mark khawatir sekali. donghyuck tidak membalas pesannya, lalu wong yukhei, lucas--kekasih rekannya yang merupakan staff di studio rekaman milik daniel hyung, merangkap sebagai kakak sepupu salah satu teman dekat donghyuck mengatakan tadi pagi donghyuck turun dari mobil taeyong. mark terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya hingga baru sempat memeriksa ponselnya pada saat break makan siang.
"kenapa tidak diangkat," kata mark gusar. dia bahkan belum sempat mengisi perutnya dan kini sibuk mondar-mandir di kamar mandi dalam cafe elit tempatnya mengatur pertemuan dengan produser han, dengan ponsel yang menempel di telinga pemuda beralis camar itu menggigiti kuku jarinya dengan resah.
mark menggigit bibir bawahnya dengan gugup. dia sudah mengirim beberapa pesan dan berulang kali mencoba menghubungi donghyuck namun tak ada respon yang dia dapat. beralih menghubungi lucas, mark berharap donghyuck baik-baik saja.
di dering ketiga lucas mengangkat teleponnya.
"apa donghyuck masih di unniversitas?" tanya mark cemas. di seberang sana terdengar suara gemerusuk sebelum lucas menjawab.
"entah. hari ini aku pulang lebih awal karena mengantar seonho yang keracunan makanan ke rumah sakit. terakhir aku melihat pacarmu tadi pagi."
"aku tak bisa menghubunginya." mark menghela napas. "bisa kau berikan aku nomer telepon jaemin? kupikir dia bersamanya."
"wow, aku tak menyangka kau akan menjadi seprotektif ini pada kekasihmu. jujur aku sempat kaget saat kau mengatakan kalau kau sudah punya pacar dan memintaku mengawasinya untukmu."
"diamlah, kau sendiri tak ada bedanya denganku."
terdengar dengusan di seberang sana. "oke, kau menang. aku tutup teleponnya, nomer jaemin akan kukirimkan segera."
mark hanya mendengung sebagai balasan. sambungan telepon diputus oleh lucas. tak lama berselang satu pesan masuk, pesan yang tentu saja berisi nomer telepon na jaemin. tanpa menunda lebih lama lagi mark segera menelepon jaemin. menanyakan di mana keberadaan donghyuck.
"hari ini tidak banyak kelas yang harus dia ikuti, sebenarnya masih ada satu tapi karena dosennya berhalangan hadir kupikir dia langsung pulang. ck, donghyuck itu kebiasaan sekali lupa mengisi baterai ponselnya. kau tak perlu khawatir, dia pasti sudah duduk manis di apartemennya sambil menonton televisi."
tidak bisa. mark tidak bisa untuk tidak khawatir. mereka semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara taeyong, mark dan donghyuck. berdecak, mark mengambil langkah panjang menuju ruangan vip di produser han, kang mina dan huang renjun berada.
"mohon maaf, produser han. tapi bisakah saya pamit lebih dulu?"
produser muda yang umurnya mark perkirakan sebaya dengan donghyuck itu mengangkat alianya. mina memandang sang komposer dengan bingung sementara renjun melotot padanya. dari tatapan matanya, kekasih lucas itu seolah mengatakan, "kau pasti bercanda?!"
produser han melirik jam tangan yang melingkar di lengannya. "baiklah, kalau begitu kita lanjutkan pembicaraan ini lain kali. sepertinya kau punya urusan yang sangat mendesak."
"terima kasih atas pengertiannya."
-
mark yang napasnya terengah karena berlarian dari basement membuka pintu apartemen donghyuck tidak sabaran. matanya berpendar mencari keberadaan donghyuck tapi tak menemukannya di sudut manapun hingga telinganya mendengar isakan samar dari kamar.
mark melangkah lebar menuju kamar, membukanya dengan keras hingga donghyuck yang tubuhnya dibalut selimut terlonjak kaget. mata donghyuck sembab, hidungnya merah dengan pipi gembil yang basah karena air mata.
"ma--mark?"
mark menatap sendu donghyuck, dia melangkah mendekat dan langsung memeluk donghyuck dengan erat.
"ma--ark, kenapa kau sudah pulang?"
