6. Tiga Alpha Muda

11.8K 1.3K 51
                                    

Ketika membuka mata dipagi hari, Hyunjin berhasil dibuat terpesona dengan kecantikan Lucy yang kelihatan tenang dalam tidurnya.

Kepala sang gadis yang bersandar nyaman ditangannya serta napas yang teratur membuat Hyunjin ingin sekali mengecupi seluruh wajah teduhnya.

Tangannya terulur untuk mengelus surai kecoklatan sang gadis, turun ke area telinga dan menyelipkan rambut-rambut yang sedikit menutupi wajah gadisnya, kemudian berakhir memegangi pipi kiri dari mate-nya itu.

Lucy yang merasa asing dengan sentuhan diwajahnya lantas terbangun dengan perlahan, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum bertemu mata dengan sang Alpha.

Hyunjin seketika terdiam, sorot matanya yang tak pernah lepas dari sang Luna membuat Lucy sedikit gugup.

Hyunjin rasanya akan menggila, melihat betapa menggemaskannya gadis itu saat bangun tidur membuat Hyunjin berjanji akan selalu bangun lebih awal hanya untuk menyaksikan hal ini.

"Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Lucy dibarengi senyum canggung, ingin memberi jarak dengan Hyunjin tapi lelaki itu segera menariknya agar lebih dekat.

Hyunjin mengangguk kemudian mengendus-endus leher gadis itu, "Aku mabuk." Ujarnya.

"Mabuk kenapa?"

"Baumu sungguh memabukkan, aku suka sekali." Balas Hyunjin tanpa menghentikan aktivitas mengendusnya. Bahkan kini hidungnya sudah berani menyentuh kulit leher dari Lunanya itu.

"Geli sekali Hyunjin," Rengek Lucy memohon, "Berhentiiii."

"Pelit." Balas Hyunjin kemudian kembali pada kegiatan awalnya, menatap mata sang Luna.

Lucy akhirnya terkekeh dan tanpa sadar menepuk-nepuk rambut Hyunjin dengan penuh sayang.

"Ah maafー"

"Lagi." Pinta Hyunjin, menahan tangan Lucy saat gadis itu ingin menghentikan tepukannya.

Dan Lucy mengangguk tanda mengerti.

"Jam berapa pelatihanmu?" Tanya Lucy sembari mengelus surai hitam milik Alphanya, sementara Hyunjin masih sibuk memeluk pinggang gadis itu diiringi gumaman senang dari bibirnya.

"Pukul delapan, memangnya kenapa?"

"Kamu tidak bersiap-siap?"

"Masih dua jam lagi sayang, nanti saja." Dengus Hyunjin, tak ada niatan untuk bangun, justru semakin mendekatkan dirinya dengan sang Luna.

"Yasudah kau tidur lagi saja, aku akan menyiapkan sarapan untukmu."

"Tidak, kau disini saja."

"Tapi kau perlu sarapan, Tuan." Balas Lucy kekeuh.

"Kau saja ya yang jadi sarapanku." Goda Hyunjin dengan mata mengedip lucu.

"Berhenti mengatakan hal mesum, Hyunjin. Aku geli mendengarnya." Dumel Lucy dengan pipi bersemu merah.

"Kamu ini lucu sekali, aku sampai tak ingin pergi latihan." Ujar Hyunjin sembari menggelitik pipi Lucy dengan hidungnya, "Bagaimana kalau kita begini saja sampai besok?"

"Tidak! Besok kita harus kembali berkuliah."

"Oh iya aku sampai lupa," Dengus Hyunjin tak semangat, "Aku malas sekali."

Lucy cekikikan gemas, makin menjadi saat Hyunjin malah menggelitiki perutnya.

"Tertawa lagi ayooooo~" Ujar Hyunjin tak henti-hentinya menganggu gadis yang masih ada dalam kurungannya itu.

"Iya iya ampun, maafkan aku."

"Cium aku sebagai permohonan maaf."

Plak

My Alpha. (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang