"Siapa Chaeyeon?"
"Pacarmu."
"Aku tak punya."
Menyebalkan. Sangat menyebalkan.
Kau tahu, ketika kau mencoba melupakan perasaanmu pada seseorang lalu tiba-tiba saja kesempatanmu mendapatkan hatinya malah terlihat lebih lebar. Sikap Mingyu beberapa minggu terakhir ini bisa saja membuat Minghao percaya kalau ia mungkin meluluhkan hatinya.
Hah. Omong kosong.
Ia hanya akan terluka jika berpikiran begitu.
Lebih baik ia fokus menemukan partner baru untuk duetnya. Ia tak mau terlihat menyedihkan, memikirkan konsep sendirian di ruang latihan dengan beberapa kamera dan kru yang merekam. Menyedihkan.
Minghao mendesah. Harusnya ia meniru Longfei-ge dan duduk di patio. Paling tidak ia akan terlihat seperti sedang santai dan bukannya sedang meratapi tercampakkan idolanya di TV nasional.
--
Minghao tersenyum lebar dalam perjalanannya ke pintu depan. Victor Ma Boqian adalah teman dekat Zhennan dan sangat suka tantangan. Terlebih musik. Ia langsung mengiyakan saat ditawari untuk berkolaborasi dengan Minghao.
Victor Ma Boqian berdiri di samping koper ringkasnya, headphone bertengger di leher dan satu tangan mengotak-atik ponsel.
Dengan pelan Minghao bersuara, "Victor Ma?"
"Hey, Xu Minghao!" Ia mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan menyakunya, lalu memberi pelukan sohib yang cukup erat, "Just call me Boqian, tak apa."
"Aku sangat berterimakasih kau mau kemari, Boqian"
Victor mengibaskan tangannya, "Psh. Aku suka kompetisi, ini malah rejeki buatku."
"Oh, ayo masuk. Kamarmu sudah disiapkan." Minghao berusaha mengambil alih koper Victor. Tapi keduluan pemiliknya yang menyeretnya masuk. Tak apa-apa jika berbagi kamar kan?"
"Tak apa, tak apa." Melihat gayanya saat ini, sepertinya Victor juga seorang pemerhati fashion. Tambahan poin plus.
--
"Yang mereka lakukan itu brengsek."
Minghao menatap Mingyu aneh. Tapi ia tetap bungkam, Mingyu terlihat punya banyak hal yang ingin ia ucapkan.
"Dua seniormu itu."
"Ah..." Minghao mengangguk paham. Lalu kembali menatap buku tulisnya. Ia sedang menulis lirik untuk kolaborasi pertamanya dan Victor. "Tak apa. Aku sudah punya partner baru."
Mingyu melotot, "Sudah?"
"Uhum, Ma Boqian. Victor Ma... Aku tak yakin kau pernah mendengarnya."
"Bukannya kau pernah bilang kau suka rapnya?"
Minghao berhenti memutar kursi putarnya, mengerutkan alis, "Pernah?"
"Ya. Kau bilang rapnya begitu spontan dan berciri khas." Mingyu merengut. "Aku tak sependapat."
Minghao hanya menatapnya, agaknya gagal menerjemahkan pemuda di depannya. Ia mendesis, "Berhenti bersikap begini, bodoh."
Mingyu menatapnya bingung. Minghao mendesah frustasi. "Kenapa kau peduli sekali, sih? Apa masalahmu?"
"Aku hanya tak ingin jika partnermu yang sekarang sama seperti Joni Gong – Joni Gong itu."
"Mereka tak sama."
"Mereka sama-sama rapper!"
Minghao memutar matanya, "Perlu aku ingatkan kalau kau juga, entahlah Kim Mingyu, um, rapper?"
"Itu beda!"
Matanya akan copot jika Minghao terus-terusan memutarnya. "Apa memang? Kau idol rapper?"
"Bukan! Aku lebih tampan! Bahkan dari Victor!"
Tawa Minghao menguar. Jawaban yang Kim Mingyu sekali.
Saat tawanya berhenti Mingyu masih duduk di karpetnya, diam menatap Minghao dan merekamnya dengan ponsel. "Apa yang kau lakukan, Kim Mingyu?"
"Merekammu tentu saja." Ia nyengir, "Terakhir kali kau terekam kamera kau menangis. Sekarang kau tertawa."
Menyebalkan. Sangat menyebalkan.
Pipi Minghao memerah dan ia terbungkam.
Kim Mingyu begitu menyebalkan.
---
kenapa jony j harus jadi mentor idol producer sih. kek ga ada orang lain aja. jatohnya juga hipokrit. sebel anjir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [gyuhao]
Fanfiction[completed] Xu Minghao, si pemeran pembantu dalam kisah Kim Mingyu. ⚠️this fiction has discussions on sexuality and identity issues.