Idol Secret - MARKDY[✔️]

28.🍃Sick

▫Happy Reading▫

••

(🎶When You Love Someone🎶)

🍃

Laki-laki berambut merah gelap itu bergerak gelisah di ruang tengah. Di saat member lain nampak duduk tenang di sofa, laki-laki itu malah berjalan mondar-mandir tanpa arah. Sesekali menjambak rambut frustasi dan menggigit kuku jari cemas.

Satu jam yang lalu Jaebum memberitaukan berita buruk padanya. Dan berita buruk itulah yang membuatnya cemas seperti ini.

"Aku harus pergi ke rumah sakit."

Sontak semua orang mendongakㅡmenatap terkejut ke arah Mark.

"Apa kau sudah gila? Kau tidak akan bisa pergi ke sana," tukas Jaebum.

"Tapi aku bisa lebih gila kalau hanya berdiam diri di sini. Aku harus memeriksa keadaannya."

"Aku tau kau sangat mencemaskannya. Tapi kau tidak akan bisa pergi ke rumah sakit," timpal Jinyoung.

"Kenapa tidak bisa? Aku bisa pergi sekarang."

"Jangan nekat, hyung!"

Sontak Jinyoung menahan tubuh Mark yang akan melangkah pergi. Membuat Mark menatap ke arahnya tak suka. "Jangan halangi aku," tekannya.

Jinyoung menggeleng kepala pelanㅡtanda kalau dia tidak akan membiarkan Mark pergi. Dia sangat tau bagaimana perasaan cemas Mark sekarang, tapi bertindak gegabah bisa berdampak buruk nantinya.

Mark berdecak kesal. "Kenapa kalian tidak mengerti perasaan ku?!"

Melihat kekesalan itu Jackson berjalan mendekat ke arah Mark. Menepuk bahunya pelanㅡberusaha memberi ketenangan.

"Hyung, kami semua mengerti perasaan mu. Hanya saja keadaannya tidak memungkinkan kalau kau ingin pergi ke rumah sakit," ujarnya.

"Betul kata Jackson. Sebenarnya kami juga tidak ingin melarang mu. Percayalah, Wendy pasti akan baik-baik saja," timpal Jaebum.

Mark mendengus pelan. Semua orang bisa mengatakannya dengan mudah, tapi sejujurnya sangat sulit untuk dia lakukan. "Aku tidak bisa meyakinkan diriku sendiri kalau aku belum melihat keadannya."

"Lalu apa yang ingin kau lakukan? Kau akan pergi ke rumah sakit dan membiarkan semua orang tau tentang kalian?!" sarkas Yugyeom.

Tadinya dia memilih diam dan membiarkan para hyung untuk menenangkan Mark. Tapi karena lagi-lagi Mark bersikap keras kepala, terpaksa dia juga harus ikut angkat suara.