Fraudster Found!

576 54 0
                                    

Kini, Hyera tengah melamun di balkon kamar Jimin. Kata Yoongi lebih baik Hyera bersama Jimin dulu agar lebih tenang. Sudah satu bulan Hyera tinggal disana, Taehyung tidak tahu karena memang semua orang menutupi ini semua dari Taehyung. Dia tidak mau Taehyung kembali dan meminta maaf dengan ucapan yang basi. Yang biasa dilontarkan oleh laki-laki agar si kekasih luluh padanya kemudian kembali dengan mudahnya.


Hyera masih tidak menyangka apa yang Taehyung perbuat dengan Irena pada hari dimana dia baru saja sembuh dari sakitnya. Sungguh sekarang dia sangat benci mereka berdua.

Saat sedang melamun, tiba-tiba Hyera dikagetkan dengan pintu yang terbuka sangat keras. Ternyata Jimin. Hyera pun hanya mengelus dadanya sambil menghembuskan napas lega.

"Tidak sopan!" kesannya. Jimin hanya memberikan cengiran kuda andalannya pada Hyera.

"Maaf. Aku buru-buru" ucap Jimin kemudian berjalan duduk di pinggir kasur Hyera.

"Ada apa Jimin?" tanya Hyera,karena tumben sekali Jimin masuk kekamarnya dengan tergesah-gesah seperti tadi.

Jimin menggeleng pelan. "Tidak apa," kemudian tersenyum tipis pada Hyera.

Hyera hanya memangut mangut pelan saja, pandangannya kembali ke depan melihat indahnya burung burung menari dan matahari tampak tersenyum hangat tidak bisa berkompromi dengan hatinya yang gundah saat ini.

Saat sedang melamun, rasanya seperti ada sebuah tangan kekar yang menggenggam tangan mungilnya. Karena penasaran Hyera pun memalingkan muka ke samping, tepat dimana Jimin sedang menatapnya dalam membuat Hyera menjadi salah tingkah.

Dengan cepat Hyera melepaskan gengaman tangan Jimin dan mencoba kembali menetralkan detak jantungnya yang sudah tidak karuan karena ulah Jimin tadi.

"M-maaf!" menyesal akan apa yang telah ia lakukan, Jimin meminta maaf sambil menunduk merutuki dirinya yang berani-beraninya menggenggam tangan istri sahabatnya sendiri.

'bodoh kau Jimin!' gerutu kesal pada dirinya sendiri.

"Tidak apa Jimin." ucap Hyera singkat.

"Terimakasih. A-aku keluar dulu, kau jangan lupa untuk makan nanti, ya" ucapnya sebelum pamit menuju keluar kamar Hyera.

Setelah keluar dari kamar Hyera dia mengumpat sambil memukul-mulul kepalanya seperti orang bodoh. Bagaimana bisa dia bersikap seperti itu pada Hyera tadi? Memalukan sekali!

Ayolah, padahal dia sudah mencoba untuk menjauh dan mengikhlaskan Hyera berbahagia dengan Taehyung yang notabenya adalah sahabat seumurannya.

Tapi, ketika sekelebat bayangan Taehyung dan Irena muncul kembali, bayangan disaat mereka berdua tengah tidak memakai sehelai benang pun dikamar Irena mungkin? Membuat Jimin bertekad untuk tidak lagi membiarkan Taehyung dekat walaupun jaraknya jauh dengan Hyera.

Tapi, dia sadar bahwa dia hanyalah sebagai tokoh orang ketiga  dari cerita cinta Hyera dan Taehyung. Dia takut ketika dia membenci Taehyung maka Hyera pun akan membenci dirinya, dan dia tidak mau itu terjadi.

Setelah lama beradu argumen dengan fikirannya, Jimin pun berjalan menuju dapur untuk meneguk segelas air mineral hingga habis. Kemudian dia merongoh ponsel dalam sakunya untuk menelepon seseorang.

"Hallo, bagaimana apakah ada kemajuan?" tanya Jimin pada orang di seberang sana.

"Ada tuan, bahkan ini lebih cepat dari yang kami strategi kan sebelumnya" jawab seseorang diseberang sana dengan hati-hati.

"Katakanlah" titah Jimin. Jimin mulai serius mendengarkan lawan bicaranya sedang menyampaikan sesuatu.

"Jadi begini tuan, saya tidak langsung terjun untuk mengawasi noona Irena dan tuan Taehyung. Tapi anak buah saya yang turun tangan untuk terjun secara langsung. Informasi yang saya terima dari anak buah saya yang menyelinap masuk ke dalam rumah noona Irena dan masuk ke ruang cctv itu mendapat rekaman bahwa tuan Taehyung tidak bersalah. Dia hanya di permainakan oleh noona Irena, tuan." jelas orang itu—lebih tepatnya suruh Jimin.

"Tunggu,apa kau bilang? Maksud kau? Jelaskan secara detail padaku, aku tidak mengerti!" perintah Jimin.

"Baik. Jadi noona Irena hanya menjebak tuan Taehyung agar berlama - lama dirumah ya, karena sebelum itu tuan Taehyung yang tidak tega melihat noona Irena diam dipinggir jalan mengantarkan noona Irena sampai rumahnya. Dilihat dari geraknya tuan Taehyung hendak pulang tapi di tahan terus menerus oleh noona Irena, noona Irena terus memaksa tuan Taehyung untuk masuk, akhirnya dari pada jengah tuan Taehyung pun mengiyakan, dan mereka masuk ke dalam rumah noona Irena. Singkat cerita noona Irena memberikan segelas jus jeruk pada tuan Taehyung yang anak buah saya ketahui minuman itu sudah diberi semacam obat tidur. Dan benar saja selepas itu tuan Taehyung lambat lain kesadarannya mulai hilang. Merasa ini adalah kesempatan yang bagus untuknya, noona Irena pun dengan segera mebopong tubuh tuan Taehyung menuju kamarnya dan membaringkan tuan Taehyung diatas ranjang. Noona Irena membuka kencing baju tuan Taehyung agar dan membuka baju dirinya sendiri kemudian berbaring bersama tuan Taehyung hingga seseorang datang lalu kemudian memotret tuan Taehyung dan noona Irena." jelas orang suruhan Jimin.

Jimin mengerenyitkan dahinya heran, siapa orang itu?

"Siapa orang itu, Jung Shuk?" tanya Jimin dengan nada penasaran.

"Dia seorang lelaki, dan menurut data yang saya lacak dia bernama Kang Daniel. Pemilik perusahaan Kang Crop." jelas anak buah Jimin.

Jimin mematung seketika, tatapannya seakan dipenuhi api yang berkobar dan rahangnya mulai mengeras.

Dia tau siapa itu Kang Daniel. Dia juga tahu apa hubungan Daniel dengan Irena. Dia juga tahu bahwa Kang Daniel yang menyebabkan hidupnya hampir hancur dan terpuruk.

"Baik. Tetap awasi Daniel Dan Irena, jangan sampai lengah!" perintah Jimin kemudian memutuskan sambungan secara sepihak.

Setelah itu ia bergegas menuju lantai atas dimana kamar Hyera berada. Di bukanya pintu kamar Hyera secara perlahan, menampakan Hyera yang tengah bersandar pada kepala kasur sambil membaca novel Tereliye dengan sangat serius.

Sekilas, senyuman kecil timbul di bibir Jimin. Kalau sudah seperti itu kadar kecantikan Hyera akan bertambah, ah atau mungkin lebih tepatnya setiap detik selalu bertambah.

Jimin dengan perlahan memasuki kamar Hyera,sadar akan Jimin masuk Hyera pun mengalihkan fokusnya pada Jimin yang baru saja datang.

"Jimin?" alis Hyera mengangkat sebelah. Bingung.

"Apa?" tanya Jimin balik.

Hyera mendegus,"Tidak jadi!" kesalnya.

"Hahaha.. Kau semakin lucu jika seperti ini, Hyera" puji Jimin. Seketika muncul semburat merah di kedua pipi Hyera. Malu diperlakukan seperti itu oleh Jimin.

"Yak! Berhenti berkata seperti itu, Jimin! Kau membuat ku salah tingkah saja!" ocehnya.

Jimin terkekeh mendengar  penuturan Hyera, tangannya beralih membenarkan anak rambut Hyera.

"Rambutmu berantakan " ucap Jimin tetapi pandangannya masih terfokus pada rambut Hyera." Nah, begini kan semakin cantiknya terlihat " lanjutnya kemudian tersenyum senang.

Hyera tau, Jimin menyukai dia. Tapi dia juga tidak mau membohongi perasaannya sendiri. Dia hanya mencintai Taehyung.

Hyera menghela napasnya, kemudian meraih kedua tangan Jimin untuk di genggam.

" Jimin. Dengarkan aku. Aku tau kamu mencintaiku, tapi aku mohon jangan. Aku takut kamu terlalu sakit hati, karena.. Karena aku tidak bisa membalas itu semua, sungguh. Entah kenapa hatiku selalu saja tertuju pada Taehyung seorang. Maaf, maafkan aku Jimin." jelas Hyera. Dapat dilihat Jimin hanya tersenyum tulus menanggapi nya.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Aku juga sadar diri bahwa aku hanyalah orang ketiga dari kisah cinta kalian. Tapi aku akan ada selalu saat dirimu disakiti oleh Taehyung. Boleh?" "Meskipun hati ini sakit, sakit sekali bagai ada duri duri kecil yang menempel dan menancab disana" lanjut Jimin dalam hati.

"Terimakasih Jimin. Aku sudah menganggap mu sebagai saudara ku, apa kau juga mau menganggap diriku sebagai saudaramu?" ucap Hyera dengan senyum diwajahnya.

Jimin mengangguk. "Tentu saja. Bahkan aku sudah menganggap mu sebagai adik ku." tutur Jimin.

Yah, mungkin memang benar dia yang harus mengalah. Karena jika dia terus memaksa agar dicintai maka dirinya pula yang akan disakiti.

Mungkin, mulai sekarang dia akan menjaga Hyera sebagai adiknya. Bukan lagi wanita pujaanya.

____×××××____

Unhappy Marriage; KTH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang