DELAPAN

28.5K 1.9K 40
                                    

Nada masih asik duduk bersela diatas kasur Damar. Sementara Damar langsung berdiri menjauhi Nada.

"Ihhh kenapa sih? Kok gitu? Nada kan bukan virus" ucap Nada sambil memanyunkan bibirnya.

"Kamu tuh virus yang harus dihindari"

Nada tersenyum mendengar ucapan Damar.

"Ahhhh...Mas Damar mau gombal ya bilang kalau Nada ini virus cinta yang telah menulari Mas Damar. Efek samping dari virus cinta Nada ini adalah aliran darah bergejolak membuat tubuh terasa panas dan gerah serta irama jantung yang berdebam-debam. Pantasan aja kemaren Mas Damar demam ternyata memang bukan demam biasa. Ternyata memang tertular virus cintanya Nada" ucap Nada dengan pede akutnya membuat Damar melongo menatap wanita didepannya dengan tatapan tak percaya.

Dalam hati Damar membenarkan ucapan Nada. Memang benar setiap berada didekat Nada, aliran darahnya bergejolak sampai ubun-ubun dan badannya terasa gerah dan panas serta jantungnya berdebam-debam namun Damar tau pasti itu bukan cinta. Itu adalah perasaan kesal dan perasaan marah yang ingin diluapkan.

"Mas Damar sudah sembuh belum demamnya?" tanya Nada yang melihat Damar hanya diam.

"Hmm" jawab Damar singkat. Nada memicingkan matanya dan kemudian berdehem sebentar.

Hmmm... hmmm... hmmm...
Killa hadzil ard mataqfii masahah (Seluruh bumi ini akan terasa sempit) Lau na'isibila samahah
(Jika hidup tanpa toleransi) Wanta'ayasna bihab
(Namun jika hidup dengan perasaan cinta)
Lau tadiqil ardi naskan kalla kolb (Meski bumi sempit kita akan bahagia) Abtahiyyat wabsalam
(Melalui perilaku mulia dan damai) Ansyuru ahlal kalam
(Sebarkanlah ucapan yang manis) Dzainuddin yahtirom
(Hiasilah dunia dengan sikap yang hormat)
Abmahabbat wabtisam
(Dengan cinta dan senyuman)
Ansyuru bainil anam
(Sebarkanlah diantara insan)
Hadahu din assalam
(Inilah islam agama perdamaian)

"Assalamu'alaikum Jodoh" sapa Nada ke Damar dengan nada riang mengakhiri sesi bernyanyinya. Damar menatap Nada dengan kening mengernyit. Dalam hati Damar mengeluhkan kata 'Apalagi ini Tuhan?'

"Ngapain kamu nyanyi-nyanyi lagu religi?" tanya Damar heran.

"Lah...tadi Mas Damar pas bagian 'Hmm...' Nada kira ngajakin duet lagu Nisa Sabyan yang Deen Assalam. Ngomong-ngomong tadi salam Nada dijawab dulu dong. Nggak jawab DOSA. 'Wa'alaikum salam jodoh' gitu Mas" ucap Nada sambil tersenyum melihat wajah tersiksa Damar.

"Wa'alaikum salam" jawab Damar ketus dan enggan. Nada menahan tawanya melihat keterpaksaan Damar.

"Ih Mas kok sama calon istri jutek gitu sih?" ucap Nada sementara Damar langsung menatap Nada tajam.

"Dengar ya! Aku nggak pernah nganggap kamu calon istri" ucap Damar tegas.

Nada tersenyum mendengar ucapan Damar. "Jadi Mas nganggap Nada apa dong? Istri sah? atau istri satu-satunya Mas Damar?"

"Dasar gila" desis Damar kesal.

Sementara Nada malah tersenyum kian lebar. Dari dulu, Nada menunggu kesempatan emas seperti ini untuk mempraktekan adegan-adegan gila yang dulu sering dilihatnya disinetron-sinetron yang dia tonton bersama mamanya tercinta.

Nada berjalan mendekati posisi Damar berdiri. Dilingkarkannya lengannya pada leher Damar. Manik matanya menatap tanpa takut pada manik mata hitam pekat yang tajam milik Damar.

"Aku gila begini juga karena kamu sayang"

Nada tersenyum sebelum melanjutkan ucapannya. "Dan yang bisa menyembuhkannya tentu saja hanya kamu, sayang. You're my medicine"

Damar melepaskan rangkulan Nada. "Aku tuh nggak suka sama kamu!"

"And I love you too" ucap Nada ringan, mengabaikan penolakan Damar.

"Aku mau mandi" ucap Damar akhirnya menyerah berdebat dengan Nada.

Nada menatap Damar dari ujung kepala sampai ujung kaki, lalu alis Nada naik menatap Damar dengan tatapan jahilnya.

"Mandi aja sana. Kenapa bilang-bilang sayang? Oh atau jangan-jangan kamu ngekode minta aku mandiin gitu my baby?" Nada mengulum senyum bahagianya karena kembali berhasil mengganggu pria sedingin es dihadapannya.

Damar menghela nafas frustasi dan langsung berbalik menuju kamar mandinya serta mengunci rapat-rapat kamar mandinya.

"Awas loh kalau ngintip" ancam Damar dari kamar mandinya.

Nada balas berteriak agar Damar bisa mendengar suaranya. "Ngapain juga Nada ngintipin Mas mandi kalau nantinya Nada bisa ngeliat setiap jengkal tubuh Mas tanpa busana diatas ranjang kita saat malam pertama setelah kita dinyatakan sah dimata agama dan negara"

PENGACARA KUTUB (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang