mengikhlaskan mu

61 2 0
                                    

Alfin sebisa mungkin bersikap biasa, Bersandiwara seperti tidak tau apa apa  ini membuat ku frustasi " ujarnya dalam hati dan berjalan menuju ruangan ayana

"Ayana!

Ayana yang mendengar  namanya di panggil itu langsung menoleh

"Iya ada apa pak" ujar ayana mengelap sisa sisa air matanya

Dia menangis karna menolak bian,? Apakah ayana juga mencintai bian? Tapi jika ia mencintainya kenapa harus ayana menolak, ! " apa kamu punya  waktu  setelah ini? Tanya alfin

"Tidak ada pak, "

" bagus, kalau begitu  setelah kerja kamu temani saya  pergi, kamu menemai saya bukan karna kamu adalah sekertaris tapi calon istri saya" ujarnya kemudian meninggalkan ayana yang terdiam kaku

Baru saja ayana dirindung dilema eh tiba tiba alfin datang membuatnya tersipu
Ada apa sebenarnya dengan perasaan ayana?

Kini alfin dan ayana berada di sebuah  toko buku seperti yang di katakan alfin, alfin mencari buku untuk referensi bisnisnya, Namun ia berbohong, ia sengaja  mengajak ayana agar melupakan beban yang ayana alami

"Kak alfin!!!

Alfin dan ayana pun menoleh secara bersamaan sama raut wajah ayana langsung berubah mmegetahui siapa yang memanggil alfin

"Bian, kamu di sini juga"? Tanya alfin sambil melirik wajah ayana

"Iya kak, dia si-aapa kak"? Tanya bian terbata bata

"Ohh iya kak alfin hampir lupa, dia ayana calon istri kak alfin, dan ayana ini bian adik saya" ujar alfin memperkenalkan mereka

Calon istri? Jadi ayana dan kak alfin akan menikah!" Bian" ucapnya berusaha tegar

"Ayana" begitupun dengan ayana mencoba untuk  tersenyum

"Ayana, bian adalah seorang dokter spesialis kandungan," ujar alfin

Ayana tersenyum menanggapinya lebih tepatnya tersenyum terpaksa

Alfin memandang bian  yang sedang menatap ayana mengisyaratkan kekecewaanya

"Bian, kak alfin pergi  dulu masih mau cari buku " ujar dan kemudian mereka meninggalkan bian yang sendirian

Bisakah alfin menerima takdirnya? Jika ia akan menjadi adik ipar dari wanita yang ia cintai
Aku mengikhlaskan mu, walaupun sakit yang ku raskaan tak bisa ku tahan begitu  saja, tapi melihat mu bahagia aku pasti bahagia, dan ternyata kau menemukan kebahagiaan mu bersama kakak ku tidak bersama ku, lillahi aku mengikhlaskan mu " batin bian

Setelah pertemuannya dengan bian, ayana hanya diam dan sesekali tersenyum jika menanggapi alfin

"Ayana apa kau baik saja"? Tanya alfin. Jelas saat ini ayana tidak baik baik saja, batinnya berkecamuk

"Iya pak

"Jangan memanggil sebutan pak jika bukan di kantor, panggil saja kak alfin, sebentar lagi kita akan menikah ayana dan aku ingin kau terbiasa dengan panggilan itu"

"Iya pak eh maksudnya iya  kak" kata ayana tersenyum

Dia manis jika tersenyum, pantas saja bian menyukai ayana" sekarang kita  pulang , pasti kamu juga lelah"

"Iya kak alfin"

Mereka kemudian meninggalkan toko itu, namun bian tetap melihat kepergian dua insan itu,
Mereka sangat serasi "ujarnya  semakin bian melihatnya itu sama saja menyakiti dirinya sendiri  ayo lah bian wake up!!!  Semangat orang di luar sana masih membutuhkan mu" kata bian menyemangati dirinnya sendiri

.
.
.

1 minggu

Kini pernikahan ayana dan alfin sudah di depan mata

Ayana yang berada di dalam kamar yang sedang berhias dan hanya bisa melihat alfin mengucapkan ijab qobul lewat layar monitor yang ada dalam kamar

Dia Bukan SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang