Rumah sakit Harapan Bunda
Arsel sebenarnya kurang yakin akan tujuannya sekarang, tapi dia sudah lelah akan rasa mendung-duganya lebih baik dia mengetahui kenyataan dengan cepat agar ia bisa tau apa yang harus ia jalani setelahnya.
Yap Arsel akhirnya memutuskan untuk menuju tempat persakitan ini, niat hati ingin bersekolah tapi ah sudah pasti terlambat dan daripada harus berjemur di bawah terik matahari, lebih baik Arsel kemari tenang saja tadi dia sudah menelfon Renan untuk menyampaikan bahwa dia izin tidak masuk karena kurang fit dan kalian pasti tau bagaimana hebohnya Renan.
Urusan papanya biarlah nanti jadi urusan belakang katakan Arsel labil
Dengan langkah yang begitu yakin dia memasuki area yang penuh dengan bau obat yang menyengat dan bau ini sangat tidak Arsel sukai
Akhirnya dia sampai di ruang yang ia tuju
"Permisi dok"
"Oh iya silahkan duduk"
"Kamu tidak sekolah?" kata dokter muda tersebut tak kala melihat calon pasienya ini yang masih berseragam
"Izin kan sakit"
"Terserah kamu sajalah jadi, apa keluhan kamu?"
Ada perasaan ragu tak kala Arsel ingin mengatakan semua keluhannya jujur saja dia belum siap akan kenyataan pahit nantinya
"Saya sering pusing, terus badan saya juga lebam tanpa sebab, mual, bintik merah, gampang cape, mimisan, demam" Arsel berkata jujur
Dokter berdimple itu sontak terkejut mendengar tuturan Arsel, tanpa check up pun dia sudah tau apa yang terjadi dengan remaja itu.
"Sejak kapan kamu ngalamin ini?"
"Saya gatau tepatnya kapan mungkin dua bulan belakangan ini"
"Kamu udah bilang sama orang tua kamu?"
Pertanyaan dokter tersebut membuat Arsel tersenyum kecut tak berselang lama berubah menjadi sendu, bahkan dia mati saja mereka tidak peduli bagaimana mau repot-repot mendengar keluh kesahnya
Melihat reaksi Arsel, dokter berdimple yang di ketahui bernama Jefrey itu sedikit mengerti keadaan remaja ini
"Em kalau begitu kita tes dulu, nanti hasilnya saya akan hubungi kamu mungkin 3hari lagi kamu bisa datang kesini"
Dan Arsel pun bergegas untuk check up
*********
Selepas pulang dari Rumah Sakit, Arsel memutuskan untuk pergi ke cafe saja tidak apa memulai kerja lebih awal, lagian dia juga tak punya tempat tujuan.
"Loh Ar awal banget lo dateng" Defan yang sedang membersihkan meja bekas pembeli pun kaget melihat Arsel yang tiba-tiba saja datang
"Gabut" jawabnya sembari menuju ruang ganti
"Lo bolos sekolah ya" Ucap Defan ketika melihat Arsel selesai berganti pakaian dan membantunya membersihkan meja
"Engga, enak aja"
"Kek anak TK aja lo jam segini pulang"
"Yang bilang udah pulang juga siapa sih kak"
"Lah terus?"
"Lagi males sekolah aja"
"Siswa yang tidak patut di contoh,cih"
Arsel memilih tidak meladeni mengapa dia selalu saja berurusan dengan orang yang otaknya setengah, dan untung saja sedang tidak ada pembeli jadi tidak ada yang merasa terganggu karena perdebatan kecil dua remaja tersebut yah selain karyawan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEL
قصص عامةAku melindungimu tapi kalian menyiksaku Tidak apa ku anggap ini ajaran bagiku darimu Aku membisu karena melindungimu Sekali lagi tidak apa _______ Update sesuai mood hehe :v