8

61.1K 5.3K 1.1K
                                    

"kita sarapan dulu, baru setelah itu pulang." setelah cairan infusnya habis, donghyuck memang diperbolehkan untuk langsung pulang. pastinya setelah diberi wejangan oleh dokter.

kini keduanya berjalan bersisian di koridor rumah sakit. mark membantu donghyuck berjalan dengan merangkul pinggang yang lebih muda, saat donghyuck berusaha melepaskan tangan mark, pemuda yang setahun lebih tua darinya itu justru mengeratkan rangkulannya.

"aku hanya ingin memastikan ibu dari bayiku tidak terjatuh. aku tidak mau bayiku kenapa-kenapa." kata mark. nada suara dan cara pemuda itu mengucapkan kalimat tadi cukup membuat dada donghyuck bak diremat.

donghyuck menunduk, meras pelan telapak tangannya sendiri. "dia juga bayiku." bibir pucat berbentuk hati itu menggumam pelan, namun cukup untuk telinga mark tangkap. gumaman pelan yang mampu menghangatkan hati mark.

"bayi kita."

untuk sesaat donghyuck melupakan masalah taeyong. donghyuck memalingkan wajahnya, mendongak ke arah kanan dan menemukan wajah tampan mark yang kini tersenyum teduh padanya. donghyuck berkedip sekali saat telapak tangan mark menekan belakang kepalanya, satu ciuman manis pemuda blasteran itu sematkan di keningnya. perlahan wajah murung donghyuck menghilang, senyuman yang mark berikan telah menular padanya.

"baby leo, anyeong," koridor yang mereka lewati cukup sepi, tanpa berpikir dua kali mark berlutut di depan donghyuck, tangannya mengusap perut yang lebih tua.

"baby leo?" kening donghyuck mengerut, seutas senyuman masih menghiasi wajah donghyuck saat mark mengangguk dengan antusias.

"aku ingin sekali menamai anakku leo."

"tapi mark... kita bahkan belum tahu dia laki-laki atau perempuan." mark mendongak, menggenggam kedua telapak tangan donghyuck.

"aku akan tetap memberinya nama leo sekalipun dia perempuan."

hidung donghyuck mengerut, dia baru saja mau melayangkan protes saat mark kembali membuka mulut.

"karena aku ingin dia tumbuh menjadi seseorang yang pemberani, juga kuat seperti namanya. dia akan selalu menguatkan ibunya di saat orang yang kucintai itu sedih dan mulai meragukan ayah dari bayinya." donghyuck menangkup wajah mark. mark tersenyum tipis dan kembali berdiri. mata donghyuck berkaca-kaca. "donghyuck, kumohon percayalah padaku. hanya padaku. jangan dengarkan apa yang dikatakan orang lain. aku sungguh-sungguh mencintaimu. tidak peduli jika kita belum lama mengenal, perasaanku sudah tumbuh sebesar ini. aku mencintaimu, sangat. tetaplah di sisiku."

donghyuck tidak menjawab dengan kalimat. dia berjinjit. mencium mark tepat di bibir. bersamaan dengan ciuman penuh perasaan mereka, entah itu rasa sedih, haru, cinta... semua emosi bercampur aduk menjadi satu, setetes air mata meluncur melalui celah kelopak matanya yang tertutup. menjadi jawaban atas pertanyaan mark.

donghyuck memutuskan untuk tetap di sisi mark. hanya akan mempercai pemuda beralis camar itu.

-

"maaark, resletingnya susah dibuka." bibir donghyuck mengerucut saat dia merengek pada mark yang tengah merapikan rambut di balik topi yang dia pakai.

setelah memasang kembali topi-nya dan membenarkan letak kacamatanya yang melorot. mark membantu donghyuck menurunkan resleting jaket yang pemuda jeju itu pakai. lengan jaket yang terlalu panjang membuat donghyuck kesusahan makan, membuatnya memutuskan untuk melepas jaket. toh restoran tempat mereka makan sekarang ruangannya hangat.

"gomawo~" donghyuck tertawa kecil sambil mengucapkan kata terima kasih lalu memakai serbet. mark jadi ingin sekali menciumi seluruh wajah donghyuck. kenapa kekasihnya menggemaskan sekali? 😢

baby | markhyuck vers. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang