Sembilan Belas

3.5K 86 1
                                    

Mario masih pada posisinya, ia terus mencerna kejadian tadi. Alicia menamparnya begitu keras, sampai pipi Mario merah karena tamparan itu. Mario menatap sekeliling dan melihat mejanya yang diatasnya ada sebuah botol minuman keras.

"Astaga!" ucap Mario tiba-tiba dan berlari menuju suatu ruangan.

Mario membuka ruangan itu dengan detifikasi wajahnya. Setelah itu Mario masuk dan menghampiri Ariel.

"Perlihatkan CCTV di ruangan ku sekarang!" titah Mario kepada Ariel.

Dengan cepat Ariel menunjukan rekaman CCTV yang sudah di buat ada suaranya itu. Mario melihat Alicia masuk dan mendengar rintihan Alicia yang terus mengatakan 'lepaskan aku Mario!'

Mario mengusap wajahnya. Masalahnya makin menumpuk, ia yakin sekarang Alicia marah besar kepadanya. Mario meraih handphone di sakunya dan menelpon seseorang.

"Urus semua masalah di perusahaan dan juga pembangunan hotel di Dubai. Saya ada masalah lain!" titah Mario kepada Jonathan di dalam telepon.

"Baik Tuan!"

Mario keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju besmen untuk mengambil mobilnya. Mario mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, bahkan mobil-mobil lain sampai mengklakson.

Sesampainya di rumah mertuanya, Mario memarkirkan mobil nya di pekarang rumah mertuanya itu. Mario keluar dari mobil dan berlari ke arah pintu.
Mario terus membunyikan bel rumah itu berkali-kali, sampai akhirnya Anna, Mamih Alicia membukakan pintu untuknya.

"Dimana Alicia, tanteh?" tanya Mario sedikit terburu-buru.

"Sedang tertidur. Ada apa?" jawab Anna dingin.

"Izin kan saya bertemu Alicia sekarang. Saya mohon," pinta Mario dengan memohon.

"Tidak bisa. Alicia masih harus menenangkan dirinya sendiri," tolak Anna dengan nada dingin.

"Saya mohon, tanteh" mohon Mario lagi.

"Lebih baik kamu pulang dan merutuki kesalahan kamu!" ucap Anna dan langsung menutup pintu.

"Tanteh! Izinkan saya bertemu dengan Alicia!" teriak Mario sambil mengetok-ngetok pintu rumah.

"Arghhhh!!!!!!!" kesal Mario dan langsung pergi dari sana.

Di dalam mobil Mario terus berteriak seperti orang kesetanan. Mario mengendarai mobilnya seperti orang gila, bahkan mobil-mobil yang berada di dekat Mario mengklaksonnya karena ugal-ugalan. Mario terus memukul stir mobil dan menjenggut rambutnya frusasi.

Sesampainya di apartemen, Mario langsung masuk dan menidurkan tubuhnya di sofa panjang di ruang tamu. Mario terus mengumpat karena kejadian tadi. Ia tidak tahu harus apa sekarang. Perusahaannya hancur berantakan, pembangunan hotel juga hancur, sekarang ditambah sang istri kecilnya merajuk. Salahnya juga karena mabuk terlalu parah.

"Arghhhhhsss!!!" teriak Mario.

***

Fredy memasuki kamar Alicia. Alicia sedang tertidur di atas kasur king size nya. Fredy duduk di samping Alicia, di elusnya rambut Alicia.

"Kamu benar-benar tidur?" tanya Fredy karena curiga Alicia tidak sepenuhnya tidur.

Alicia menghela nafasnya dan bangun dari tidurnya. Ia duduk di atas kasur tepat di samping sang Papah. Fredy mengulas senyum ke arah Alicia.

"Anak Papah lagi ada masalah rumah tangga apa nih?" tanya Fredy sedikit menggoda.

Alicia lagi-lagi menghela nafas panjangnya. Alicia tersenyum ke arah sang Papah lalu digenggamnya tangan sang Papah dan diciumnya.

PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang