11. Panas cuy

41 7 0
                                    

Author pov

"Le abang lo kemana?" Zidan yang baru saja dari kantin bertanya pada Leoni yang duduk duduk di kelas.

"Dipanggil kepsek. Nggak tau tuh ngapain, palingan bahas olimpiade," jawab Leoni cuek.

Drrtt drttt...

"Hp lo tu dari tadi bunyi di loker, males gua dengernya," Leoni mulai kesal dan Zidan segera mengambil hpnya.

"Emm Le, gue mau nyamperin 02 nih titip pasta gue ye. Awas jangan lo makan!" teriak Zidan sambi berlari meninggalkan kelas. Tak lama sepeninggalan Zidan, Leonpun datang.

"Woy Le! Diem diem bae ngopi ngapa ngapa ngopi!" teriakan Leon yang bikin kuping pengeng itu mengema di seluruh penjuru kelas.

"Elah, brisik amat sih lo anjir!" teriak Leoni yang kaget.

"Pa an nih?" tanya Leon menunjuk pada bungkusan plastik berisi pasta milik Zidan.

"Itu tuh, pasta punyanye Zidan. Titip tadi orangnya tapi lama amat kagak balik-balik, kalo gue khilaf kan bahaya ntar."

Setelah beberapa detik terjadi keheningan Leoni berjalan menuju luar kelas dan langsung mendapat pertanyaan dari Leon.

"Kemana Le?!"

"Toilet! Tu pasta jagain ye jan sampe kabur!" teriak Leoni yang menongolkan kepalanya dari jendela.

"Ceilah ni pasta manja amat, nyusahin aja deh. Dikira tawanan apa dijagain segala," gumam Leon yang dihadiahi tatapan teman sekelasnya. Mungkin tu orang batinnya bilang dah, ni orang kenapa dah? Ganteng-ganteng masak nggak waras.

"Kak Le!" saat Leoni akan berjalan meuju kelasnya tiba-tiba ada tuh yang manggil doi.

"Eh, ada apa Shel?" Leoni sedikit terkejut tu gegara dipanggil Shella.

"Tadi kok aku liat pacar kakak berduaan sama cewek di deket perpus sih kak, emang kakak nggak marah ya? Mereka keliatan mesra gitu soalnya." ni kata-kata Shella bikin Leoni bingung aja dah.

"Pacar? Siapa?" tanya Leoni bingung.

"Itu kak Evan, eh kak Evankan namanya?"

"Ck! Dia tu bukan cowok gue elah," Leoni berdecak kesal.

"Lah? Bukan pacar? Kok kayaknya nempel mulu kek ingus ama upil. Eh, maaf kak." Shella sedikit terkekeh.

"Gue cabut dulu yap," pamit Leoni meninggalkan Shella.

"Yoi kak!"

Setelah mendengar cerita dari Shella tadi, gak tau kenapa tu ya si Leoni jadi badmood gitu. Tanpa dia sadari ternyata si doi udah ada di deket perpustakaan. Dia sendiri bingung kenapa ada di sana apalagi author. Eh nggak deng.

Cih gatel! Rutuk Leoni dalam hati
"Panas cuyy!"

"Paan sih thor gj luu orang adem gini!"

"Cemburu lo Le? Ngeles ae lu."

"Kagak elah thor!"

"Yakin?"

"Yakin thor!"

"Yaudah yaudah, back to topic."

"Shap thor."

Karena penasaran dengan pembicaraan Evan dengan cewek yang dimaksud Shella maka Leoni mendekat menuju mereka yang ada di dekat pintu perpus. Leoni pura-pura masuk ke perpus untuk menguping mereka. Tanpa Leoni sadari Evan sedari tadi menahan tawa karena mengetahui Leoni membuntutinya.

"Plis dong kak, ajari ya. Aku pingin bisa basket nih," ucap si cewek manja.

"Lo bilang sama kapten tim basket cewek dong, masa' ke gue?" jawab Evan.

"Aku maunya kak Evan," rengek gadis itu.

"Hmmm,yaudah deh."

"Yes! Makasih kak Evan!" teriaknya girang, udah kek dapet mobil dari super deal. Leoni yang berada di dalam perpus hanya menatap mereka jijik.

Tiba-tiba saja....

"Leoni ngapain di sini?" suara Evan membuat Leoni panik namun wajahnya ia datarkan.

"Pinjem buku lah masa' jajan." jawab Leoni berkacak pinggang. Ngeles ae lu nyet.

"Kok cuma di deket pintu?" tanya Evan menarik kedua sudut bibirnya ke atas.

"Terserah gue dong." elak Leoni lalu meninggalkan perpus. Bego banget sih,bisa sampek ketauan, batin Leoni.

***

"Astogeh! Apaan nih?! Siapa yang naorh kucing di kamar gue anjai!" teriak Leoni saat masuk ke kamarnya.

"Kucing baru gue tuh Le!" teriak Leon dari samping kamar.

"Eh bwank! Maksud lu apa sih naroh kucing di kamar gue? Lo kan tau sendiri gue kagak suka kucing," ucap Leoni kesal.

"Nitip elah, kamar gue baru gue beresin nih." ucap Leon sambil merapikan rak bukunya.

"Nyebelin lo elah."

"Emmm,, Le besok ikut bentrok sama Antariksa?" tiba-tiba Leon mengganti topik.

"Ya ikutlah bang, lo gimana sih? Mereka itu rival kita. Masa' lo nggak ikut maju?" jawab Leoni sedikit menaikkan suaranya, untung saja orang tua mereka sedang tidak di rumah jadi nggak masalah kali ngomong keras.

"Ya,iya sih Le. Mama gimana?" tanya Leon sembari menyapu kamarnya.

"Ya nggak gimana gimana elah bang. Abang takut sama emak?" jawab Leoni lalu memasukkan Lays ke mulutnya, bukan endorse ya:)

"Bukannya takut, ya mosok toh kita mau boong lagii."

"Yaudah si bang, mama juga nggak tau kalo lo nggak keceplosan." kata Leoni gercep.

"Ya tapi Allah tau Le." balas Leon sok ngustad.

"Iya adek tau bang ustad," ledek Leoni.

"Saae lu adek laknat," balas Leon sambil mengetok jidat Leoni.

.
.
.
TBC.

Cewek TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang