PART 13

30 13 0
                                    

"Gimana sekolah lo Ray?" Tanya salah satu teman Rey

"Ya gitu, lo nanya kaya lo gak pernah sekolah aja"

"Eitttts, udah pasti si Ray baek-baek aja, selama banyak Cecan, gue dengar si di Starblack banyak cecan Rey"

"Euuuh ini lagi otak cewek, banyak emang ngapa?"

"Dih si mas ngegas!!"

Alih-alih mendengarkan omong kosong sang teman Ray malah mengalihkan pandangan kearah lapang, dan secara tidak sengaja dia melihat Shevalonica.

"Ica...?" Ray bergumam pelan

"Apa Rey? cecan di sekolah lo Ica?" Tanya teman Rey kembali

"Wah serius bukannya Chira ya?"

"Mungkin nama panggila...."

"Heh, gue nanti balik....."

Dengan tergesa-gesa Rey berlari menuju lapang, lalu berteriak nama Ica.

Sebenarnya bukan masalah Ray ingin bertemu dengan Ica tapi dia melihat seseorang yang mencurigakan yang hampir saja mencecik Ica.

Untung saja Ray segara berteriak, jadinya Ica langsung sadar.

"Alhamdulillah lo selamat ca" Gumam Ray, lalu mendekati ica.

***

Ray dan Ica pulang sore, setelah mereka cukup mengobrol banyak dengan teman Rey. 

Ray memaksa untuk mengantar Ica, padahal Ica menolak karena rumahnya tidak terlalu jauh, tapi apalah daya Ray sudah sangat memaksa jadinya yasudah.

semua ini Ray lakukan karena dia cemas karena Ica, dia belum bisa tenang karena kejadian tadi.

"Ray lo mau masuk dulu?"

"Makasih ca, tapi gue harus pulang sekarang. lo hati-hati ya kalo mau kemana-mana jangan sendirian, atau kalo lo perlu bantuan hubungi gue oke?"

Ica mengangguk-angguk faham "Oke Ray see you"

"See u" Rey langsung menyalakan motor dan pergi dari depan rumah Ica.

Ica terus menerus mengecek ponselnya dan mencoba menelpon Sean, tapi tetap sama, Sean tidak bisa di hubungi.

sekali lagi Ica menghela napas tenang dan mencoba tuk tidak gelisah.

***

"Ca kamu dari mana aja?" Tanya Rafi yang sudah berdiri di depan pintu

"Dari taman pah, Ica kan bosen."

"Hmm, mama khawatir banget sama kamu. Kamu tau kan Mama kamu itu parnoan, tadi dia sempet jatuhin gelas, dan dia bilang tiba-tiba keinget kamu. Jadi papah juga ikut khawatir kamu gak papa kan sayang?"

Ica tersenyum lebar "Iya maafin Ica, Ica gak bilang Mama sama papa maafin ya pa. Ica baik-baik aja ko"

"Sini sayang"
Rafi memeluk Ica dengan erat, jujur saja dia begitu takut terjadi sesuatu.

Apalagi  mengingat kejadian beberapa tahun lalu ketika Ica hampir di culik oleh orang-orang jahat.

Sampai saat ini Rafi tak pernah berhenti mengingat kejadian itu, dia tak mau anak gadis ya itu terluka sedikit pun.

Ica berjalan kearah kolam renang, dia melihat sang mama sedang mondar-mandir tak jelas. Ica tak tega melihatnya.

"Icaaa......" Rida langsung berlari dan memeluk Ica.

"Maafin Ica ma buat Mama sama Papa khawatir,"

Rida hanya mengangguk-angguk, sambil menangis dan mengusap pelan rambut anaknya itu.

Pleasant TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang