갈망👫

2.1K 338 55
                                    

Wooseok menghela nafas kasar, tangannya meletakkan nampan berisi makanan disamping nakas "makan dulu ya Sang" ucap Wooseok mengelus lembut rambut putra kesayangan suaminya yang hanya bergeming melihat lurus kedepan.

"mama suapin ya?"

Eunsang memandang mamanya datar "makan ya Sang, kamu belum makan dari kemaren" bujuk Wooseok melihat Eunsang yang masih bergeming.

Kehilangan Junho membawa dampak besar bagi hidup Eunsang.

"Sang, satu suap aja ya?" Wooseok masih membujuk "kamu harus makan supaya bisa nyusuin anak kamu, Eunha Eunho perlu kamu Sang, mereka butuh kamu. Kalau kamu kayak gini mereka pasti sedih"

"dengerin mama Sang" Wooseok menangkup wajah Eunsang "Kamu harus bertahan demi anak-anak kamu, demi Bora, Eunha, Eunho. Demi kita semua Sang, Mama yakin kamu bisa.

Ini kan Sang yang kamu mau? Kamu kan yang minta Junho pergi? Sekarang Junho udah pergi Sang. Kamu ga perlu sakit hati lagi, Mama ga kuat liat kamu disakitin Sang" ucap Wooseok dengan nada sedih.

Eunsang menoleh, mendengar nama Junho membuat hatinya hancur. "Maafin Eunsang Ma" Wooseok mengangguk lalu menghapus air mata Eunsang lembut.

"kamu ga perlu tangisin pria brengsek kayak Junho, sekarang kamu harus fokus sama anak-anak kamu" nasehat Woosoek lalu menyuapi Eunsang yang menerima dengan senang hati.

"Eunsang bisa sendiri Ma" ucap Eunsang lalu memakan makanannya.
Wooseok tersenyum lalu berlalu, setidaknya Eunsang makan walaupun hanya tiga sendok.

"Bundaaa!" teriak Bora ketika pulang sekolah. Eunsang langsung memeluk putrinya "Bunda sakit?" tanya Bora khawatir.

Tangan mungil Bora menempel di dahi Eunsang, wajahnya terlihat bingung seolah sedang memeriksa keadaan bundanya membuat Eunsang tersenyum.

"Bunda panas. Bunda harus kerumah sakit sekarang!" titah Bora lalu menempelkan kepalanya didada Eunsang "jantung bunda detaknya kencang Bun, ayo kerumah sakit! kata bu guru itu tanda penyakit parah Bun. Bora ga mau Bunda sakit"

Eunsang tertawa lalu menurunkan Bora dari pelukannya "Bunda ga sakit sayang, cuma kecapean. Bora gimana sekolahnya?" tanya Eunsang sambil melepas sepatu Bora yang ikut naik keranjang.

"beneran Bunda ga sakit?" tanya Bora heran "sekolah aman Bun, tadi Bora dapet Bintang empat, kata bu guru Bora pinter" Bora tersenyum bangga lalu menunjukkan sebuah gambar pada Eunsang.

"bagus kan Bun? Ini ayah, Bunda, ini Bora yang paling cantik. Yang kecil ini Eunha sama Eunho" tangan mungil Bora menari lihat sambil menjelaskan hasil gambarannya Pada Eunsang.

Eunsang tersenyum lalu mengangguk, air mata sialan kembali keluar, Eunsang benci situasi seperti ini.

Eunsang bingung harus menjawab apa jika nanti Bora menanyakan ayahnya.

"Bunda kok nangis? Gambar Bora jelek ya? " tanya Bora cemas lalu memeluk Eunsang yang menggeleng.

"Bun, Bora kangen ayah, mau nelpon ayah"

Eunsang diam, selama tiga hari Junho pergi dan Eunsang hanya dapat berkata pada Bora bahwa Junho pergi kerja ketempat yang jauh untuk bekerja.

Bora hanya mengiyakan tanpa bertanya lebih.

Air mata Eunsang kembali menetas, tak tau harus mengatakan apa pada Bora yang pasti rindu ayahnya.

"jangan sekarang ya, Ayah pasti sibuk" Bora mengangguk lemah lalu kembali memeluk Eunsang.

"Bunda?"

"hm?"

"kata kakek kita mau pindah besok, beneran ya Bun?"

Ngidam '준상' Junsang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang