9

2.3K 264 8
                                    

Selamat membaca ^^

____________________________________

Hara menunggu di luar UKS. Ia sudah tidak peduli saat teman-teman yang lain memandang nya aneh saat ini. Biar saja, bagi Hara, dirinya memang sudah aneh sejak awal.

"Ra, mau masuk?" Tanya Haechan yang baru saja keluar dari ruangan UKS, tak lupa disampingnya ada Minji.

"Boleh emang?"

"Boleh, lah. Tapi jangan nanya yang aneh aneh ke Renjun" ujar Haechan

Agak aneh. Hara kini melihat Minji yang sedari tadi diam. Ada apa dengan gadis itu? Biasanya dia yang paling cerewet kalau Renjun sedang sakit atau terluka.

Hara mengangguk dan masuk ke dalam UKS. Walau ia berjalan dengan perlahan, tapi jantung nya berdebar sangat cepat. Bagaimana keadaan Renjun sekarang?

"Sial, kalah lagi"

Gadis itu mengernyit saat melihat Renjun duduk di tempat tidur UKS sambil bermain game di ponsel nya.

"Heh bukan nya istirahat malah main game" Hara duduk di samping kasur.

"Gue udah lumayan sehat. Jangan khawatir gitu ah" Lelaki itu tetap memandang layar ponsel nya dengan serius.

"Mana bisa sih gue ga khawatir? Lo tiba-tiba jatuh terus mimisan"

"Ra, tadi kaki gue kram, jatuh, terus hidung gue nyium lapangan. Terus mimisan deh, tamat" Renjun menyengir sambil melirik ku.

Hara mendecih pelan. Bisa bisa nya lelaki ini bicara dengan begitu santai, apa dia tidak tahu bahwa gadis yang sedang duduk di depan nya ini khawatir setengah mati?

"Lo yakin kejadiannya kayak gitu?" Tanya Hara

Renjun mengangguk "iya lah. emang menurut lo kejadiannya kayak gimana?"

Hara memperhatikan hidung Renjun dengan serius, lalu jari telunjuk nya menyentuh ujung hidung mancung milik Renjun. "Hidung lo ga kelihatan habis nyium lapangan. Engga luka ataupun patah"

Renjun tersenyum miris, lalu tiba-tiba ia tertawa. "Ok, sherlock. Menurut lo, hidung gue kenapa tiba-tiba mimisan?"

"I have no idea" Hara menggeleng pelan.

"Ra, dengerin gue. Jangan takut, gue masih punya banyak waktu kok" Renjun lagi lagi tersenyum jahil.

"Renjun, lo sebenernya kenapa sih?" Perkataan Renjun sukses membuat Hara berfikir yang tidak tidak.

Renjun terkekeh "gue baik-baik aja. Lo kenapa nanya itu mulu sih?"

"Gatau, gue cuma ngerasa kalo lo nyembunyiin sesuatu dari gue"

Wajah Renjun terlihat menegang. Ia meraih tangan Hara dan mengenggamnya erat "gue ga nyembunyiin apa pun Hara. Gue ini kayak buku yang terbuka, harusnya lo tahu itu"

Gadis itu menggeleng "Lo emang kayak buku yang terbuka. Tapi, buku asing yang bahasanya ngga gue ngerti"

Renjun terdiam. Kini mereka saling menatap satu sama lain. Menyalurkan rasa penasaran bercampur dengan rasa bersalah. Renjun merasa bersalah pada Hara, karena ia berbohong pada gadis ini. Kalau sampai Hara tahu kalau Renjun punya rahasia terbesar yang ia pendam, pasti Hata akan marah besar atau paling parah nya ia tidak akan menganggap Renjun sahabat lagi.

Tapi disisi lain, ini adalah yang terbaik bagi Renjun. Lelaki itu lebih memilih berbohong pada Hara demi melihat Hara bahagia tanpa harus memikirkan keadaan Renjun saat ini. Karena, melihat Hara sedih dan penyebab nya adalah dirinya, itu adalah hal yang paling dibenci Renjun.

[✔️] My Star | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang