10

120 14 1
                                    

“Kau tinggal dimana?” tanya Jinyoung yang kini berjalan sejajar denganku

“Itu, disana, kau sebaiknya tidak perlu mengantarkanku sampai disana karena Jimin pasti sudah pulang dari Jeju,” ucapku pelan

“Baiklah,” jawabnya singkat

“Oiya, bagaimana caranya kau pulang?” tanyaku begitu saja saat teringat Jinyoung yang kesini bersamaku dengan menuggunakan bus

“Itu masalah gampang aku hanya tinggal meminta JB, Mark, atau Jackson menjemputku,” balasnya dengan menunjukkan deretan gigi depannya yang rapi

“Apa mereka belum tidur? Kenapa kau tidak meminta manajer kalian saja?” tanyaku lagi

“Aku tidak mau merepotkannya, dia sudah lelah mengurus jadwal kami seharian,” balas Jinyoung dengan perkataan yang tak terduga olehku sebelumnya

“Baiklah, dah,” ucapku sambil melambaikan tangan dan tersenyum dengan gigi kelinciku

Jinyoung membalasku dengan senyumnya juga, walaupun dia terlihat sangat mengantuk. Aku bejalan menjauh begitu pula dengan Jinyoung yang berjalan menuju arah berlawanan denganku. Tepat sepeti dugaanku, Jimin sudah pulang dari Jeju dan membawa beberapa oleh-oleh untukku.

“Nayeon-ah, apa kau bertemu dengan Jaebum hari ini?” tanya Jimin

“Tidak, memangnya ada apa?” balasku balik bertanya

“Oh? Tidak, tidak apa, hehe,” jawabnya dengan sedikit terkekeh

***

Jinyoung berjalan sendirian di tengah gelapnya malam, jam sudah menunjukkan pukul 12.25 yang berarti sudah waktunya orang-orang untuk tidur. Walaupun sudah sangat larut, jalanan kota Seoul masih cukup ramai. Jinyoung membuka handphone miliknya, tak lama dia menelpon seseorang, namun orang tersebut tidak menjawab panggilannya. Jinyoung kemudian menelpon seseorang lagi dan kali ini bersahil diangkat.

“여보세요? 마크형?—halo? Mark hyung?” ucap Jinyoung langsung setelah panggilannya dijawab oleh Mark

“어, 왜?—hm, kenapa?” balas Mark singkat dan padat

“Kau belum tidur kan hyung? Apa kau bisa menjemputku?” tanya Jinyoung meminta bantuan Mark

“Jika aku mengangkat telpon darimu tentu saja aku belum tidur Park Jinyoung....” jawab Mark dengan nada kesal nya

“Heheheheh,” kekeh Jinyoung yang masih menunggu jawaban Mark

“Baiklah...dasar kau ini....where are you?” balas Mark seraya menyakan tempat Jinyoung berada

“Akan ku chat kau dimana aku sekarang,” jawab Jinyoung

“Okey,” ucap Mark sambal memutuskan sambungan telpon mereka

Tidak lama berlalu, Mark sudah datang mengendarai mobil yang biasa mereka gunakan. Jinyoung pun langsung menaiki mobil itu dan pulang bersama Mark. Sesampainya di dorm Jinyoung langsung beristirahat dan malam berlalu begitu saja.

***

Satu bulan kemudian…

Proyek majalah yang kami siapkan sudah sepenuhnya selesai, kami hanya tinggal menunggu keputusan juri besok yaitu pada tanggal 1 Januari 2017. Malam ini aku dan Jimin berencana untuk merayakan tahun baru bersama di tempat tinggal kami dengan memakan ddeokbokki dan buldalkbal yaitu makanan khas Korea. Sebelum itu kami akan melihat petasan di pinggir sungai han.

“Nayeon-ah…ayo cepat!” teriak Jimin yang sudah bersiap terlebih dahulu

“Iya, iya,” jawabku singkat sambal memasang kedua sepatu ku

Kami sepenuhnya jalan-jalan malam ini, setelah membeli makanan kami pergi ke bioskop sebentar karena masih pukul Sembilan malam, setelah itu kami pun pergi ke sungai Han untuk melihat kembang api. Disana cukup banyak orang berkumpul, kami cukup menikmati malam itu.

Kami pulang ke rumah pada pukul 1 malam, dengan mata yang tidak mengantuk sama sekali kami menyantap makanan yang tadi dibeli.

“Ya! Ini tidak akan membuat kita gendut kan besok,” ucap Jimin dengan mulut yang maish penuh

“괜찮아,그냥 먹어—tidak apa, makan saja,” balasku sambal tertawa

Pagi itu aku terbangun karena suara ponselku, jam masih menunjukkan pukul enam pagi dan sudah ada yang menelponku sepagi itu.

“여보세요....—halo….” Ucapku dengan mata yang masih mengantuk

“Ya! Kau baru bangun? Cepat ke tempat latihanku sekarang!” perintah orang yang menelpon itu

“누구세요?—ini siapa?” balasku sambil mencoba melihat nama yang ada di layar ponselku

“Jinyoung Oppa?!” teriak ku spontan saat mengetahui siapa yang menelpon, “iya iya, aku akan ke sana segera,” ucapku sambal memutuskan sambungan telpon itu dan langsung bergegas mandi.

~to be continued

Not a Hopeless Love || JINYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang