Khamasean

340 21 0
                                    

Karawang, 17 November 2019

***
Antara terkejut atau terpesona, aku saja bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

***


***


Malam itu langit ibu kota begitu gelap seperti malam malam sebelumnya, bintang bintang saja hampir tidak terlihat mungkin karena tertutup oleh polusi ibu kota. Keadaan jalanan masih ramai seperti biasanya, bahkan terjadi kemacetan di beberapa titik. Mungkin karena ini akhir pekan jadi orang orang pergi keluar, untuk jalan jalan ataupun melepas penat. Di malam minggu yang riuh ini, semua orang sibuk dengan acara mereka masing masing.

Ada yang berkencan, sekedar nongkrong di cafe, atau belanja barang barang yang tidak perlu hanya untuk memenuhi gengsi semata. Namun lain halnya dengan pria bermata coklat yang satu ini. Ia lebih memilih untuk berbaring di ranjang kesayangannya sambil mendengarkan musik. Ia tak tertarik untuk pergi keluar malam ini, baik itu nongkrong ataupun kencan. Bukanya ia tidak laku, hanya saja ia malas. Jangankan untuk pergi keluar, untuk merapikan kamarnya sendiri saja ia malas.
Padahal kamarnya sudah sangat berantakan. Banyak barang barang yang berserakan di lantai, mulai dari buku, gitar, tas, dan masih banyak lagi. Namun tidur sambil mendengarkan musik adalah yang ia inginkan saat ini. Meski ia terlihat urakan, namun nyatanya tak demikian. Ia lebih suka tempat sepi, dimana ia bisa merasa tenang. Dan kamar tidurnya ini adalah yang terbaik.

Khamasean Abiyapta Prawira, nama yang sangat terkenal di seantero kota ibu kota. Siapa yang tidak mengenalnya. Banyak orang mengenalnya sebagai anak konglomerat pemilik perusahaan properti ternama di indonesia. Sebagian orang mengenalnya sebagai mahasiswa abadi di sebuah kampus ternama. Namun tidak sedikit juga yang mengenalnya sebagai raja jalanan. Ketua dari sebuah geng yang ditakuti sampai ke penjuru kota ini.
Sean, pria dengan perut roti sobek itu semakin terlarut dengan lagu yang sedari tadi ia dengarkan. Sesekali ia ikut bernyanyi, kadang hanya dengar mendengarkan musik kesukaannya sudah cukup untuk melepas penat. Sebenarnya tak pernah terlintas dalam benak pria itu menjadi seorang pimpinan dari sebuah geng yang begitu ditakuti. Namun semua terjadi begitu saja.

Semua berawal saat ia duduk di bangku kelas X sekolah menengah atas. Saat itu Sean tak sengaja diajak seorang teman untuk ikut balap liar. Sean yang masih bau kencur di dunia jalanan saat itu ditertawakan banyak orang. Namun semua berubah saat ia berhasil mengalahkan Hansel, ketua geng The Devil's Sebelumnya. Itu lah sebabnya Hans selalu ingin mengalahkan Sean, ia masih belum terima dengan tahtanya yang Sean ambil begitu saja.

Sean menghela napasnya berat, lelah juga rasanya terus hidup seperti ini. Sean rindu, ia rindu saat saat dimana ia bisa berkumpul dengan papa dan mamanya. Tapi sayang kedua orang tuanya itu selalu sibuk. Hanya kakak perempuanya saja yang masih sering memperhatikannya. Perlahan pria beralis tebal itu memejamkan matanya, berharap ia akan bermimpi indah malam ini.

Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang