8. Harapan

1.2K 189 13
                                    

An. Mohon maaf, perjalanan bus Sumber Gyuhao akan sedikit terhambat karena ada Soonwoo di depan 0-0

Semoga ikhlas wkwk



"Susunya dingin."

"Ah, maaf. Akan kuhangatkan lagi."

"Tidak usah." Soonyoung mengambil cangkir susu itu kembali, "Kurasa akan sama saja." Dia menyeruputnya sedikit, "rasanya seperti jet lag. Tapi gegara promosi album."

Wonwoo tersenyum, "Kau tidak lelah?"

"Lelah sih, tapi badanku menolak tidur. Rasanya salah jika tidur."

Wonwoo merebahkan diri di samping Soonyoung, "Kalau begitu aku akan menemanimu begadang."

Soonyoung merapatkan diri pada Wonwoo, berhati-hati dengan cangkir yang masih dipegangnya.

Banyak yang sudah tahu bahwa Wonwoo tak banyak bicara; Soonyoung beda cerita. Meski sangat berisik dan penuh energi hampir di setiap kegiatan siaran Seventeen, ada kalanya buntalan energi itu meredup, seakan butuh dicas ulang.

"Aku mengobrol sebentar dengan Myungho."

Alis Soonyoung menekuk, "Dia tidak tidur di kamarnya?"

"Mingyu masih menelpon."

Soonyoung mendengus, "Apa bagusnya sih si Chaeyeon Chaeyeon itu?"

"Kau tak akan mengerti, kau gay."

"Memang kau mengerti?!" sungutnya.

"Kita tak akan mengerti bagaimana ketertarikan bisa muncul, Soonyoung-ah. Lihat saja aku," kekasihnya memandangnya bingung, "bagaimana bisa aku suka padamu?"

Soonyoung bersiap memukul Wonwoo, namun ia menahan diri setelah diingatkan oleh berat cangkir yang tangannya genggam.

"Yang kumaksud, seberapa bagusnya Myungho, Mingyu tak akan tertarik jika dasarnya dia tidak belok. Kau tak mungkin suka pada perempuan, kan?"

Soonyoung hanya mengerucutkan bibir. Dia sebal karena Wonwoo memang benar, "Apa Eissa tak punya harapan?"

Wonwoo terlihat menimang-nimang sesuatu, dia ragu apa ini layak dikatakan, tapi dia merasa Soonyoung berhak tahu, "Kemarin," mulai Wonwoo, "Aku tak sengaja mendengar Mingyu dan Jaehyun."

Soonyoung menegakkan badannya.

"Mereka sedang bercanda sebenarnya..."

"Jangan bertele-tele, Wonwoo-ya."

Wonwoo berdehem, "Dia bilang, kasihan sekali Myungho, tidak bisa merasakan nikmatnya mengencani perempuan."

Mata Soonyoung menyalang marah, "Apa maksudnya!" dia meletakkan cangkir susunya di nakas dengan hentakan, sebagian isinya menumpahi novel yang sedang dibaca Wonwoo, membuat pemiliknya berjengit. "Sialan sekali Kim Mingyu itu! Bukankah Myungho sahabatnya? Harusnya dia tau Myungho juga suka perempuan, apa maksudnya?! Terus kenapa kalau tak suka perempuan?! Dia ada masalah denganku?!"

Wonwoo menarik Soonyoung ke pelukannya, agaknya mencegah agar dia tidak bertindak sembarangan dan kabur melabrak Mingyu, "Tenanglah, Soonyoung-ah."

Soonyoung mengambil napas dalam-dalam, "Apa selama ini ia berpura-pura terima-terima saja dengan kita?"

Selain Soonyoung, memang tidak ada lagi anggota Seventeen yang gay. Tapi ada Wonwoo yang ace, dan saat menyenya kambuh akan bilang kalau dia Soonyoung-sexual, lalu ada Minghao tentunya, dan Seungcheol. Mereka berdua bi.

Jadi sudah semaklumnya jika para member awas dengan eksistensi orientasi seksual lain dan sebagai akibatnya, lebih toleran. Selama berkoeksistensi beberapa tahun, Soonyoung pikir memang begitu adanya. 

Apa yang Mingyu katakan, dari pendengaran Wonwoo, menghempaskannya kembali ke masa-masa dimana ia sangat takut untuk mengakui identitasnya. Sangat takut untuk menindaki perasaan sukanya pada Wonwoo. Sangat takut untuk jadi dirinya.

Ya, Soonyoung tidak selalu Soonyoung yang percaya diri.

Orang pertama yang membantunya menjadi Soonyoung yang sekarang adalah Minghao.

Tak mengejutkan. Minghao tak pernah menyembunyikan orientasinya, dia tipe orang yang sudah sangat nyaman memeluk semua aspek pada eksistensinya.

Soonyoung penasaran dan cemburu. Bagaimana bisa seseorang begitu baik hati pada diri mereka? Bagaimana kau menyukai kekuranganmu? Minghao memberikan jawaban klise, mungkin itu bukan suatu kekurangan tapi kelebihan, sebuah keunikan.

Tak mudah, namun perlahan hati Soonyoung menyerap perkataan itu. 'Aku Hoshi si 10-10!'


-------


Lama kelamaan Minghao merasa dingin juga. Dia dengan bodohnya lupa membawa selimut. Soonyoung dan Wonwoo mungkin sudah tidur, pikirnya, dan dia bisa numpang menginap sekali ini.

"Apa Eissa tak punya harapan?"

Dia menyanyangkan keputusannya.

"Apa selama ini ia berpura-pura terima-terima saja dengan kita?"

Sangat menyayangkannya.



Love Scenario [gyuhao]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang