Dua Puluh Dua

3.4K 93 4
                                    

Happy New Year!!! Semoga kita semua lebih baik dari tahun sebelumnya, Aamiin!!!

***

Setelah sesi pengobatan psikolog, Alicia di perbolehkan untuk pulang, namun Dokter Tina mengajak agar Alicia mengobrol sebentar di rooftop gedung ini.

Sesampainya di rooftop, Alicia masih kagum dengan tempat ini walau Alicia sering sekali mendatangi rooftop ini tetapi rasa kagum terhadap tempat ini tidak pernah hilang.

Sesampainya di rooftop, Alicia masih kagum dengan tempat ini walau Alicia sering sekali mendatangi rooftop ini tetapi rasa kagum terhadap tempat ini tidak pernah hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alicia menduduki sebuah sofa dan disampingnya ada Dokter Tina. Alicia menghirup udara segar, rasanya sangat tenang sekali disini membuat Alicia tidak ingin pergi.

"Hmm, Alicia?" panggil Dokter Tina, Alicia hanya menengok ke arahnya.

"Seperti yang saya katakan tadi, memang berat jika sudah mempunyai suami," ucap Dokter Tina, Alicia mulai serius mendengarkannya.

"Saya saja belum siap untuk menikah, padahal umur saya sudah matang. Saya bangga sama kamu yang sudah menerima perjodohan ini dengan lapang dada," ucap Dokter Tina dengan senyuman yang manis.

"Tapi kamu harus tau satu hal. Menikah bukan hanya sebuah ikatan atau status, tapi kamu juga harus siap menjadi istri dan menerima suami mu. Tugas istri adalah melayani suami, Alicia," jelas Dokter Tina.

Alicia mulai berperang dengan pikirannya. Apa yang dikatakan Dokter Tina benar, tidak salah jika Mario menjemahnya, karena trauma sialan ini membuat Alicia menjadi seperti ini, membuat semuanya menjadi berantakan.

"Pasti kamu berfikir bahwa trauma mu itu adalah sebuah kesialan kan? Itu benar, jadi menurut mu apa yang harus dilakukan?" tanya Dokter Tina.

Alicia berfikir sebentar lalu menjawab "menghilangkan trauma ku,"

"Yups! Kamu pintar sekali. Saya tidak bisa membantu menghilangkan trauma mu, yang bisa hanya dirimu sendiri," ucap Dokter Tina sambil menunjuk Alicia.

"Mungkin saya hanya bisa memberi saran untuk menghilangkannya. Coba lah untuk berkomunikasi dengan dirimu sendiri, dan mulailah keluar dari zona nyamanmu" ucap Dokter Tina dengan senyum lalu bangkit dari duduknya disusul Alicia yang juga berdiri.

"Ayo saya antar ke loby," ajak Dokter Tina.

Saat di lift menuju lantai satu, Dokter Tina terus memberi saran dan Alicia mendengarkannya dengan baik.

"Besok jangan lupa datang kesini, saya tunggu." ucap Dokter Tina saat pintu lift terbuka.

Orang tua Alicia menghampiri mereka berdua. Keadaan Alicia lebih baik dari sebelummnya.

"Terimakasih, Dokter Tina." ucap Fredy dan Anna.

"Sama-sama. Terus pantau Alicia dan jangan membuatnya banyak pikiran," ucap Dokter Tina dengan senyum.

PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang