"Kalian jalan-jalan lagi?" Tanya Seungcheol.
Mingyu mengangguk, membereskan belanjaannya dengan Minghao. Mereka belanja cukup banyak, koleksi musim semi butik baru di Myeongdong itu sangat bisa membuat mereka membuka dompet.
"Ini yang keberapa?" Tanya Seungcheol lagi.
"Eh, entahlah," timang Mingyu. Keempat minggu ini? Keenam? Kelima? "Tak apa-apa, Hyung. Kami tak seboros kelihatannya. Lihat!" Mingyu memamerkan sebuah kemeja sewarna tomat dan bermotif, "Ini cuma ₩ 30.000!"
Seungcheol menatapnya datar. "Kau ini memang tak pintar-pintar."
Mingyu mendelik.
"Yang kutanyakan Mingyu-ya," desah Seungcheol, "Apa pacarmu tak kau beri waktu luang? Semuanya kau habiskan dengan Myungho."
"Aku sudah putus dengan Chaeyeon sebulan lalu." Alis Seungcheol terangkat, dan ada sedikit rasa bersalah di mimik mukanya, "Tak penting, Hyung. Aku tak benar-benar suka dia jadi aku tak patah hati atau apa. Hyung juga punya banyak urusan yang lebih penting." Mingyu melipat pakaian terakhirnya dari tas belanja, "Dan bukannya normal menghabiskan waktu dengan sahabatmu?"
Seungcheol ingin menyanggah, bahwa dulu Mingyu tak pernah sesering ini bersama Myungho. Dan juga bahwa ia saja bisa muak jika terlalu sering menghabiskan waktu dengan Joshua dan/atau Jeonghan. Tapi dia malas berdebat. Perutnya juga sudah lapar, jadi ia memilih keluar saja menuju dapur. "Terserah kau saja. Aku mau makan malam."
Mingyu hanya mengendikkan bahu.
---
"Mingyu! Mingyu-ya!" seru Hani, melihat Mingyu yang duduk di lobi inkigayo. Wanita yang terpaut beberapa tahun lebih tua dari Mingyu itu lalu menepuk pundaknya, membuat Mingyu terlonjak.
"Noona! Buat kaget saja!" Mingyu memegang dadanya yang berdegup dan mencekal ponsel barunya dengan erat, nyaris jatuh.
Hani merengut, "Kau kupanggil-panggil tidak menoleh. Memang apa yang kau lihat, hah?"
Muka Mingyu kembali kecut. Ia memiringkan layar ponselnya, Hani mengernyit.
"Bukannya itu Myungho?" Mingyu mengangguk. Hani kembali mengamati video itu, memeriksa apa yang aneh atau menyebalkan sehingga hoobae yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu berwajah masam. Tapi tidak ada. Video itu hanya memperlihatkan Myungho yang sedang ngobrol dan sesekali tertawa dengan seorang cowok, sepertinya temannya. "Terus kenapa?"
"Hish, Noona bisa lihat tidak? Jelas-jelas si Victor itu sedang flirting!" seru Mingyu, matanya tak beralih dari ponsel. Hani menatapnya terkejut, Mingyu begitu berapi-api membicarakan gerak-gerik orang yang ia sebut Victor itu. Padahal menurut Hani, ia hanya bergestur ramah.
"Memang kenapa kalau ia sedang pendekatan dengan Myungho?" Mingyu terdiam, mulutnya menganga dan alisnya mengernyit. Oh, Hani suka ini. "Memang tak boleh?"
Mingyu menggelengkan kepalanya cepat-cepat, "Tidak boleh!"
"Hmm, kenapa?"
Hanya dari raut wajahnya, Hani bahkan bisa melihat Mingyu-Mingyu mini sedang kelabakan di kepalanya, mencari alasan untuk sesuatu yang belum ia sadari. "Karena kita idol!" seru Mingyu pada akhirnya.
Hani terbahak keras. Beberapa staff sampai berhenti wira-wiri, menoleh mengamati anggota EXID itu sebentar sebelum kembali pada aktifitasnya.
"Noona kenapa, sih?" rengek Mingyu.
Hani menyeka ujung matanya, "Entah kau ini polos atau bodoh, Mingyu-ya." Mingyu hendak protes, "Kau mengingatkanku pada Solji-unnie dulu." Lanjut Hani. Ia memandang keibuan Mingyu yang menatapnya bingung, "Tak usah dipikirkan. Rasakan saja."
Kerut di alis Mingyu makin dalam, ia ingin bertanya namun Hani keburu berlari kecil pergi, melihat salah satu rekan timnya.
"Soljinnie~!" Hani sedikit melompat, menerjang Solji yang baru kembali dari mesin minuman.
Jaraknya tidak begitu jauh, jadi Mingyu masih bisa melihat bahwa kakaknnya itu mengecup bibir Solji sekilas sebelum menggandengnya pergi. Pipi Heo Solji terlihat memerah, senada dengan warna baju Ahn Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [gyuhao]
Fanfiction[completed] Xu Minghao, si pemeran pembantu dalam kisah Kim Mingyu. ⚠️this fiction has discussions on sexuality and identity issues.