Pelaksanaan rapat terkait kasus kriminal yang dilakukan Pak Edward dan anak buahnya dimulai. Sejumlah barang bukti dikeluarkan oleh para agen rahasia sebagai bahan acuan penyelidikan. Alex dan Aslan yang sampai saat ini hanya mengawasi kinerja agen rahasia memberikan masukan. Rencananya mereka juga akan ikut bergabung melakukan penyamaran pada lusa besok.
Rapat pun selesai, semua anggota agen rahasia beranjak dari ruangan rapat. Sedangkan Alex dan Aslan masih sibuk membereskan berkas berisi barang bukti penyelidikan. Saat semuanya telah tersusun rapih, Alex beranjak dari tempatnya duduk dan keluar ruangan. Tetapi sebelum melangkah jauh, tampaknya Aslan menahannya sebentar untuk membicarakan hal penting.
"Agen A098, bolehkah kita bicara sebentar?" tanya Aslan.
Pria dengan berpakaian seperti agen rahasia berhenti melangkahkan kaki tepat di depan pintu ruangan. Dia berbalik arah dan menghampiri ketua tim yang sibuk membereskan berkas. Raut wajah Aslan sangat serius, sepertinya ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan dengan anggota agen rahasia. Lalu ia duduk di hadapan pria bertubuh tinggi dan kurus.
"Ada apa, Pak?" tanyanya.
"Mungkin apa yang saya katakan ini berat untuk kamu lalui, apalagi untuk istrimu," gunam Aslan setelah menyimpan berkas di atas meja. "Jadi begini. Untuk kasus perampokan dan penculikan ini memang melibatkan pamannya Angel. Tapi masalah ini menyebabkan banyaknya korban yang berjatuhan. Menurut laporan dari para agen dan pasukan yang ikut menyamar, ada yang sampai meninggal. Ini berbahaya jika membiarkan Pak Edward dan anak buahnya hidup. Bagaimana misi kita ini membunuh mereka semua?"
Alex sama sekali tidak bergeming akan usulan ketua tim. Rasanya misi membunuh Pak Edward dan anak buahnya bukanlah ide yang bagus. Jika tetap dijalankan juga akan ada seseorang yang merasakan akibatnya, siapa lagi jika bukan istrinya. Walaupun pamannya ini tidak sepenuhnya memanggul tanggung jawab dari Pak Yohan, tetap saja wanita itu masih menyayangi dia.
"Pak, apa tidak ada cara lain untuk menangkap mereka?" Alex merasa tidak terima dengan usulan Aslan.
Kalau saja Pak Edward tetap akan dibunuh oleh agen rahasia PKK dan pasukannya, dia akan dibenci Angel. Bisa saja istrinya ini akan berkhianat saat tahu pamannya dibunuh, dia pasti merencanakan aksi balas dendam tanpa diketahui siapa-siapa. Lalu kekhawatiran menahan wanita itu dari pengaruh jahat keluarga dan orang di sekitar tempat kerjanya bagaikan mimpi buruk yang nyata. Pastinya pria itu tidak bisa membayangkan hidupnya akan jauh lebih berbahaya lantaran diincar para pembunuh yang membalaskan dendam.
"Maaf, aku tidak setuju dengan usulan ini. Kalian pasti akan tenang, tapi tidak sebaliknya denganku," tolak Alex. Walaupun aku tahu jika istriku sangat mencintaiku. Bahkan sampai mengikuti semua permintaanku. Aku tidak mau membalas rasa cintanya dengan membunuh salah satu anggota keluarganya.
"Dengarkan aku dulu!" sanggah Aslan, "aku tahu resiko itu akan terjadi. Tapi percayalah! Aku dan agen rahasia lain tidak akan menjebakmu dalam situasi yang mungkin akan terjadi setelah misi ini selesai. Kita tetap akan menghadapi bersama-sama jika istrimu sampai mengkhianatimu karena sakit hati sepeninggal keluarganya."
"Jika saja Pak Edward tidak sampai membunuh orang-orang tak bersalah, kita tidak akan sampai membunuhnya. Menangkap dia seperti menangkap para pelaku tindakan kriminal. Seperti misi rahasia kita yang sebelumnya."
"Aku bisa saja menangkapnya. Hanya saja kasus dia ini sudah membawa banyak catatan buruk dari pihak kepolisian dan tentara. Menyerang ke markas TNI di perbatasan, menjadi dalang kericuhan, terlibat konspirasi dengan mafia di negeri ini, dan yang lebih parahnya lagi dia merencanakan pembunuhan para aktivis. Yang misi ini sebelumnya pernah kamu jalankan bersama Denis."
Perbincangan antara ketua tim dan anggota agen rahasia berlangsung sangat lama. Sehingga tanpa sepengetahuan mereka, Selvia dan Angel diam-diam menguping dari balik pintu. Kedua wanita yang menjadi istri mereka tampak serius mendengarkan ucapan suaminya di dalam ruang rapat. Hingga pembicaraan berlanjut pada rencana pembunuhan Pak Edward dan anak buahnya. Awalnya mereka sempat mendengar terjadi percekcokan. Sampai akhirnya salah seorang mau mengalah dan menyetujui usulan ketua tim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Attack (Complete)
AksiWarning! Tidak disarankan untuk pembaca di bawah 17 tahun. Konten ini terdapat unsur kekerasan, ucapan sarkatisme, dan konten mature lainnya. Menjalankan misi rahasia, menemui berbagai ancaman dari musuh, sampai konflik keluarga menghampiri seorang...