갈망🍠

2.2K 385 81
                                    

Four years leter...

.

"Bundaaaaa...ayah jahat huhuhu,makanan Bora di makan semua.

huaaaaaa gamau tau, pokoknya ayah harus dimarahin!"

Eunsang yang sedang memasak terkejut ketika sebuah tangan kecil memeluk kakinya erat. Eunsang menundukkan tubuhnya mensejajarkan dengan Bora lalu mengusap pipi Bora pelan "shuut diam dulu, bunda lagi masak. sekarang Bora kemar aja duluan nanti bunda Nyusul. Oke?"

Bora menggeleng lucu "gamau, maunya disini !"

Bora jongkok di samping Eunsang ,meletakkan kedua tangannya dibawah dagu seperti kucingnya nenek Wooseok, wajahnya ditekuk dengan puppy eyes melihat kearah Eunsang yang tersenyum gemes.

Eunsang mengalah memilih menyudahi kegiatannya ,langsung menggendong Bora kearah kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eunsang mengalah memilih menyudahi kegiatannya ,langsung menggendong Bora kearah kamar. Bora tersenyum puas lalu pura-pura memasang wajah sedih ketika memasuki kamar "heh kamu apain anakku?"

Junho menoleh melihat Eunsang yang menggendong Bora dengan wajah marah dan Bora yang terlihat menangis. Lelaki usia pertengahan dua puluh lima itu menyerengit.

Ya, Junho memang masih hidup, setelah dinyatakan kehilangan detak jantung setelah lima menit jantung Junho berdetak kembali.

Mungkin itulah keajaiban.

Eunsang yang putus asa pun kembali bersemangat. Junhonya masih bertahan demi dia dan anak-anaknya. Sekarang Junho didepan matanya dengan wajah yang bertambah tampan dan memikat ,dadanya yang bidang dan tak lupa roti sobek milih Junho yang selalu Eunsang makan ketika malam mereka.

Junho mendekat "Bora bilang apa sama kamu?"

Bora menyembunyikan wajahnya. takut melihat wajah ayahnya yang terlihat seram "Kamu yang ambil chiki Bora?" Eunsang membalikkan pertanyaan.

"ihh aku ga ngambil yang, aku minta, Boranya aja yang pelit gamau ngasih jadi aku rebut" Junho berdalih sambil tersenyum canggung "lagian ini juga buat Eunho kok"

Junho melirik kearah Box kayu disudut kamar tempat anak kedua dan ketiga mereka.

Eunho dan Eunha anak kembar Junsang yang baru lahir sekitar lima bulan yang lalu.

Bora benci adiknya. Menurut Bora ayah dan bundanya lebih sayang sikembar dari pada dirinya.

Eunsang menurunkan Bora yang cemberut dari gendongannya "Bora mau main kerumah Rei aja" lalu menghilang dibalik pintu.

Eunsang yang paham mengiyakan lalu mendekat kearah Junho.

Terkejut ketika melihat sebuah chiki terselip dimulut mungil Eunho. Buru-buru Eunsang mengambil Eunho dari box dan membuang si chiki "apaan sih Jun! Eunho masih kecil, makannya tuh masih ASI tapi kamu malah ngasih chiki, sayang anak ga sih?"

"sayang dong Yang, Eunho suka kok chikinya makanya aku kasih, dia juga kok yang minta chiki" Junho berkata polos.

"hooh bolot banget sih Jun"

"suami sendiri dikatain bolot, kualat!"

"biarin. Nanti malam siap-siap tidur diluar" Eunsang lalu duduk menyusui Eunho yang menggapai-gapai kelaparan.

Junho gajadi protes malah memilih diam lalu bergerak kearah jendela memperhatikan Bora dan Rei yang berlari-lari kecil. Membiarkan Eunsang menyusui sikembar HoHa.

Bora yang sadar ayahnya melihat menoleh lalu memasang wajah jelek dan mengolok-olok ayahnya sampai mendelikkan mata, tersenyum puas ketika melihat wajah geram Junho.

"Bora bukan anak gue, bukan anak gue!"

Junho menggeleng amit-amit minta ampun menghadapi kejahilan Bora yang bertambah ketika bermain dengan Rei, anak sulung Hwangmini yang nakal kuadrat.

Setelah empat tahun berlalu semuanya masih sama hanya saja Bora bertambah jahil dan nakal. Dan istrinya Eunsang yang tambah maung tapi sexy dan montoks. Tipe-tipe terbaik bagi Junho yang kelewat mesum terlebih Eunsang pada masa-masa setelah kelahiran yang membuatnya terlihat gendutan.

Junho mendekat kearah Eunsang yang mengancingkan bajunya setelah menidurkan sikembar.

Tangan Junho bergerak memeluk Eunsang merasakan sintalnya tubuh istrinya "buat anak lagi Yuk Sang"

"tiga anak- ahhh cukup-hhh Jun" Eunsang menahan desah ketika tangan Junho mengusap area sensitifnya.

Junho melempar Eunsang keatas ranjang, matanya bergairah menggebu-gebu. Lalu menindih tubuh Eunsang "tiga anak terlalu sedikit. Aku maunya sembilan"

Dan terulang kembali Junho dengan nafsunya yang tak terbendung dan Eunsang si penurut but maung-maung tanggung menuntaskan kebutuhan dan hasrat yang terbendung.

'Hey sadar lah ferguso!, hari masih pagi dan sikembar yang menjadi saksi ambradulnya kegiatan kalian dan ff ambradul ini'

....

End...

























Hehe gadeng...





















-eunsayang

Ngidam '준상' Junsang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang