantapkan tekadnya.

"Dulu aku juga sempat curhat padamu sebelumnya. Tapi jika kamu tetap ingin bekerja, jangan mau bekerja untuk orang lain seperti sekarang yang kamu lakukan. Bila perlu aku yang akan memberimu modal usaha dari hasil jerih parahku sendiri."

"Iya, aku masih ingat. Terima kasih untuk semuanya. Aku dan ayahku sudah banyak berhutang budi padamu dan hanya bisa menyanggupi ketiga permintaanmu."

"Tidak apa-apa. Kupegang semua janjimu."

Angel mengangguk sebagai persetujuan dari semua permintaan Alex. Perlahan-lahan pria itu mengerakan pelukan pada pinggang calon istrinya. Lalu meraih tengguk wanita itu agar saling bertatapan satu sama lain. Masing-masing sedang mengagumi tatapan penuh cinta dari lawan bicara. Tak lama kemudian mereka memejamkan mata, memiringkan kepala berlawanan arah, dan mengikis jarak.