14. Papa & Mama Bayi

9.8K 1.1K 61
                                    

"Apa yang terjadi padamu? Kamu tak muncul di group chat dan tak membalas pesanku." Protes Heejin sesaat setelah Lucy mendudukkan dirinya dibangku kantin.

"Apanya?"

"Kamu berubah," Nakyung menimpali, "Apa kau punya masalah? Coba ceritakan pada kami. Biasanya kau sangat terbuka."

"Aku baik-baik saja, kalian tak perlu berlebihan seperti itu." Ucap Lucy, mengeluarkan bekal yang dia bawa dari rumah hari ini. Lebih tepatnya bekal dari Yeji, katanya sebagai permintaan maaf karna kemarin membuat gadis itu menangis setelah dikerjai Yeji, Seungmin dan juga Renjun.

"Apa itu?" Tanya Heejin penasaran, "Ini pertama kalinya aku melihatmu membawa bekal."

"Hanya berusaha untuk berhemat."

Nakyung dan Heejin mengerutkan keningnya lalu tertawa kecil, "Tumben sekali kau berhemat, biasanya kamu yang paling semangat menghabiskan uang."

"Sok tau sekali," Sungut Lucy sebal, "Aku ini bukan perempuan boros tau!"

"Kamu ini kenapa sih suka sekali marah-marah?" Canda Nakyung sambil mencolek pipi gembul Lucy, "Seperti tokoh antagonis saja."

"Aku tidak pemarah!"

"Kamu pemarah." Seorang gadis duduk disebelah Lucy, membuat ketiga orang yang tadinya bercanda itu seketika terdiam.

"Kamu darimana saja? Sudah empat hari kau menghilang." Tanya Heejin bingung, Yeji, gadis yang tadi mendatangi mereka hanya terkikik geli dan tak memberi jawaban apapun selain gidikan bahu.

"Apa yang kau lakukan sampai menghilang selama itu? Apa kau liburan?" Nakyung ikut bertanya, merasa penasaran dengan ketidakhadiran Yeji yang tanpa alasan.

"Aku hanya merasa tak enak badan," Jawab Yeji sekenanya, "Kalian tak perlu khawatir."

"Tidak ada yang khawatir padamu, Yeji." Ucap Lucy dengan mata yang memicing sebal. Masih merajuk.

Yeji yang mendengar jawaban dari Luna itu hanya terkekeh geli, "Kamu masih marah padaku? Astaga gadis ini benar-benar seperti anak kecil."

"Kalian menyembunyikan sesuatu dari kami ya?"

"Tidak tidak, hanya saja sehari sebelum Yeji menghilang dia meninggalkanku diparkiran. Aku mencarinya kesana kemari tapi tak kunjung menemuinya, dan ternyata dia sudah pulang bersama pacarnya." Tentu itu adalah karangan Lucy, gadis yang kini mengikat rambutnya itu memberi kode pada Yeji agar ikut dengan sandiwaranya.

"Benarkah? Kenapa kamu tak cerita?"

"Itu hanya hal kecil, Lucy saja yang suka mengungkit-ungkit masalah ini." Jawab Yeji, masih dengan cengiran puasnya sebab berhasil membuat Lucy merajuk.

Sementara itu Nakyung malah memicingkan matanya, merasa curiga dengan kedekatan Lucy dan juga Yeji yang dirasa terlalu solid untuk orang yang baru berkenalan kurang dari seminggu.

Apalagi dikampus Lucy hampir selalu bersama Nakyung, dan lagi, Yeji juga tidak masuk kuliah selama beberapa hari.

Bagaimana mereka jadi begitu dekat? Batin Nakyung.

"Bekal kalian terlihat sama." Celetuk Heejin saat Yeji ikut membuka bekalnya.

Nakyung ikut menoleh dan kembali memicingkan matanya, "Apa yang sebenarnya terjadi? Kalian berdua benar-benar aneh."

"Ini hanya hadiah dari Yeji, dia bilang dia merasa bersalah karna kejadian diparkiran itu." Jawab Lucy, benar-benar tak terlihat kalau dia tengah berbohong.

"Aku tak tau kalau kau ternyata seorang penipu ulung." Ucap Yeji menggunakan mindlink.

"Diam saja, kalau kita bertingkah aneh mereka malah semakin curiga."

My Alpha. (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang