somebody else's A ❀ dongpyo-yeojin

447 32 8
                                    

in which Yeojin found Dongpyo's test result in the trash can and couldn't figure why would he throw away an A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

in which Yeojin found Dongpyo's test result in the trash can and couldn't figure why would he throw away an A.

{ ft. woollim's Kim Dongyun and Loona's Choerry (mentioned only) }

 woollim's Kim Dongyun and Loona's Choerry (mentioned only) }

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ slice of life | 614 w ]

//


IM YEOJIN tertegun di depan kelas, pandangan terpaku pada tempat sampah yang isinya sudah melewati kapasitas. Bukan menemukan emas berlian yang menghentikan Yeojin dari melanjutkan perjalanan pulang, melainkan selembar kertas yang ditinggalkan si pemilik di atas tumpukan sampah. Kertas itu bukan kertas biasa, Yeojin tahu setelah mengambilnya, itu adalah ulangan harian matematika yang baru dibagikan sebelum pulang. Ada tulisan A besar di pojok kanan, dicoretkan dengan pena tinta merah.

Ya Tuhan, Yeojin akan melakukan apa pun untuk mendapatkan A, dan orang ini membuang hasil pencapaiannya begitu saja?

Milik siapa gerangan kertas ulangan ini? Tadi Choi Yerim sempat mengomel dan mengumumkan bahwa seseorang menukar hasil ulangannya dan orang itu harus segera menghadap sebelum Yerim melaporkan mereka pada orang tuanya (ia tidak bercanda). Ia tidak terima mendapatkan B minus. Masa sih ini milik Yerim? Yeojin harap bukan, sebab ia akan kesal bukan main jika harus mengakui bahwa Yerim benar. Sempat terlintas Kim Dongyun di pikirannya, Dongyun yang manis, Dongyun yang selalu belajar keras demi universitas ternama, Dongyun yang membuat pipinya bersemu tatkala namanya disebut. Tapi Dongyun akan sangat menghargai nilai A, tidak mungkin kertas ulangannya berakhir di tong sampah. Ah bodoh, kenapa tak ia lihat saja nama di pojok kiri kertas?

Son Dongpyo. Sama sekali tak Yeojin duga. Semua orang tahu Dongpyo juara kelas, ia tak kaget melihat huruf A merah mencolok yang seakan berkilau itu. Tapi seorang juara kelas yang memperlakukan nilai A-nya tak lebih dari kertas bekas? Tidak masuk akal.

Membawa kertas itu, Yeojin lalu melangkah cepat menyusuri koridor, siapa tahu bertemu Dongpyo yang meninggalkan kelas sekitar lima menit lalu. Entah apa yang akan ia katakan pada Dongpyo kala mereka bertatap muka, mungkin sekadar menanyakan alasan Dongpyo. Apakah itu urusannya? Rasanya bukan, tapi Yeojin bingung harus berbuat bagaimana. Ia mau saja tidak peduli jika hatinya tak berkata lain. Empati bukanlah kualitas yang seharusnya Yeojin benci.

"Son Dongpyo!" Dipanggilnya sosok Dongpyo di dekat pintu keluar. Kedua kaki Yeojin berlari kecil mendekati si pemuda Son. Lalu tanpa basa-basi, Yeojin menyodorkan kertas ulangan itu pada Dongpyo yang menatapnya bingung.

"Ini punyamu kan?"

"Bukan," jawab Dongpyo tanpa ragu. Tubuhnya sudah berbalik memunggungi Yeojin, namun gadis itu menghentikannya, menarik lengannya supaya mereka kembali berhadapan.

"Ada namamu kok di kertasnya." Yeojin ngotot, masih menunggu Dongpyo menerima kertas ulangan itu.

"Itu nilai orang lain bukan nilaiku."

"Maksudnya?"

Dongpyo tampak berkontemplasi sejenak, matanya pada kertas lalu beralih pada Yeojin yang mengharapkan penjelasan. "Aku ... pokoknya itu bukan punyaku! Ambil aja kalau kamu mau, ganti namanya jadi namamu, aku gak peduli."

Bersama kalimat pemungkas dan sejuta pertanyaan Dongpyo meninggalkan Yeojin. Netra cokelat gelap si gadis mengikuti punggung Dongpyo hingga ia hilang dari jarak pandang, mungkin telah melaju dengan sepeda. Kertas ulangan di tangan Yeojin tertiup lembut angin sore, seolah meminta gadis itu cepat memutuskan akan melakukan apa dengan benda itu. Akhirnya ia simpan saja di dalam tas, diselipkan di antara buku teks matematika dan biologi.

Masih tak mengerti mengapa Dongpyo tak menginginkan nilai bagus, dan apa maksudnya itu bukan nilainya? Misteri ini akan mengganggu Yeojin hingga kepalanya menyentuh bantal.

//

SON DONGPYO tidak merasa pintar, meski ia juara kelas, ia tidak pintar. Tidak, orang-orang pikir ia pintar. Guru-guru pikir ia murid berbakat. Jenius. Cerdas. Bintang kelas. Apa pun namanya. Hanya ia yang tahu kenyataan di balik label-label emas itu: ia penipu ulung. Imposter. Pembohong. Itulah label yang tepat untuk Son Dongpyo.

Muak sudah dengan nilai A palsu. Ia tidak merasa senang mau pun bangga. Mungkin ia hanya beruntung, dan dapat nilai A atau jadi juara kelas karena beruntung tak memuaskan hati. Dongpyo ingin semua ini berhenti. Ia ingin memiliki kemampuan yang sesungguhnya, talenta yang mengukir nama di semesta, sesuatu yang berarti.

Hidupnya hampa, dan nilai A pada selembar kertas bukanlah yang Dongpyo inginkan.

//

hai hai ini sebenernya aku ada rencana bikin book 02 liners gitu main castnya mereka berdua dan ini kayak snippet gitu. (Dongyun will also be in the story, as well as Choerry tapi umur Choerry dimudain setahun.) Ceritanya mungkin sejenis Young Wings tapi aku masih gak tau mau beneran bikin bukunya apa nggak T^T jadi sementara ini dulu ♡ tapi boleh kalo mau rekomen anak 02/03 liners lainnya buat potential cast.

SUPERCUT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang