🐣🐣🐣
"OH SENANGNYA DALAM HATI.. KALAU LULUS KKM.. SERASA DUNIA MILIKKU SEORANG.."
Koridor menuju kantin itu mendadak ramai dengan suara Kiran. Gadis itu bernyanyi riang dengan melompat ke kanan kiri tak bisa diam.
Vindy yang melangkah dibelakangnya melengos pelan, merasa malu dengan kelakuan temannya itu. Lain dengan Shira yang justru tertawa ngakak melihat gadis itu melompat ke atas bangku panjang kemudian berjoget seenaknya.
"Plis Ran, lo cuma dapet 78." Ketus Vindy.
Kiran menoleh, "gakpapa, yang penting lulus KKM nggak remidial," ucapnya kembali berputar-putar riang.
Kelas mereka baru saja ulangan dadakan pelajaran kimia, Kiran yang sudah rusuh kanan kiri akhirnya dapat meraih nilai diatas KKM, 78.
Padahal KKM nya 77.
"GUE UDAH SABAR TAPI LO GAK TAU DIRI! GUE TUH RISIH DIGANGGUIN MULU SAMA LO!"
Ketiganya berhenti diujung koridor, harusnya masih satu belokan dan sampai di kantin. Tapi Kiran tiba-tiba berhenti diikuti Vindy dan Shira yang melihat keramaian diujung sana.
"Ada apaan nih?" Tanya Kiran ke salah satu siswa.
"Itu si Edo kayaknya udah muak sama Adel," jawab siswa itu.
Kiran mengerutkan keningnya, mencoba mengingat dua nama itu.
"Siapa sih, Ran?" Tanya Shira mendekat.
"Oh itu tuh.. si Adel, kelas sepuluh yang ngejar-ngejar Edo dari jaman MOPD. Tapi si Edo nya gak mau. Heran deh, padahal Adel tuh definisi dari degem sebenarnya. Cantik. Imut. Kurang apa coba?" Jelas Kiran panjang lebar, jiwa berghibahnya mendadak menyala.
Di depan sana, Adel tampak menunduk dengan kedua tangan mengepal. Selama ini Edo tidak ambil pusing, tapi sepertinya pemuda itu sudah sampai di puncak kesabarannya.
"GUE TUH MUAK YA SAMA LO! GUE DIEMIN BUKANNYA SADAR DIRI MALAH NGELUNJAK! LO SAMA AJA TAU GAK KAYAK KUMAN!"
Beberapa orang disekitar mereka tersentak, agak tak percaya pemuda pendiam itu mengeluarkan kata-kata tajam.
Kedua mata Kiran memicing tak suka, gadis itu mendadak maju membuat kerumunan orang itu melebarkan mata. Sampai gadis itu berdiri diantara Edo dan Adel.
Kiran mendorong dada Edo dengan telunjuknya agar mundur, matanya menyorot tajam. "Lo ngerasa ganteng banget bisa ngomong gitu?" ucapnya tajam.
"Cowok kayak lo, gak akan jauh-jauh dari yang namanya nyesel belakangan."
Beberapa siswi memekik tertahan, merasa kagum dengan keberanian gadis itu. Terutama mereka kebanyakan adik kelas.
Edo menatap tajam, pemuda itu mengangkat dagu memberi kesan angkuh, "lo gak usah ikut campur. Gak ada hubungannya sama lo."
"Emang gak ada," ucap Kiran santai, raut wajahnya berubah sangar. "Tapi gue kenal cowok modelan kayak lo. Banyak malah."
Kiran agak menyamping, tak lagi menyembunyikan gadis mungil itu dibelakangnya. Kiran bisa melihat kedua mata gadis itu berkaca-kaca menahan tangis sambil menunduk.
"Pick your head up, princess. Your tiara is falling," kata Kiran membuat orang yang mendengarnya terperangah.
Gadis itu merangkul bahu Adel, "mulai sekarang gak usah deket-deket cowok modelan kayak dia. Gue yakin cowok yang suka sama lo banyak. Lo cantik. Jangan sia-siain kecantikan lo cuma buat cowok gak guna kayak dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine On Me
Teen FictionKirana Andriani. Gadis yang selalu merasa menjadi peran pendamping. Nyatanya malah mampu menggaet hati empat pemuda sekaligus. Gadis yang merasa dirinya terlalu biasa untuk diperjuangkan, nyatanya mampu mematahkan hati lawan jenisnya. **** "Serbuk s...