"Ciee perhatian nih, clbk bener nih."goda Leon pada kembarannya.
"Kagak elah bang. Btw lu lama amat bang gue suruh datengnya jam 5 nyampeknya jam 9."tolak Leoni.
"Mon maap ni ya, gue itu baru selesai ngapel."jawab Leon yang fokus pada iphonenya.
"Lah lu ngapelin sapa bang? Kayak ada gebetan aja lu. Ato jangan-jangan lu ngapelin kucing tetangga ye."
"Sok tau banget sih lo! Gue itu punya gebetan tauk."bela Leon yang tidak ditanggapi Leoni.
Ya, Leoni memang tidak pulang karena mengkhawatirkan kondisi Evan. Maka dari itu ia menyuruh Leon untuk menemani Leoni menginap di rumah Evan untuk memantau kesehatan Evan tanpa sepengetahuan Evan karena di rumahnya hanya ada maidnya.
"Bi, tolong cek suhu tubuh Evan dan jika panasnya tinggi berikan paracetamol yang ada di nakas kamarnya."kata Leoni pada salah satu maid."Baik nona."jawabnya lalu membungkuk.
"Perhatian amat neng."sindir Leon pada kembarannya setelah maid itu pergi meninggalkan mereka.
"Wajar elah bang ama temen ndiri."bela Leoni pada dirinya.
"Alesan ae lu ucup."kata Leon sambil menyonyor pala Leoni.
"Elah lu bang,ucup dibawa-bawa ntar maknya marah lagi. Mabar ML kuy bang!"ajak Leoni pada Leon yang sibuk dengan camilannya.
"Kagaklah maknya ucup ae fans gue. Kuylah."
***
Evan Pov
"Haus, airnya habis lagi."kesalku karenya gelas di nakasnya kosong. Akhirnya aku turun ke dapur untuk mengambil air minum. Ada hal yang membuat kerutan di keningku muncul.
"Kenapa tv menyala jam 1 dini hari?"tanyaku pada diriku sendiri. Karena penasaran akhirnya aku mendekati sofa dan betapa terkejutnya aku.
"Kembar? Mengapa mereka ada di sini?"batinku.
"Aku tau Le, kamu tu cuma pura-pura benci sama aku,aku tau kamu masih sayang sama aku walopun aku dah pergi ninggalin kamu tanpa pamit tapi aku yakin kamu masih sayang sama aku."ucapku pelan sembari menatap wajah Leoni yang terlihat lucu saat tertidur.
Akupun mengambil bantal dan dua selimut, yang satu akan ku pakai dan satunya akan kupakaikan pada Leoni. Entahlah dia kedinginan atau tidak aku tidak peduli, tapi kemungkinan besar dia nggak kedinginan sih, yang penting aku selimutin. Akupun membaringkan tubuhku disamping Leon yang terlelap di karpet.
***
Author pov
Terik matahari yang masuk menembus kaca jendela mengusik tidur seorang gadis yang biasanya sulit bangun walau terkena terik matahari. Leoni mengucek matanya lalu mendudukkan dirinya di sofa yang menjadi tempat tidurnya semalam. Ia terkejut akan penampakan seorang lelaki yang tidur di samping kembarannya.
Kenapa dia ada di sini? Batinnya bingung.
"Bang, Van bangun."ucapnya sambil menggoncangkan kedua lelaki yang tidur di karpet. Mereka yang dibangunkan merasa terusik dan kemudian bangun dari tidur lelapnya.
"Pagi Le."sapa keduanya hampir bersamaan.
"Lo ngapain tidur di sini Van?"tanya Leoni datar.
"Terserah aku dong,ini kan rumahku. Leoni kenapa tidur di rumah aku?"tanyanya polos.
Jlebbb...
Leoni bingung akan menjawab apa, namun ia berusaha untuk menutupi kebingungannya dengan menunjukkan muka datarnya.
"Pengen aja. Kenapa? Nggak boleh?"jawab sekaligus pertanyaan Leoni yang gugup namun tak terlihat.
"Nggak logis."jawab kedua lelaki di depan Leoni bersamaan lalu diikuti tawa mereka berdua.
"Aku tau, kamu pasti khawatirin aku ya."goda Evan pada Leoni.
"Iye tu Van, dia tu khawatir banget sama lo."ledek Leon.
"Nggak usah gr,balik bang."bela Leoni lalu menarik abangnya untuk pulang.
.
.
.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Tomboy
Historia CortaIni cerita tentang kisah cewek tomboy yang punya kembaran cowok dan kisah cintanya. Di sini itu tempat dimana sebuah kesetiaan diuji. Dimana kepercayaan di permainkan dan cinta tulus yang disia-siakan. Dari sini, kita belajar yang namanya ikhlas dan...