"apa yang dia lakukan padamu?" bukannya menjawab pertanyaan donghyuck, mark balik bertanya. telapak tangannya yang besar menangkup wajah donghyuck.
donghyuck mengerjap. wajah mark serius sekali, terlihat makin... tampan.
"donghyuck..."
"a--apa?" tanya donghyuck gugup karena mark menatapnya dengan sangat dekat. bahkan bibir mereka bergesekan ringan saat mark berbicara.
"apa yang dia lakukan padamu? kenapa kau menangis?"
"a--aku sedih setelah menonton film pendek dan teringat ibuku makanya menangis. memang siapa yang kau maksud?"
"film pendek?" mark melepaskan wajah donghyuck. hidungnya berkerut mendengar jawaban yang lebih muda.
donghyuck mengangguk lucu. telapak tangannya yang kecil itu mengusap wajahnya. "ceritanya sedih sekali. ada anak nakal yang mengerjai orangtua dengan petasan bersama temannya. lalu saat temannya disuruh pulang ayahnya seluruh petasan yang temannya bawa diberikan pada anak itu. dia juga memberikan permen." mark menurunkan selimut di atas kepala donghyuck. dia duduk menyamping di depan donghyuck dengan sebelah kaki menggantung di lantai.
"saat dia pulang, anak itu terlihat sumringah memanggil ibunya sambil membawa permen. tapi--tapi ibunya..." donghyuck mulai menangis lagi. "ibunya meninggal mark!" donghyuck mencengkeram kemeja yang mark pakai. "ibunya overdosis obat-obatan. aku awalnya bingung kenapa anak itu terlihat sangat senang hanya karena mendapat permen--hingga aku sadar kalau ternyata ibunya itu pecandu, dia ingin memberikan permen itu pada ibunya sebagai ganti obat-obatan yang ibunya konsumsi. obat-obatan yang membuat ibunya jadi aneh." donghyuck terisak hingga napasnya putus-putus.
mark menghela napas. dia menepuk-nepuk kepala donghyuck sementara yang lebih muda menyembunyikan wajahnya di dada mark.
"sudah jangan menangis, itu hanya film." ujar mark berusaha menenangkan, dia jadi lupa untuk marah. melihat donghyuck menangis membuat mark tidak tega untuk memarahi pemuda jeju itu yang sudah membuatnya khawatir setengah mati.
"tapi sedih sekali mark-ah." mark masih setia menepuk-nepuk puncak kepala donghyuck. dia mulai memberikan usapan di punggung yang lebih muda.
"bagaimana kalau kita makan ice cream supaya sedihnya hilang?" tawar mark.
"ice cream?" donghyuck menjauhkan wajahnya dari dada mark. dia mendongak membalas tatapan yang lebih tua dengan wajah khas orang habis menangisnya. yang mana terlihat imut sekali menurut mark. apalagi gigi kelincinya yang terlihat mengintip malu-malu dari bibir plumnya. uh, gemas sekali.
mark mengangguk juga mencium ujung hidung donghyuck yang memerah.
"aku tidak punya ice cream di kulkas." rajuk donghyuck dengan bibir mengerucut lucu.
"kita bisa keluar membeli ice cream di kedai yang tak jauh dari sini."
"tapi aku malas keluar." jari tangan donghyuck membuat pola abstrak di dada mark. "wajahku pasti jelek sekali setelah menangis." rengeknya.
"kau tidak jelek." mark mengusap peluh di dahi donghyuck. "kau selalu manis dan imut kapanpun."
"benarkah?"
mark mengangguk cepat.
"apa aku juga... tampan?"
mark menahan tawanya. dia mengangguk lagi, padahal dalam hati lebih setuju kalau donghyuck mengatakan dirinya cantik.
"lebih tampan dari markie?"
"tentu saja. donghyuck yang nomor satu!" kata mark sambil terkekeh geli.
donghyuck tersenyum lebar. dia mencondongkan wajahnya dengan gerakan cepat memberikan ciuman singkat di pipi mark.
"tapi bagiku kau yang paling tampan."
bolehkan mark menyublim sekarang?
-
Note :
double up meskipun komennya ga sesuai harapan 😩
KAMU SEDANG MEMBACA
baby | markhyuck vers. ✔
Fanfictioni love him with all my heart. 💌 markhyuck [remake from baby-chensung]