Los Angeles, 2016
Im Nayeon, itulah namaku. Aku terlahir 20 tahun yang lalu di Korea Selatan dan berada disana sampai umurku menginjak 14 tahun, lalu berpindah ke Amerika tepatya di Los Angeles karena Appa ingin memperbaiki keadaan keuangan keluarga kami. Namun Eomma dan Appa telah pergi meninggalkanku ke alam lain tiga bulan yang lalu karena sebuah kecelakaan. Aku berencana untuk kembali ke Korea dan melanjutkan pendidikan disana. Untuk sementara ini aku tinggal bersama Park Shinhye sepupuku yang sudah seperti saudara kandungku sendiri. Shinhye merupakan seorang aktris dan tengah merintih karirnya di Amerika.
Hari ini adalah hari terakhirku berada di Los Angeles, aku ingin menghabiskan waktu untuk berbelanja di sebuah Mall ternama. Aku sudah siap dengan mengenakan baju berwarna putih dan rok denim pendek serta sepasang sneakers yang menghiasi kakiku, tak lupa aku juga membawa catatan yang diberikan oleh seorang teman di Korea yang sangat dekat denganku. Kami terus menjalin komunikasi selama enam tahun terakhir, dia bernama Jimin. Aku mengenalnya karena kami dulu merupakan teman sekelas saat SMP dan dia merupakan temanku satu-satunya yang sampai saat ini kami masih saling bertukar kabar, dia juga datang ke Amerika saat kedua orang tuaku meninggal dunia.
“Unnie, aku pergi dulu,” teriakku sambil mengetuk pintu kamar mandi yang digunakan Shinhye
“Kau mau beli oleh-oleh buat Jimin kan, itu ambil credit card yang di meja,” balas Shinhye dari dalam
“Wah, gomawo unnie!” ucapku girang sambil meraih credit card yang dimaksud
Aku pergi berjalan kaki menuju Mall dan melihat list barang-barang yang akan kubeli, mulai dari pesanan Jimin sampai keperluan-keperluan lain yang akan kubawa ke Korea nanti. Setelah sampai didepan Mall yang dimaksud, aku langsung melangkahkan kaki memasuki kawasan yang padat itu. Pertama, aku mencari perlengkapanku dulu setelah semua itu terpenuhi aku kemudian mencari barang Jimin. Dia hanya memintaku membelikannya sebuah album dan tas, hanya itu. Aku sudah mendapatkan tas yang diinginkan Jimin karena dia mengirimiku gambarnya sehingga mudah saja untuk menemukannya.
Jimin memintaku membelikan album milik GOT7—salah satu boy group asal Korea yang aku pun tidak tau siapa mereka. Album yang diminta Jimin adalah album Jepang mereka yang bernama Moriyagatte Yo!, Jimin sangat menginginkan album itu karena hanya dijual di Jepang dan Amerika, dia tidak ingin berurusan dengan pajak karena membeli itu, sehingga dia memintaku membelikannnya.
Aku memasuki kawasan yang menjual berbagai macam album, mulai dari band dan group lokal maupun mancanegara. Aku berjalan menuju ke tempat yang menjual album Jepang. Dengan segala usaha aku mencari album yang dimaksud Jimin, namun aku sama sekali tidak melihat tulisan GOT7. Aku kemudian menuju ke kasir dan bertanya tentang album itu, sang penjaga kemudian menunjukkan tempat album itu berada. Aku mengikuti saran sang penjaga, dan benar saja disana terdapat album yang dimaksud Jimin persis seperti gambar yang dikirimnya. Album itu hanya tersisa satu keping saja, itulah yang membuatku tidak bisa melihat album itu tadi, selain sisa satu, album itu juga tertindih oleh album lainnya. Aku langsung membayarnya di kasir dan berjalan keluar dari tempat itu.
“AAAHHHH!!!” teriakku kesatikan karena jatuh ditabrak seseorang dari belakang tiba-tiba
Cowok yang menabrakku kemudian berhenti berlari dan berpaling, “괜찮아요?—Kau tak apa-apa?” tanyanya
“Ahhhh....albumnya, jadi orang yang hati-hati dong! Albumnya jadi rusak kan!” kesalku dengan mengunakan bahasa Korea
“Jadi kau juga orang Korea, syukurlah...” ucap cowok itu
“YA!! Syukur apanya! Albumnya gimana? Di toko tadi sudah habis!” jelasku pada cowok itu dengan nada cukup tinggi
“Hmmm...AH!! begini saja!” ucap cowok itu sambil menanda tangani album yang sudah rusak itu
“Emangnya kau ini siapa! Main tanda tangan aja! Gantiin albumnya!!! HEY!!” ucapku dengan kesal karena cowok itu langsung pergi begitu saja.
Cowok itu tidak menghiraukan sama sekali ucapanku tadi, dia terus berlari ke arah luar. Aku bangkit dari tempatku terjatuh, namun tiba-tiba saja sekerumunan orang berlarian dari arah belakang. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, seorang cowok memakai masker, kacamata, dan topi tiba-tiba menanda tangani album milik Jimin dan setelah itu banyak orang berlarian mengejarnya.
“Jangan-jangan cowok itu pencuri?!” pikirku begitu saja, “terus dia ngapain pake bawa spidol segala....Ahh sudahlah!” gumamku kesal
Aku tidak tahu harus berkata apa pada Jimin nanti, album yang kuberikan sudah rusak dan ditanda tangani oleh seorang cowok asing. Aku kemudian meninggalkan Mall itu dan berjalan pulang dengan hati yang campur aduk rasanya.
~ to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Hopeless Love || JINYEON
Fanfiction[REPUBLISH] Im Nayeon, seorang gadis berumur 20 tahun yang baru saja kembali ke Korea setelah kepergian kedua orangtuanya. Hidup bersama Jimin, sahabatnya, membuat Nayeon ikut mengenal GOT7. Note : cerita ini pernah di publish juga dgn judul yg sa...