Tiga Puluh Empat

3.1K 75 17
                                    

Aku update!!!!>,<

•PERHATIAN!•

Vote dulu sebelum baca!

Happy Reading Guys😚!

***

"Lho? Om?! Om ngapain disini?!"

Om?!

Mario terpaku saat mendengar penuturan dari bibir Alicia. Siapa yang dia maksud om? Apakah Daddy Mario? Melihat tatapan aneh dari Mario, Alicia mengkerutkan keningnya.

"Napa Om? Kok murung gitu?" tanya Alicia.

Mario hanya menggeleng lemah dan tersenyum simpul lalu menghampiri Alicia. Sebuket bunga ia taruh di atas nakas samping brankar Alicia.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Mario.

"Baik. Om ngapain si kesini? Udah deh Om! Ici tuh ga mau dijodohin sama Om!" cicit Alicia memanyunkan bibirnya.

Alis sebelah Mario naik sebelah menandakan ia bingung. Mario menatap semua orang yang juga menatapnya.

"Kita bicara, Yo!" seru Tegar meninggalkan ruangan Alicia.

Mario pun membuntuti kaka iparnya itu. Sesampainya di depan ruangan Tegar duduk di kursi sedangkan Mario bersandar pada dinding.

"Alicia kehilangan sebagian memorinya." ujar Mario menjawab pertanyaan di otak Mario.

"Ma-maksudnya?" tanya Mario terbata.

"Ya, seperti yang lo liat tadi. Alicia cuma inget saat lo dijodohin sama dia. Yaa, kira-kira memori 6 bulan yang hilang. " jelas Tegar.

"Gue minta cukup sampai sini aja lo udah bikin adik gue sengsara! Adik gue udah ga inget sama sekali kilasan memori tentang kebersamaan kalian! Gue rasa lo ngerti!" sambung Tegar lagi lalu bangkit berjalan memasuki ruangan Alicia.

"Gue minta jangan tampakin muka brengsek lo didepan adik gue!" tutur Tegar sebelum masuk ruangan.

Mario yang masih syok hanya bisa diam dan terpaku di tempatnya. Bagaimana bisa Alicia hanya kehilangan sebagian memori saat bersamanya. Mario sudah tak ada harapan lagi untuk mempertahankan pernikahannya, toh sang istri sudah melupakannya.

Mario merogoh saku celana bahannya lalu mengambil handphone dan menghubungi seseorang.

"Jonathan! Urus perceraianku dengan Alicia!"

***

"Bravo! Akhirnya kau hancur juga Mario!" seru seorang wanita berambut bergelombang.

"Kita lihat seberapa hancurnya diri kamu yang penuh pengkhianatan itu Mario!"

"Aku tidak akan rela kamu bahagia!"

"Menderita lah seperti kakakku!"

Wanita itu menatap garang ke arah bingkai foto besar yang menunjukan foto kedua orang sahabat berpose saling merangkul. Terlihat Mario tersenyum lebar sambil merangkul laki-laki.

"Aku tidak akan memaafkanmu bajingan!" teriak wanita itu lalu melemparkan batu kecil ke arah foto itu dan terlihat hanya wajah Mario yang retak.

Wanita itu berbalik memasang muka garangnya yang sedang menahan emosi yang menggebu-gebu.

Wanita itu adalah, Wendy.

***

"Mih, mau pulang!" rengek Alicia ke 78×nya memaksa agar dirinya dirawat di rumah saja.

PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang