epilog

7.3K 863 134
                                    

"Papa?"

"Hm?"

"Bibi Yeji bilang untuk tidak mengatakan hal ini pada Papa, tapi Zeyu tidak bisa menyembunyikan sesuatu darimu."

"Ada apa?" Tanya Hyunjin dengan senyum cerahnya yang khas.

Zeyu menghela napas panjang, meski masih terhitung anak kecil namun pemikirannya tentang kondisi sang Papa sudah seperti seorang hewolf dewasa.

"Aku tau ini berat untuk kita berdua, tapi.... Zeyu sangat rindu Mamaー" Ucapnya sambil menunduk dalam.

Hyunjin tersenyum getir, meremat gelas kacanya kemudian mendongak menatap Zeyu. Ini sudah berlalu beberapa tahun, namun baik Hyunjin ataupun Zeyu belum bisa hidup normal tanpa sosok Lucy disisi mereka.

"Papa juga rindu Mamamu."

"ーDan Zeyu juga rindu Papa." Lanjut bocah itu, menatap Hyunjin dengan pipi bulatnya yang mulai digenangi air mata.

Hyunjin menatapnya bingung, merasa heran atas penuturan putranya yang mengejutkan.

"Tapi Papa selalu ada disini bersamamu, Zeyu." Lirihnya pelan.

"Papa berubah dan sering menghilang. Zeyu hanya khawatir Papa juga pergi meninggalkan Zeyu."

Hyunjin tak tau lagi harus berkata apa, ia langkahkan pelan tungkainya mendekati Zeyu dan duduk berlutut didepan kursi sang putra yang kini kembali menangis.

"Maafkan Papa, Hm?"

Zeyu mengangguk, menangkup pipi tirus Hyunjin kemudian memaksakan senyum manisnya. "Papa harus janji jangan tinggalkan Zeyu ya? Zeyu tidak punya siapa-siapa lagi selain Papa."

Hyunjin tersenyum, meraih anak usia 6 tahunan itu kemudian menggendongnya menuju balkon.

"Papa janji tak akan meninggalkan Zeyu, dan Papa juga janji kita akan bersama dengan Mama lagi."

"Benarkah? Tapi kata Paman Seungmin Mama sudah tidak ada."

"Kapan kamu mendengarnya?" Tanya Hyunjin terkejut, membuat gendongannya semakin erat pada Zeyu.

"Aku dengar saat Papa dan Paman sedang bertengkar, lalu aku menangis dan Bibi Yeji suruh aku jangan bilang ke Papa kalau aku tau."

"Lalu kenapa kamu bilang ke Papa, hm?" Hyunjin terkikik geli.

Zeyu merenggut kemudian menatap hutan lebat didepannya, "Kan Papa sudah suruh Zeyu janji untuk tidak sembunyikan rahasia. Papa juga begitu, tidak boleh sembunyikan sesuatu dari Zeyu. Biar aku bisa bantu selesaikan masalah Papa."

Mendengar ucapan Zeyu membuat Hyunjin malah semakin merindukan Lunanya, entah ini takdir atau karna dulu Zeyu terbiasa dengan sifat Lucy membuatnya jadi terbawa-bawa dan menjadi mirip dengan gadis itu.

Pesan Zeyu tentang jangan menyembunyikan apapun membuat Hyunjin kembali menyesali tindakannya yang tak mau jujur pada Lucy.

"Seandainya dulu Papa jujur pada Mamamu, mungkin sekarang dia masih disini."

"Papa jangan menangis lagi, nanti Zeyu juga jadi sedih!" Pekik Zeyu saat mata sang Papa mulai berkaca-kaca.

Hyunjin tertawa, mengecup sayang pipi bulat berisi sang anak kemudian mengangguk-angguk.

"Yasudah, Papa tidak menangis. Tapi Zeyu juga harus berhenti bertingkah seperti Mama. Itu membuat Papa sedih."

"Zeyu tidak begitu...." Sungutnya dengan bibir cemberut.

"Papa hanya bercanda, Papa suka kok dengan apapun yang Zeyu lakukan."

"Termasuk saat Zeyu mengerjai Paman Jeongin dan Paman Guanlin?"

Hyunjin mengangguk antusias, "Papa sangat suka."

Zeyu memekik heboh kemudian memeluk leher Hyunjin erat, "Baiklah Papa, Zeyu akan merencanakan jebakan keren untuk Paman-Paman kesayangan Zeyu." Serunya senang, sepertinya mood anak itu hanya dapat kembali dengan mengerjai para Pamannya.

Sementara Hyunjin hanya bisa terkekeh gemas, merasa bahagia karna memiliki Zeyu sebagai tumpuan saat ia letih dan kesepian.






















"Zeyu~"

"Mama?" Tubuh Zeyu tersentak dan refleks memanggil Mamanya.

"Mama!"

"Mama?!"

"Ada apa Zeyu?" Tanya Hyunjin khawatir, namun Zeyu justru meronta dan akhirnya diturunkan oleh Hyunjin.

Bocah itu berlari dan keluar dari rumah, mencari sekeliling namun tak menemukan sosok sang Mama dimanapun.

"Mama?! Zeyu dengar Mama?!?!" Teriaknya, mengundang perhatian dari para Werewolf yang berkeliaran disekitar sana.

"Ada apa Zeyu?" Tanya seorang gadis berambut panjang, Yuna.

"Mama! Zeyu dengar Mama?!"

Hyunjin ikut menyusul dan meraih bocah itu ke gendongannya lagi. Merasa khawatir karna tak pernah melihat Zeyu seperti ini.

"Ada apa, sayang?"

"Tadi aku mendengar Mama!" Pekiknya sambil meronta, "Lepaskan Zeyu, Papa!"

Hyunjin menyerah, kembali menurunkan Zeyu dan membiarkan anak itu berlari disekitaran rumah.

"Ada apa, Kak?" Tanya Jeongin yang baru tiba dan melihat kelakuan aneh Zeyu.

Hyunjin menggeleng bingung, "Aku juga tak tau, dia terus-terusan memanggil Mamanya."




"Mama! Itu Mama!! Zeyu melihat Mama!!!!"

✨🌃🐺🌃✨




















Terima kasih udah tahan baca cerita ini dari prolog sampe epilog

Aku senang banget ternyata cerita ini lumayan diminati /nangis/

Dan makasih juga atas dukungannya, aku ga ngerti lagi kalo ga kalian 💖

☞ Apa kesan dan pesan kalian selama baca cerita ini?








Btw
Seperti yang kalian mau

☞Jangan lupa mampir di
My Luna 💖

My Alpha. (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang