12. Keajaiban Sinarmu

27 5 4
                                    

🐣🐣🐣

"Timezone aja yuk!"

"Kayak bocah."

"XXI aja kalo gitu"

"Nggak rame."

"Photobox gimana?"

"Nggak."

Kiran mencebikkan bibirnya. Merasa kesal karna semua idenya ditolak mentah-mentah.

Melihat gadis itu cemberut, Dika menipiskan bibirnya. Meraih pelan lengan Kiran yang berjalan cepat di depannya.

"Boba mau nggak?" tanya Dika.

"Mau mau!"

Wajah cemberut Kiran berubah jadi sumringah seketika. Dengan semangat langkahnya berbelok melangkah menuju eskalator.

"Lo tau nggak sih--"

"Nggak."

Reflek Kiran menampar bahu Dika, hingga terdengar bunyi nyaring. "Nggak usah nyebelin mumpung gue masih sabar." Ancamnya.

Dika hanya terkekeh. "Nyebelin gini juga lo suka."

Emang.
Kiran menipiskan bibirnya, menahan agar tidak melontarkan kata itu. Sebagai gantinya Kiran mencibir.

"Gue pernah trauma naik eskalator tau," lanjut Kiran.

Gadis itu melangkah menaiki eskalator sambil bercerita, bahkan sampai menghadap ke belakang tempat Dika berada. Dia berada satu tangga di depan Dika, dengan asiknya bercerita.

"Dulu tuh waktu gue kecil, pernah tuh ke mall sama nyokap. Gue nggak di gandeng. Trus naik eskalator begini," Kiran memperagakan kakinya dipinggir tangga eskalator. "Eh kep--Huaa!"

Dika ikut melotot panik, untung dia dengan sigap meraih lengan gadis itu agar tidak hilang keseimbangan.

"Lo bisa anteng nggak sih?!"

Kiran yang rohnya masih mengambang hanya mengangguk gugup. Pasalnya gadis itu bercerita tak sadar jika eskalator yang dipijaknya sudah sampai ke lantai dua.

Dika yang tanpa sadar meninggikan suaranya pun berdehem. Buru-buru melepaskan rengkuhannya di lengan gadis itu.

"Kayak bocah lo ah," komentar Dika seadanya.

Kiran yang sudah mengumpulkan nyawa akhirnya hanya merespon dengan cengiran. "Nggakpapa, gue nih strong tau."

Dika tersenyum tipis. "Udah sana pesen," katanya mengedikkan dagu ke arah stand boba.

"Oke komandan, bentar ya."

Hampir saja dia membuat Dika benar-benar berteriak panik begitu gadis itu kehilangan keseimbangan. Sekarang Kiran malah dengan ceria menghampiri stand boba.

Ting!

Dika tersenyun kecil. Meraih ponselnya yang baru saja berdenting. Sedetik kemudian ekspresinya berubah. Pemuda itu berdiri gelisah, bimbang antara langsung pergi atau menuntaskan janjinya.

Shine On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang