Part 4

647 53 3
                                    

Di UKS.

"Loh ini knp?" tanya penjaga uks

"Dia tiba-tiba pingsan" jawab Renan sembari merebahkan tubuh Arsel ke ranjang UKS

Penjaga UKS pun segera memeriksa keadaan Arsel.

Raut cemas jelas terlihat diwajah Renan, untuk pertama kalinya dia melihat Arsel selemah itu. Dulu waktu Arsel sakitpun tidak sepucat dan selelah ini.

"Dia sepertinya demam perutnya juga kosong maagnya kambuh, apakah dia jarang makan teratur? " ucap penjaga itu setelah selesai memeriksa Arsel, Renan begitu tersentak mendengar perkataanya.

'Lu kenapa boongin gua no? lu bilang lu abis makan banyak, tp ini apa?perut lo kosong' batin Renan

"Hei?kok malah bengong"

"Ah Iya bu"

"Yasudah saya mau infus dia dulu, dia terlalu lemas" penjaga itupun bergegas untuk mengambil peralatan dan segera menginfus Arsal

Setelah berapa menit penjaga bernama Anggun itu akhirnya selesai

"Kamu jagaian dia dan kamu kompres pake ini dulu, kalo udah sadar baru kamu suruh makan dan kasih obat ini ya, kalo ga sadar-sadar kita harus bawa dia kerumah sakit" jelas Anggun

"Baik bu, makasih"

"Yasudah saya pergi dulu, kalo ada apa-apa kamu panggil saya" Renan hanya mengangguk paham

Kini hanya ada Renan dan Arsel dalam ruangan itu. Hati Renan begitu sakit melihat orang yang paling dia sayang kini tengah berbaring lemas dengan wajah yang begitu pucat.

"Bangun dong woi jangan gini, gue gabisa kalo lo gini no" ucap Renan sembari menggenggam tangan Arsel yang tanpa infus.

"Lo kenapa boongin gua? Kalo ada masalah cerita dong No segitu ga percayanya ya lo sama gua" ucap Renan lagi-lagi hanya jawaban hening yang ia dapat.

"Kalo lo ga sadar juga gua bakal nyuruh ayah buat adopsi elo ya, gue tau lo gini karena keluarga sialan lo" ucapnya lagi

Karena terlalu lama menunggu Arsel sadar, rasa kantuk mulai menghantui Renan dan iapun memilih untuk merebahkan kepalanya dibagian pinggir ranjang Arsel.

30 menit berlalu akhirnya Arsel mulai membuka matanya

"Eughhh" eluhnya ketika pusing itu kembali menerjang kepalanya

Dan saat kesadaranya mulai normal betapa terkejutnya ia melihat Renan tertidur lelap di sebelahnya dengan tangannya yang masih setia di nggenggam oleh Renan.

Hati Arsel begitu hangat, ternyata Renan begitu menyayanginya yang bahkan Arsel sadar bahwa dia bukan siapa-siapa.

Dia tidak tega untuk membangunkan Renan pasti dia lelah menjaganya alhasil dia hanya diam menunggu Renan bangun dengan sendirinya, walau sebenarnya dia sangat kelaparan saat ini tapi tak apa dia sudah terbiasa.

Sembari berdiam kini Arsel berfikir alasan apa yang akan Arsel beri jika Renan bertanya mengapa dia bisa seperti ini, sungguh itu membuat kepalanya tambah pusing dan memilih untuk memejamkan matanya sejenak sambil memijat pelipisnya berharap pusing nya akan berangsur menghilang.

Namun, saat membuka mata betapa terkejutnya Arsel ketika melihat Renan sudah sadar dan berada tepat dihadapanya.

"Abang ngagetin aja sih" Ucap Arsel sembari mendorong tubuh kekar Renan

"Lo udah sadar? Masih pusing ya? Butuh sesuatu? Ada yang sakit? Kenapa bisa gini ha?"

"Tadinya pusing ilang, cuma karena abang ngoceh mulu gue jadi pusing lagi"

ARSELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang