29.🍃Go Back(?)

835 107 25
                                    


▫Happy Reading▫

▫Happy Reading▫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Suasana hening menyelimuti ruangan serba putih yang hanya di huni dua orang itu. Seorang gadis yang wajahnya masih sedikit pucat dan nampak lesuhㅡduduk bersandar di kepala brankar. Pandangannya lurus menatap kosong ke depan. Setelah satu hari penuh dia terlelap, akhirnya satu jam yang lalu dia sudah bangun. Tapi sejak membuka mata, bibirnya tetap bungkam. Seperti tidak bertenaga walau sekedar menggerakannya.

"Ayo makanlah dulu."

Sementara di tepi brankar seorang wanita dewasa tak henti-henti membujuk gadis itu untuk membuka mulut. Walaupun tidak mau bicara, setidaknya gadis itu harus makan. Bagaimanapun juga perut kosongnya harus diisi.

"Wendy, kau harus makan," bujuknya sekali lagi. Tapi tetap gemingan yang dia dapatkan dari sosok di depannya. Bahkan gadis itu tidak mau menoleh.

Manager menghela napas berat. Meletakan kembali mangkuk bubur ke nampan yang ada di atas nakas. "Apa aku perlu memanggil Mark supaya kau mau makan?"

Mendengar nama yang sedang dia pikirkan, Wendy sontak menolehㅡmenatap Manager dengan raut wajah penuh tanya.

"Aku tau apa yang kau alami. Aku seharusnya marah karena kau menyembunyikannya dari ku. Tapi karena aku sangat mengerti perasaan mu, jadi aku tidak akan marah," jelas Manager yang mengerti akan kebingungan di raut wajah Wendy.

Wendy tidak menjawab. Gadis itu kembali meluruskan pandangannya. Mendengar penjelasan itu semakin membuat hatinya berkalut pada perasaan yang tidak bisa dia jelaskan. Padangannya semakin sendu.

"Kau sangat mencintai Mark 'bukan?" tanya Manager hati-hatiㅡtakut kalau dia akan melukai perasaan Wendy.

Hening. Wendy terdiam membisu tanpa berniat untuk menjawab, meskipun dia bisa mendengar dengan jelas pertanyaan dari sang Manager.

"Aku tau kau sangat mencintainya, karena itu kau sampai sakit seperti ini." Manager menjeda ucapannya. "Tapi apa kau tidak memikirkan perasaan ku? Aku juga sakit melihat adik kesayangan ku ini sakit."

Mendengar itu Wendy melirik sekilas ke arah Manager. Matanya berkaca-kaca. Detik berikutnya dia langsung menunduk. Menahan agar air matanya tidak berhasil keluar. Tapi dia gagal. Dinding pertahanannya kembali runtuh.

"Maafkan aku, eonni..." lirihnya. Terdengar ngilu di telinga sang Manager.

Tidak tega melihat Wendy yang menangis sesenggukan seperti itu, Manager langsung bergerak untuk memeluknya.

Idol Secret - MARKDY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang