9. Cari Tahu

147 21 12
                                    



🐣🐣🐣


Biasanya Kiran anti berangkat bareng saudara ke sekolah. Ribet. Ditanyain ini itu apalah apalah. Apalagi kalau saudaranya terkenal di sekolah.

Ya walaupun Candra tidak seterkenal itu sih.

Tapi pengecualian untuk hari ini. Mobil Kiran mendadak mogok tidak mau menyala, jadi Kiran nebeng Candra untuk sampai ke sekolah.

"Lo bawa motor ngebut banget sih?! Berasa dikejar kang kredit," gerutu Kiran saat turun dari motor seraya melepas helm nya.

Candra mendelik, "lo nebeng aja banyak protes ya, masih mending nggak gue lempar ke pancoran."

Kiran balas mendelik, gadis itu melayangkan tangannya ringan ke punggung Candra. "Lo kurang ajar banget sama gue, inget ya gue lebih tua setaun."

"Tua aja bangga," cibir Candra.

"APA LO BILANG???" Pekik Kiran. Gadis itu sudah bersiap menjulurkan tangannya untuk meraih rambut Candra, tapi pemuda itu berkilah.

"Apa sih?! Kalem dong, katanya Miss universe nya SMA Nakula." Sungut Candra.

Kiran jadi tersadar, "oh iya.. gue kan backstreet sama lo, jadi gak boleh ada yang tau kalau kita saudara."

Candra mendelik lagi, "kenapa sih? Jomblo aja sok-sokan backstreet, gak ada yang peduli juga."

Gadis berambut sebahu itu menoleh sinis, "lo sarapan pake sinyal Indosat ya? Ngeselinnya sama,"

"Sorry gue pengguna telkomsel," ujar Candra bangga, "lagian ribet banget lo, sama Kak Ryan juga lo backstreet. Padahal temenan doang, gue doain friendzone lo berdua."

"Sorry ya, nggak ada tuh kamus friendzone dihidup gue," kata Kiran mengibaskan rambut sebahunya.

"Halah.. sama Kak Dika juga cuma friendzone." Kata Candra ringan. "Hm? Apa? Oh ya baper sepihak."

Wajah Kiran langsung memias, tangannya kali ini benar-benar terjulur meraih rambut Candra. "LO DARI TADI NGUJI KESABARAN GUE YA?!?!"

Keduanya tanpa sadar malah jadi ribut di area parkiran.

Padahal niatnya backstreet persaudaraan.





Sementara di ujung parkiran, tepatnya di jejeran motor besar. Nampak beberapa pemuda masih duduk di atas jok motor mereka masing-masing.

Seorang pemuda tinggi menatap tak suka kearah Kiran dan Candra yang sekarang malah asik kejar-kejaran. Pemuda itu mendecak kesal, kemudian menendang kaki teman di depannya.








"Bob, cari tahu."

🐣🐣🐣


Kiran menghembuskan nafasnya lelah. Dia baru saja mengembalikan beberapa buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah.

Sebenarnya bukan Kiran yang pinjam, itu buku pinjaman untuk satu kelas. Tapi karna Pak Okta adalah guru yang baik dan bijak, jadilah Kiran disuruh mengembalikan buku-buku itu ke perpus setelah ketahuan tidur di kelas.

Iya, ini sarkas.

Dengan lesu gadis itu menuruni tangga. Perpustakaan sekolah ini berada di lantai dua gedung satu, alias satu gedung dengan ruang guru dan laboratorium. Jadilah Kiran harus turun dari kelasnya di lantai tiga, kemudian menyebrang ke gedung sebelah dan naik ke lantai dua.

Shine On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang