🐣🐣🐣
'nomor yang anda tuju tidak menjawab..'
Kiran mengumpat kasar. Sudah berulangkali gadis itu mencoba menghubungi orang ini, tapi sama sekali tak ada hasilnya. Agak menyesal juga kenapa dia harus gengsi berangkat bersama.
"Sekali lagi, kalau nggak diangkat juga gue musuhin lo." Ketus Kiran memandang layar hp nya.
Gadis itu kembali mendial nomor yang tadi dihubunginya. Teleponnya tersambung, tapi tidak diangkat. Kan rese!
'nomor yang anda tuju tidak menjawab, silakan---'
"YA TUHAN! NIH BOCAH PADA KEMANA SIH DITELPON NGGAK ADA YANG NGANGKAT!" Kiran sudah mengomel tak karuan.Bibir Kiran mencuat sedikit, gadis itu berjongkok memandangi ban mobilnya yang kempes.
"KENAPA SIH LO KEMPES PAS GUE PAKE! NANTI AJA ANJIRR KALAU DIPAKE ORANG LAIN!" omel Kiran marah-marah.
Gadis berambut sebahu itu mendengus kesal, merutuki semua kontak yang ada di hp nya. "Nggak guna lo semua! Giliran gue butuh nggak ada yang bisa dihubungin!"
"Sekarang gimana dong?" Kiran kembali merengek-rengek, berharap tiba-tiba didatangi Batman dan membantunya mengganti ban mobil.
Kiran memejamkan mata, kedua tangannya menyatu memohon. "Siapapun pahlawan gue hari ini, kalau cewek gue follow sosmed nya. Kalau cowok ganteng gue jadiin gebetan. Kalau jelek, mending lewat aja nggak usah nolong." Katanya memohon.
Walau berikutnya gadis itu malah merutuki kebodohannya karna berbicara sendiri.
"Mobilnya kenapa?"
"HUAA!!!" Kiran reflek memekik kaget.
Jelas kaget, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ada orang. Mata Kiran melebar saat menyadari seorang pemuda berdiri didekatnya.
Pemuda itu terkekeh, "gue bukan setan. Kenapa lo sekaget itu?" Tanyanya santai.
Kiran mengerjab berkali-kali, memastikan cowok di depannya ini nyata. Sampai memandangi cowok itu dari atas sampai bawah. Menatap kakinya agak lama untuk memastikan kakinya menapak di tanah.
"Berdiri. Lo ngapain jongkok disini?"
Kiran menurut, gadis itu masih hilang nyawa. "Kak.... Sandy?"
Sandy menaikkan sebelah alisnya, "iya ini gue Sandy. Kenapa lo kayak ragu kalau ini gue?"
"A? Emm.. anu," Kiran berdehem sejenak mencoba menguasai diri, "Kak Sandy ngapain disini?"
"Gue pulang dari kampus, niatnya mau ke Radiance. Eh liat lo disini," Sandy menjelaskan, pemuda itu menipiskan bibirnya sejenak. "Mobil lo kenapa? Mogok?"
Kiran mengerjab sadar, dia tidak bisa menyembunyikan mata berbinar ya saat menatap Sandy. Selama ini kan Kiran fans diam-diamnya Sandy dan Vandy, hanya bisa menatapi Abang temannya itu dari update an instagram. Sekarang disamperin.
Huhuuuu Shira temenin gue guling-guling di aspal sekarang, batin Kiran.
Sandy melambaikan tangannya ke depan wajah Kiran, membuat gadis itu kembali mengerjab. "Kok ngelamun?"
"A? Ngg... anu Kak.. i-ini kempes." Jawab Kiran terbata salah tingkah.
Tanpa kata Sandy berjongkok, mengecek kondisi ban yang memang kempes. Pemuda itu mendongak, "ada ban cadangan nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine On Me
Teen FictionKirana Andriani. Gadis yang selalu merasa menjadi peran pendamping. Nyatanya malah mampu menggaet hati empat pemuda sekaligus. Gadis yang merasa dirinya terlalu biasa untuk diperjuangkan, nyatanya mampu mematahkan hati lawan jenisnya. **** "Serbuk s...