Sejak kejadian itu, Renjun membolehkan Hara untuk berkunjung menemui nya. Tapi tidak boleh menjenguknya selama 24/7. Karena meski begitu, Renjun juga tidak ingin Hara kecapekan menemaninya di rumah sakit. Walaupun Hara tidak keberatan untuk menemani nya setiap hari, Tapi Hara juga menuruti apa yang disuruh tuan muda Renjun.
Kini ia sedang di kamar nya, sedang membuka situs Naver dan mengetik 'Penyakit Ataxia'. Dan menunjukan hasil "Penyakit Ataxia adalah penyakit langka dan sampai sekarang belum ada satu pasien pun yang bisa dinyatakan sembuh" gumam Hara pelan.
Air mata Hara langsung mengalir, dan semua dunia Hara terasa berguncang. "Astaga Renjun..."
Gadis itu kembali membaca cara pengobatan penyakit itu. Untuk saat ini, para penderita hanya melakukan terapi sesuai gejala yang dialami. Hara menutup mulutnya. Terapi katanya?! Untuk apa terapi, jika hal itu tidak bisa membuat pasien sembuh? Renjun harus sembuh.
Hara mengusap air matanya dan pergi meninggalkan kamarnya menuju ke sebuah kamar yang terletak tidak jauh dari kamarnya. Sesampainya disana, Hara mengetuk kamar tersebut dan membuka pintunya sedikit.
"Mama.. Sibuk ga?" Tanya nya. Mama Irene yang awalnya sedang sibuk menatap layar laptop nya dengan kacamata yang bertengger di matanya. Kini beliau menoleh ke arah anak kesayangannya.
"Engga kok, mama baru selesai nulis. Kenapa sayang?"
"Hmmmm..." Hara sedikit malu mengatakan ini. "Ajarin aku masak dong ma"
Mama Irene menaikkan sebelah alisnya. Tidak biasanya Hara meminta diajarin masak. "Tumben banget sih kamu. Yaudah sini mama ajarin" Ujarnya sambil mengusap kepala anak semata wayang nya itu.
Hara dan Mama Irene pergi menuju dapur. Ia berniat memasak untuk Renjun. Karena yang lelaki itu tahu, Hara adalah perempuan yang tidak bisa memasak. Dan untuk kali ini, Hara ingin membuktikan kalau pikiran Renjun salah.
"Ok masak apa kali ini?" Tanya Mama Irene sambil mengenakkan apron nya.
"Hmmmm.." Hara berpikir, "bubur aja ma"
"Hiisshhh.. masa masak bubur aja minta diajarin mama, dasar kamu ini"
"Hehehe" Hara tertawa pelan.
"Emang mau masak buat siapa kamu tuh?"
"Hmmmm.."
"Buat Renjun ya?" Tanya Mama Irene
"Tuh mama tahu"
"Yaudah kita buat sup iga aja gimana?"
"boleh tuh ma"
Dan mereka bedua pun mulai memasak. Hara memiliki tugas untuk memtong iga dan sayuran lainnya. Sedangkan Mama Irene yang memasak. Sungguh inilah yang diinginkan Hara sejak dulu, memasak bersama mama tercintanya. Entah kenapa baru kali ini terwujudkan.
Beberapa menit berlalu, dan akhirnya acara memasak itu selesai. Hara menyiapkan tempat bekal untuk menempatkan sup iga nya dan mengantarkannya pada Renjun.
"Kamu yakin mau ke rumah sakit? Udah malem loh ini" Ujar Mama Irene.
"Masih jam delapan ma, lagian Hara bentar doang kok"
"Yaudah hati-hati kamu jangan kemaleman pulang nya, ntar mama kunci pintunya"
"Iya mama ku sayang. Hara pergi dulu ya ma, dada..." Ujar Hara lalu pergi menuju rumah sakit.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit dengan menaiki bus, Hara sudah sampai di rumah sakit Moon. Hara berjalan menuju kemar bangsal Renjun yang terletak di lantai 2, namun ruangannya paling pojok rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] My Star | Huang Renjun
Teen Fiction[COMPLETED] "Tau ga hal yang paling gue suka dan hal yang paling gue benci di dunia ini apa? Ketemu dan kenal sama lo" -Hara © saviramjd, 2020 End; 07032020