10. Rival Sebenarnya

192 23 9
                                    

🐣🐣🐣

Bobby mengumpat pelan saat membaca isi pesan di hp nya. Pemuda bergigi kelinci itu bergerak gelisah, menoleh pelan kearah gadis cantik yang tengah sibuk menyalin catatan.

"Ah sial! Suruh nyari tau mulu, emang gue KPK?" Gerutu Bobby pelan.

Pemuda itu kembali menunduk membaca chat di hp nya. Kembali mengumpat pelan.



Chocky: cari tau semuanya gak usah banyak tanya

Chocky: atau lo mau gue keluarin dari tim?




Bobby mengumpat lagi.

"Mentang-mentang cucu yang punya sekolah, seenaknya banget sih lo!" Bobby malah mengomel didepan layar hp nya.

Bobby menggigiti kuku jarinya. Kedua kakinya terus bergerak tak tenang. Bobby sih tidak masalah disuruh mencari informasi seperti ini. Malah Bobby bisa modus kenalan sama temennya.

Tapi ini Kirana.

Si cewek galak biang gosip. Cewek itu bisa meledak-ledak, bisa menendangi Bobby, menjambak, bahkan bisa saja melempari Bobby dengan meja kursi. Walaupun mudah berteman, Kiran seperti menjaga teritorialnya sendiri.

Temennya?

Shira dan Vindy.

Dua gadis yang bahkan bisa dibilang sudah muak dengan Bobby.

Vindy, si bule dingin itu tak segan-segan mengumpatinya dengan segala kebun binatang. Cewek itu jelmaan dari singa betina.

Kalau Shira.

Cewek Jepang itu terlalu tertutup. Bahkan meski terlihat ramah dan mudah tersenyum, nyatanya dia sering menatap sinis kearah orang yang menurutnya annoying.

Intinya tiga cewek itu.

Tidak berani Bobby usik. Apalagi mereka ibarat 'ratu' di kelas ini.

"Abis Vindy ngapa jadi nanyain Kiran sih? Gak tau apa kalau dua orang itu macan semua?" Bobby kembali menggerutu.

"Ngapain lo ngomong sendiri? Gila?"

Suara itu membuat Bobby tersentak kecil kemudian menoleh. Garis wajahnya merengut melihat seorang pemuda mungil di dekatnya, "ngapain lo deketin gue? Naksir?"

Pemuda mungil itu mengumpat. Tapi kemudian termundur kaget saat Bobby tiba-tiba menyeru dengan tubuh agak mencondong kearahnya.

"IWAN ASTAGA.. HUHUU PENYELAMATKUU.."

Ridwan, atau biasa disapa Iwan itu mengernyit. "Apa sih?! Lebay lo setan!"

Bobby dengan heboh mendekat dengan wajah berbinar, "Wan plis lo harus bantuin gue. Ini menyangkut hidup dan mati gue, Wan."

Iwan mengernyit, "yaudah mati aja, nggak ngaruh juga buat gue." Sahutnya santai.

Bobby reflek mengumpat.

🐣🐣🐣



Shine On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang