30. Terakhir

6.6K 896 324
                                    

"Kak Lucy!" Teriak Junseo antusias begitu mata tajamnya menemukan sosok sang Kakak perempuan diantara tiga pemuda yang baru sama tiba dipersembunyian mereka.

Yang dipanggil jelas menyunggingkan senyum terbaiknya, ikut berlari menghampiri Junseo dan memeluk pemuda itu erat.

"Aku merindukanmu Kak!" Pekiknya senang, serupa dengan Junseo, Lucy pun merasa begitu bahagia dapat bertemu dengan adik beda orangtuanya itu.

"Aku juga merindukanmu, Junseo."

"Kakak benar-benar sudah ingat aku?!" Tanyanya gembira, "Ingat semua orang?!"

Lucy mengangguk senang, kembali memeluk adik kesayangannya itu lalu mendaratkan satu kecupan didahinya.

"Tapi Kakak paling ingat denganmu, adik kesayangan Kakak yang sangat nakal."

"Aku sudah tidak nakal lagi, aku kan sudah belajar bertanggung jawab." Ucapnya, memegang tangan Lucy dan membawa gadis itu untuk duduk didepan api unggun.

"Baguslah, Kakak tidak mau lagi menghadapi masalah yang selalu kau timbulkan tiap kita bersama."

Sang adik menggeleng ribut, memeluk kembali tubuh mungil Kakaknya dengan wajah penuh kebahagiaan.

"Apa Kakak akan tinggal disini? Selamanya?"

Lucy mengangguk, mengelus surai hitam pemuda itu sembari terkekeh geli. Adiknya begitu menggemaskan meski kini tubuh anak itu sudah lebih besar dibanding Lucy.

"Lalu maー"

"Junseo!" Panggil Yongha, membuat dua Werewolf itu menoleh dan mendapati Yongha dan Hwiyoung tengah berdiri dibelakang mereka.

"Kak Hwiyoung!" Pekik Lucy bahagia, berlari menghampiri sepupunya itu kemudian memeluknya erat.

"Apa kabar, cantik?"

Lucy mendongak, menunjukkan raut sebalnya kemudian memukul lengan Hwiyoung.

"Kenapa aku tidak kenal Kakak saat kita bertemu sih?" Rutuknya emosi, "Kakak menipuku, katanya kau kenal Hyunjin, ternyata tidak."

"Maafkan aku, aku hanya tak ingin kau curiga." Ujar Hwiyoung membela diri, "Sekarang kau sudah ingat, jadi semuanya tidak menjadi masalah kan?"

Lucy mengangguk lagi, kembali membenamkan wajahnya dan melengkungkan bibir kebawah.

Menyebut nama Hyunjin membuatnya merindukan pemuda itu, namun rasa kesal dan kecewa terus saja menghantuinya.

Dalam hati ia berharap, semoga dengan kembalinya dia disini dapat menyembuhkan rasa sakit yang selama ini disembunyikan Sang Mama dan juga Alphanya.










"Lucy!" Panggil Younghoon dari dalam gua, membuat gadis berambut cokelat itu menoleh dan segera menampilkan senyum cerahnya.

"Aku ke Kakak dulu ya?" Pamitnya pada para Alpha yang tadi menemaninya.

Tak menunggu jawaban, gadis itu segera berlari dan menghampiri sang Kakak kandung yang kini merentangkan tangannya.

Grep

"Pelukan Kakak memang selalu jadi yang terbaik." Ucap Lucy.

Younghoon tertawa kecil, mengusak surai panjang sang adik kemudian menepuk-nepuk kepalanya pelan.

"Jangan berlari-larian, kau tau kan betapa mudahnya kamu jatuh?"

Lucy mengangguk, "Tau, dan saat aku jatuh, Kakak yang akan marah-marah. Marah pada batu, marah pada kayu, pokoknya marah pada apapun yang membuatku terjatuh."

My Alpha. (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang