Tiga Puluh Delapan

2.6K 62 16
                                    

Alicia duduk di sebuah bangku cafe dekat kaca menunggu Sekar. Ia sudah menunggu selama 30 menit, namun Sekar belum juga muncul.

Tak lama kemudian Sekar yang ditunggu-tunggu pun datang. Sekar tersenyum ramah kepada Alicia.

"Maaf ya bikin kamu nunggu." ujar Sekar lalu duduk di depan Alicia.

"Tak apa," Alicia pun memanggil pelayan cafe untuk memesan minum.

Sekar sedang fokus pada handphonenya, sedangkan Alicia menunggu pembicaraan dari Sekar.

"Langkah pertama kau harus menjauhi Mario," ujar Sekar.

"Sebelum kau suruhpun aku sudah menjauhinya." Alicia berkata dengan santai menyeruput kopinya.

"Jika sudah kau hanya perlu membuat Mario tersiksa." Sekar mantap serius manik mata Alicia.

"Dengan cara?" tanya Alicia.

"Buat Mario cemburu buta padamu. Kau tahu Mario sangat mencintaimu, terbakar api cemburu akan membuatnya tersiksa. Mario tidak akan bisa melihat wanitanya dengan lelaki lain." jelas Sekar.

"Bagaimana aku membuatnya cemburu?" tanya Alicia bingung.

"Gampang sekali. Kau ikut aku sekarang!" Sekar bangkit dari duduknya disusul oleh Alicia.

Sekar memasuki mobil hitan bersama Alicia. Mobil itu pun meninggalkan cafe.
Mobil hitam yang dikendarai oleh Sekar berhenti di sebuah restaurant kecil dipinggir jalan.

Sekar dan Alicia keluar dari mobil dan masuk ke dalam restaurant itu. Sekar tersenyum simpul kepada seorang laki-laki bertubuh tinggi. Alicia hanya menunduk ketika ditatap lelaki itu.

"Alicia, ini Jekey. Dan Jekey ini Alicia," ujar Sekar memperkenalkan mereka berdua.

"Hai Alicia senang bertemu denganmu." ujar Jekey.

"Hai," sapa balik Alicia dengan senyum kecilnya.

Jekey mempersilahkan Sekar dan Alicia untuk duduk. Sekarpun menyusun rencana yang akan mereka berdua lakukan nanti.

Alicia tidak terlalu fokus kepada ucapan Sekar, ia hanya melamun menatap luar jendela.

"Alicia kau mendengarku kan?" Alicia tersentak kaget dengan suara Sekar.

"Ah i-iya tentu saja aku mendengarmu." ujar Alicia.

"Baiklah kau pergi bersama Jekey." titah Sekar.

"Hah? Maksudmu?" bingung Alicia.

Sekar memutar bola matanya. Gadis ini benar-benar membuat Sekar bekerja dua kali lipat. Sekar pun kembali menjelaskan rencana mereka. Alicia pun terlihat mengerti dan mengangguk-anggukan kepalanya.

Sekar pamit pergi karena ada urusan penting. Tinggallah Alicia dan Jekey. Alicia hanya fokus mengacak-acak makanannya.

"Ekhem, kau tak memakannya?" deham Jekey membuat Alicia menatapnya.

"Tidak ada selera makan." ujar Alicia.

"Kalau begitu jangan memesannya. Mumbazir." Jekey pun menarik piring Alicia dan membawanya keluar.

Alicia memperhatikan Jekey yang membawa piringnya ke luar. Jekey menaruh makanan Alicia dipinggir restaurant, dan tak beberapa lama kucing kampung berdatangan untuk menikmati makanan itu. Sungguh manis.

Jekey kembali masuk ke restaurant dan mengambil jaket kulitnya dan kunci mobil.

"Ayo ikut aku." Jekey menarik tangan Alicia menuju mobilnya.

Di dalam mobil, Alicia tak banyak bicara begitu juga Jekey. Alicia menatap Jekey karena mobilnya berhenti di sebuah toko butik.

"Ayo keluar," Jekey melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu.

PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang